4 Cara Negosiasi Keuntungan dari Pekerjaan Pertama

4 Juli 2019 17:02 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
interview kerja lewat video . Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
interview kerja lewat video . Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Sebagai pekerja yang relatif baru, kamu juga tetap mempunyai hak untuk negosiasi dengan atasan kamu mengenai keuntungan yang akan kamu dapatkan dari perusahaan, lho.
ADVERTISEMENT
Enggak usah takut dan malu. Menutup mulut rapat-rapat enggak akan membawa kamu ke mana-mana.
"Apakah ini bisa dinegosiasikan?" harus menjadi kalimat yang kamu tanyakan ketika mendapat tawaran pekerjaan pertamamu. Kamu harus persiapkan alasan mengapa kamu menanyakan hal tersebut.
Jelaskan bahwa hal ini akan berdampak pada jangka waktu dan produktivitas pekerjaanmu.
Dilansir Her Campus, begini cara menegosiasikan keuntungan pekerjaanmu. Simak, yuk!
1. Asuransi kesehatan
Biaya berobat ke dokter bisa jadi sangat mahal. Asuransi kesehatan memang penting, tapi menegosiasikannya bisa sedikit sulit. Karena di beberapa kasus, asuransi kesehatan enggak bisa dinegosiasi. Jadi, saat kamu akan menerima tawaran pekerjaan, bandingkan juga asuransi kesehatannya.
Mungkin kamu akan mendengar beberapa istilah seperti "premiums", "copays", dan "deductibles". Tanyakan jika memang kamu enggak ngerti. Cari celah di mana kamu bisa bernegosiasi demi keuntunganmu dan keselamatanmu.
ADVERTISEMENT
2. Jadwal yang fleksibel
Ilustrasi waktu Foto: Thinkstock
Kamu bisa bernegosiasi dengan perusahaanmu soal jadwal yang fleksibel. Tentu saja jika enggak ada aturan ajeg dalam perusahaan tersebut soal jam masuk kantor. Biasanya, ketentuan jam kerja adalah delapan jam. Kamu bisa bernegosiasi mulai dari jam berapa jam kerjamu dimulai dan berakhir.
Misalnya, kamu bisa datang lebih pagi sehingga bisa pulang lebih cepat. Atau datang lebih siang tetapi pulang lebih larut.
Kamu bisa meyakinkan atasan kamu bahwa pada jam fleksibel itu kamu bisa lebih produktif, dan ada beberapa pekerjaan juga ada yang bisa kamu lakukan dari rumah.
Berikan juga beberapa contoh perusahaan yang memiliki jam kerja yang fleksibel. Sarankan juga periode uji coba untuk melihat efektivitas bekerja dari rumah dan berangkat terlambat atau awal. Namun, sesuaikan juga pada kebutuhan bidang pekerjaanmu.
ADVERTISEMENT
Banyak pekerja milenial saat ini telah mengubah jadwalnya menjadi fleksibel, jadi atasanmu seharusnya enggak menganggap permintaanmu terlalu aneh.
3. Jadwal libur
Liburan adalah hak yang kamu miliki. Saat bernegosiasi, ingatkan bahwa memiliki jadwal libur adalah hal yang penting demi keseimbangan dengan pekerjaanmu. Kalau kamu meminta jadwal libur lebih banyak, tenang aja, karena kamu mungkin bukan pertama kali yang meminta hal itu.
Berikan juga beberapa fakta mengenai pentingnya jadwal liburan bagi seorang karyawan.
Kamu juga bisa menawarkan bekerja secara remote sebagai hari libur tambahanmu. Tapi konsekuensinya, jangan mengeluh saat kamu liburan tapi harus tetap mengerjakan pekerjaanmu.
4. Negosiasi gaji
Ilustrasi menerima gaji. Foto: Shutterstock
Sebelum negosiasi soal gaji, kamu harus menunggu waktu yang tepat. Jangan tergesa-gesa membahas kenaikkan gaji pada atasanmu.
ADVERTISEMENT
Saat negosiasi, hindari menyebutkan angka lebih dulu. Tanyakan pada perusahaanmu terlebih dulu apa syarat untuk kenaikan gaji di posisimu.
Kamu juga bisa bandingkan gajimu dengan perusahaan lain di bidang yang sama. Pastikan juga kamu memiliki pengalaman dan keahlian yang memang pantas mendapatkan gaji yang kamu tawarkan. Perhatikan juga sikapmu saat bernegoisasi tentang gaji, jangan sampai kamu terlihat arogan, ya.
Semoga beruntung!
Penulis: Lavira Andaridefia