nominasi grab umkm 3.jpg

3 Bisnis Ini Masuk Nominasi Inspirasi UMKM Pemberdayaan Komunitas dari Grab

21 Oktober 2020 14:02 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Nominasi Mitra Grab: Inspirasi UMKM Pemberdayaan Komunitas dok Grab
zoom-in-whitePerbesar
Nominasi Mitra Grab: Inspirasi UMKM Pemberdayaan Komunitas dok Grab
ADVERTISEMENT
Selain kualitas produk dan pemasaran, kontribusi suatu bisnis kepada komunitas dan lingkungan sekitar menjadi kunci penting agar UMKM bisa terus berkembang. Langkah ini tidak hanya dapat memajukan usaha tersebut, tapi juga mengangkat hidup komunitas di lingkungannya melalui pemberdayaan, saat bisnis UMKM tersebut juga bertumbuh.
ADVERTISEMENT
Terdapat sejumlah UMKM yang menggandeng pengrajin maupun produsen lokal dalam pengembangan bisnisnya. Tujuannya tak lain dan tak bukan ialah supaya bisa sama-sama produktif, inovatif, dan lebih mandiri.
Upaya yang telah mereka lakukan dalam memberdayakan komunitas ini patut diberikan penghargaan. Oleh karena itu, ada tiga brand lokal masuk nominasi Inspirasi UMKM #TerusUsaha untuk kategori Inspirasi UMKM Pemberdayaan Komunitas dari Grab.
Apresiasi ini merupakan bagian dari rangkaian acara di Festival UMKM Milenial #TerusUsaha dari kumparan yang bekerja sama dengan Grab. Simak langsung cerita pemberdayaan ketiga UMKM tersebut di bawah ini.

Kopi Sunyi, Jakarta

Kopi Sunyi dok Grab
Meski idenya ditertawai investor hingga harus belajar sendiri agar bisa menjadi sociopreneur handal, tekad Mario Gultom tetap kuat untuk mendirikan Kopi Sunyi sebagai kedai kopi dengan pekerja difabel.
ADVERTISEMENT
Tantangan tersebut tidak menyurutkan niatnya. Ia belajar bahasa isyarat, braille, sampai kumpul bareng teman-teman difabel. Ia juga melibatkan mereka dalam membangun Kopi Sunyi, mulai dari ragam menu sampai pemilihan desain interior.
Kini di Kopi Sunyi, dari juru parkir, barista, juru masak, sampai tim media sosial terdiri dari kawan difabel. Bisnis Mario ini juga telah bekerja sama dengan 30 komunitas di Jakarta.
Meski sempat terhenti karena pandemi, Mario mengaku terbantu karena mengubah penjualannya dari offline ke online menggunakan GrabFood. Ia juga terus mengupayakan untuk bisa membantu difabel lainnya yang kesulitan di tengah pandemi.

Sweet Sundae Ice Cream, Yogyakarta

Sweet Sundae Ice Cream dok Grab
Andromeda Sindoro memulai bisnis es krim ini saat masih berkuliah di Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Ia memiliki misi untuk memberdayakan peternak susu lokal agar memasarkan produknya dengan lebih baik.
ADVERTISEMENT
Laki-laki 31 tahun tersebut menyuplai susu segar untuk bahan produk es krim dan yogurtnya dari para peternak susu lokal, yang kini merasa sangat terbantu karena bisnisnya. Sweet Sundae Ice Cream menjadi pemasok utama usaha bisnis hotel, restoran, kafe, dan katering di Kota Pelajar tersebut.
Namun, pemasukannya anjlok hingga 80 persen saat pandemi menyerang. Andro pun beradaptasi cepat dengan mengubah yang tadinya hanya melayani bisnis, sekarang menjual kepada pelanggan secara online dan bergabung bersama GrabFood serta GrabExpress.
Dengan strategi ini, keuntungan Sweet Sundae Ice Cream meningkat sampai 85 persen, bisa mempertahankan 25 karyawannya, dan tetap membantu peternak susu lokal.

Du’Anyam, Nusa Tenggara Timur

Du'Anyam dok Grab
Di balik keindahan alam Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT) yang memanjakan mata, terdapat warisan budaya Indonesia berupa kerajinan anyaman yang sudah turun temurun digeluti oleh para mama-mama.
ADVERTISEMENT
Hal ini mendorong Du’Anyam, wirausaha sosial asal Jakarta yang berdiri sejak 2014, untuk memperkenalkan serta melestarikan budaya anyaman Flores kepada masyarakat luas, dengan desain-desain yang modern dan stylish.
Bersama ratusan perempuan di Pulau Flores, bisnis yang digawangi Azalea Ayuningtyas sebagai CEO, Yohanna Keraf selaku CCO, dan Melia Winata sebagai CMO ini memproduksi berbagai produk anyaman untuk fashion, home living, dan souvenir.
Du’Anyam bertujuan untuk mengentaskan kemiskinan di daerah Flores melalui pemberdayaan perempuan, yang memiliki keterampilan tenun anyaman tradisional tetapi belum memiliki akses pasar memadai. Du'Anyam juga memberi akses keuangan ke layanan kesehatan dan gizi yang lebih baik.
Du’Anyam juga berkolaborasi dengan Grab dalam meluncurkan paket produk berisi tas laptop, dompet, sampai name tag yang berbahan kulit imitasi dengan aplikasi anyaman khas Flores.
ADVERTISEMENT
Grab berkomitmen untuk mempercepat digitalisasi usaha lokal dan tradisional agar mereka bisa #TerusUsaha di tengah pandemi. Hingga saat ini, ada lebih dari 350.000 UMKM baru dan 7.000 pasar tradisional yang terdigitalisasi oleh Grab di tengah pandemi.
Nantikan pengumuman pemenang pada Rabu, 28 Oktober 2020.
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten