4 Strategi Menabung untuk Generasi Sandwich

15 Mei 2022 9:36 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi milenial menabung untuk generasi sandwich. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi milenial menabung untuk generasi sandwich. Foto: Shutterstock
Tidak mudah jadi generasi sandwich. Sebab, ia memiliki tanggung jawab finansial kepada orang tuanya. Tanggung jawab tersebut akan tetap ada meskipun ia telah berkeluarga dan memiliki anak.
Penghasilan yang seharusnya dipakai untuk membiayai hidup satu rumah tangga, justru menjadi tidak cukup, bahkan seringkali mengalami defisit. Beban semakin berat, tanggung jawab semakin besar. Hal ini lantas disinyalir menjadi penyebab generasi sandwich kerap mengalami stres, sehingga memengaruhi kesehatan mental.
Seperti yang ditemukan oleh penelitian American Psychological Association (APA), orang dewasa (usia 35-54) yang menjadi generasi sandwich ditemukan mengalami stres yang lebih tinggi, terutama ketika berbicara soal hubungan antara dirinya dengan orang tua dan anak.
Apakah kamu salah satu generasi sandwich?
Melihat fakta di atas, tentunya kamu tidak ingin hubunganmu dengan orang tua dan anak menjadi buruk karena persoalan finansial. Sebagai solusinya, kamu dapat mencari pertolongan untuk meringankan beban mental dan rasa stres, misal dengan sesekali melakukan hal-hal yang kamu sukai.
Selain itu, generasi sandwich juga perlu solusi dari segi finansial; yakni dengan belajar cara mengatur keuangan supaya pengeluaran tidak melebar dan mengalami pemborosan berkepanjangan.
Lantas, bagaimana caranya?

1. Lakukan perampingan aset

Buat daftar aset berhargamu sekarang dan lakukan perampingan aset dengan bijak! Foto: Shutterstock.
Pertama, yang perlu dilakukan adalah berdiskusi dengan orang tua dan membuat daftar soal aset yang dimiliki —terutama aset dengan biaya pajak yang tinggi— seperti rumah (properti) dan kendaraan.
Setelah melihat segala aset ini, kamu dan orang tua perlu bersama-sama sepakat soal penggabungan dan perampingan aset. Sebagai contoh, jika orang tua masih tinggal di rumah yang terpisah, kamu dapat mengajak mereka untuk pindah dan menetap bersama.
Dengan begitu, rumah yang kosong dapat disewa atau dikontrakkan. Alhasil, aset semakin ramping dan kamu bisa memperoleh pendapatan tambahan.

2. Mengajarkan kemandirian finansial kepada anak

Mengajarkan cara menabung yang bijak kepada anak adalah hal yang baik. Foto: Shutterstock.
Agar tidak merasakan beban keuangan seperti yang kamu alami saat ini, tidak ada salahnya perlahan-lahan mengajarkan anak tentang literasi finansial dari sekarang.
Mulai dari cara menabung yang kini sudah beragam, pengetahuan soal hemat dan boros, kesadaran untuk menahan nafsu sesaat, dan masih banyak lagi. Tentunya tidak perlu dilakukan secara paksa. Dengan memberikan pengertian dan pengajaran secara perlahan, anak dapat memproses keadaan finansial kamu juga, lho.
Pakar finansial, Chase Peckham, mengatakan, anak sudah mengerti tentang siklus keuangan sejak usia empat tahun, yakni ketika ia sudah bisa meminta “uang jajan”. Nah, pada momen ini kamu bisa memulai pengajaran supaya ia dapat mencapai kemandirian finansial di masa depan.

3. Mencoba produk asuransi kesehatan

Sudahkah dirimu terproteksi? Foto: Shutterstock.
Seiring bertambahnya usia, tak hanya fisik seperti kulit saja yang mengalami perubahan. Organ-organ di dalam tubuh pun ikut menua. Akibatnya, imunitas tubuh juga mengalami penurunan. Untuk itu penting bagi generasi sandwich untuk melindungi anggota keluarganya dengan proteksi ganda, misalnya memiliki asuransi kesehatan.
Dengan memiliki asuransi kesehatan, kamu dan keluarga akan mendapatkan proteksi kesehatan. Jika sewaktu-waktu membutuhkan perawatan serta pengobatan, maka asuransi akan meng-cover kebutuhan tersebut. Memiliki asuransi juga akan membuat kamu lebih tenang dalam menjalani hidup dan tidak kebingungan jika harus mengeluarkan dana besar untuk kebutuhan berobat.

4. Mengurangi pengeluaran yang tidak penting

Katakan "tidak" untuk pengeluaran yang konsumtif dan boros! Foto: Shutterstock.
Coba evaluasi cara kamu dalam budgeting, apakah masih ada pengeluaran yang sia-sia? Misalnya, biaya langganan streaming platform yang sudah tidak digunakan berbulan-bulan, atau biaya membership fitness yang hangus karena pandemi.
Segera kurangi pengeluaran yang tidak esensial agar bisa mengalokasikan dana lebih untuk tabungan. Setelah itu, segera rencanakan target biaya pensiun.