4 Tips Jadikan Streetwear sebagai Investasi

14 September 2018 17:53 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Koleksi-koleksi keluaran merek streetwear seperti Supreme, Off White, A Bathing Ape (Bape), sampai Stussy, selalu laris manis di pasaran. Pemburunya enggak hanya dari kalangan pekerja, tapi juga pelajar SMA dan mahasiswa.
ADVERTISEMENT
Sekali membeli, mereka biasanya harus mengeluarkan kocek sekitar Rp 2 juta sampai puluhan juta rupiah. Enggak murah memang, tetapi ternyata ada keuntungan yang mereka dapatkan di balik barang-barang tersebut.
YouTuber sekaligus Hypebeast enthusiast, Yoshi Setyawan alias Yoshiolo, mengatakan sudah mengeluarkan dana sebesar Rp 120 juta dari sekitar 37 koleksi Bape dan 7 barang Supreme-nya. Meski telah mengeluarkan uang ratusan juta, ia mengaku untung.
"Expected revenue kalau dijual semua pada nantinya itu dapat sekitar Rp 180 juta. Untung bersihnya berarti Rp 60 juta, kalau nanti sudah bosan dan ingin jual semuanya," kata dia kepada kumparan.
Kolektor barang streetwear, Yoshiolo, ketika ditemui kumparan, Jakarta, Jumat (14/8/2018). (Foto: Hesti Widianingtyas/kumparan)
Begitu pula Andra, mahasiswa Indonesia di Jerman yang juga mengoleksi barang-barang streetwear. Koleksinya sendiri kini kurang lebih berjumlah 75 barang, dengan total dana yang ia keluarkan mencapai 10 ribu euro atau Rp 173 juta.
ADVERTISEMENT
Cowok 23 tahun itu juga menyebut koleksi streetwear yang dimilikinya mendatangkan untung. Salah satunya saat Andra membeli sepasang adidas Yeezy Boost Zebra. Sneakers itu ia beli dengan harga 250 euro atau Rp 4,3 juta, yang kemudian dijual di Indonesia dengan harga Rp 17,3 juta alias 1000 euro.
Untuk mendapatkan untung dari koleksi streetwear, Andra dan Yoshi memiliki triknya tersendiri. Apa saja, ya? Berikut empat di antaranya.
1. Perbanyak pengetahuan soal merek
BAPE x FILA (Foto: Instagram @kaiweikaiwei)
Sebelum kamu terjun ke dunia streetwear, ada baiknya kamu kenali dulu merek-merek yang memiliki nilai jual tinggi sampai yang kurang laku di pasaran. Hal ini agar kamu bisa menentukan koleksi mana yang akan dibeli dan enggak.
Selain itu, belilah koleksi dari merek yang sudah punya prestise tinggi di pasaran. Yoshi menyebut produk dari merek Supreme selalu terjual habis karena tingkatannya sudah sangat tinggi.
ADVERTISEMENT
"Supreme itu dari dulu naik turun, tapi gara-gara eranya Yeezy sneakers, jadi naik lagi. Supreme secara hierarki sudah paling tinggi. Dia satu-satunya merek yang bisa kolaborasi sama Louis Vuitton, dan selama ini konsisten banget. Kalau beli dari dia itu pasti bisa kejual dengan harga lebih tinggi," pungkas Yoshi.
2. Jaga kondisi barang
Supreme x Louis Vuitton. (Foto: Dok. Louis Vuitton)
Apakah barang itu akan kamu jual kembali atau dijadikan koleksi pribadi, lebih baik kamu tetap menjaga kondisinya tetap terawat. Sebab, kamu enggak akan tahu berapa harga barang itu di kemudian hari.
"Kalau barang yang buat pribadi, gue pakai aja tapi kondisinya gue jaga. Biar masih ada value-nya kalau dijual. Ada juga sepatu yang gue beli dari dulu enggak pernah dipakai," kata Andra.
ADVERTISEMENT
3. Jangan ragu untuk membeli
Salah satu tenant di Farfest 2018 (Foto: Hesti Widianingtyas/kumparan)
Selain merawat dan menambah ilmu soal merek streetwear, kamu juga harus tahu bagaimana mendapatkan barang dengan harga miring. Yoshi menyarankan, bila kamu menemukan koleksi di bawah harga pasar, lebih baik langsung beli saja.
"Enggak usah mikir lagi, langsung beli. Misal ada toko yang tergolong steal deal, itu rebutan. Kalau ketemu yang harga market Rp 2 juta tapi dapatnya Rp 1,5 juta, langsung beli saja. Dijual lagi mungkin dapat Rp 1,8 juta. Kan, lumayan untung Rp 300 ribu," jelas dia.
4. Pintar-pintar tentukan waktu untuk resell
Streetwear di Irresistible Bazaar 11 (Foto: Ratmia Dewi/kumparan)
Bagi Andra, investasi di barang streetwear enggak jauh berbeda dengan membeli saham. "Harus tahu kapan mau jual cepat, atau tahan dulu agar value-nya naik. Harga resell, kan, juga naik-turun. Enggak selalu barang langka akan naik terus," ucap dia.
ADVERTISEMENT
Ia sendiri saat membeli barang yang memang akan dijual, tanpa waktu lama langsung ia jual dengan harga yang lebih tinggi. Tapi ia juga pernah menjual kaus Supreme Bogo-nya senilai 60 euro atau Rp 1 juta, dengan harga yang sama.
"Coba bayangin aja. Gue pakai itu selama setahun, terus gue jaga kondisinya masih bagus, dan gue jual dengan harga yang sama. Kan, gratis jadinya gue pakai kaus Supreme selama setahun," kata dia.