Untitled Image

5 Cara Memulai Gaya Hidup Sustainable dari Rumah, Sudah Coba Terapkan?

24 Januari 2022 12:00 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Dampak dari perubahan iklim terlihat semakin nyata. Hal itu bisa dirasakan dari suhu bumi yang semakin panas hingga ancaman badai tropis yang menyebabkan banjir di mana-mana.
Perubahan iklim berdampak sangat luas pada kehidupan kita. Kenaikan suhu bumi tidak hanya berdampak pada naiknya temperatur bumi tetapi juga mengubah sistem iklim yang mempengaruhi berbagai aspek pada perubahan alam dan kehidupan manusia, seperti kualitas dan kuantitas air, habitat, hutan, kesehatan, lahan pertanian hingga ekosistem wilayah pesisir.
Ilustrasi wanita sedang bercocok tanam. Foto: Shutterstock.
Bisa dibayangkan bagaimana kondisi masa depan bila imbas dari perubahan iklim ini terus dibiarkan? Untuk itu, kita tidak boleh tinggal diam.
Yuk, ambil bagian untuk mengurangi dampak perubahan iklim. Salah satu caranya dengan menerapkan gaya hidup ramah lingkungan (sustainable living) yang bisa dimulai dari aktivitas sehari-hari di rumah.

1. Membiasakan Perilaku Hemat Energi

Ilustrasi hemat energi. Foto: Shutterstock.
Mematikan lampu jika tidak lagi digunakan, menghemat daya listrik dengan mencabut kabel elektronik selesai digunakan, serta tidak mengisi baterai smartphone semalaman adalah langkah awal untuk menyelamatkan bumi dari perubahan iklim.
Ya, meski terlihat sederhana, membiasakan perilaku hemat energi dapat berkontribusi terhadap kelangsungan sumber energi yang tidak dapat diperbaharui seperti batubara. Pembangkit listrik kebanyakan berasal dari pembakaran batubara yang berasal dari fosil.
Fosil terbentuk dari tumbuhan dan hewan yang mati jutaan tahun lalu dan terendap di bawah tanah lalu membentuk lapisan-lapisan. Tekanan dan panas di bawah tanah mengubah fosil menjadi minyak, gas, dan biji batu bara. Inilah alasan mengapa bahan bakar fosil adalah sumber energi yang tak terbarukan (non-renewable energy). Suatu saat, bahan bakar ini akan habis.

2. Mengurangi Konsumsi Sumber Daya Alam yang Berlebihan

Ilustrasi membuang sampah makanan. Foto: Shutterstock.
Siapa yang memiliki kebiasaan makan terlalu banyak dan tidak habis, lalu sisanya dibuang begitu saja? Atau juga kebiasaan mandi dengan air yang melimpah? Perilaku seperti ini rupanya dapat memengaruhi perubahan iklim.
Fenomena makanan yang terbuang percuma telah menjadi isu global. Menurut UN Food and Agriculture Organizations (FAO), 1,3 miliar ton makanan terbuang percuma di seluruh dunia tiap tahunnya. Sampah makanan yang membusuk akan menghasilkan gas metan yang menjadi salah satu penyebab meningkatnya pemanasan global.
Sementara itu, terlalu lama berada di kamar mandi akan menghabiskan banyak persediaan air. Terlebih jika membiarkan air terus mengalir dan memenuhi penampungan (bak) air. Pasalnya, berhemat air merupakan wujud usaha kita dalam menjaga persediaan makanan di masa depan. Dengan begitu, hewan dan tumbuhan dapat tetap eksis dan cadangan makanan manusia pun terjaga.

3. Menggunakan Tas Belanja Bukan Kantong Plastik

Ilustrasi menggunakan tas belanja ramah lingkungan. Foto: Shutterstock.
Pembatasan pelarangan penggunaan kantong plastik sudah dilakukan untuk mengurangi volume sampah plastik yang dapat mencemari lingkungan. Namun masih saja banyak toko-toko yang masih menggunakan kantong plastik dengan alasan "kasihan para pelanggan".
Padahal langkah ini merupakan upaya pemerintah untuk mengurangi sampah plastik di Indonesia yang mengancam bumi beserta isinya. The National Plastic Action Partnership (NPAP) mencatatkan ada sekitar 4,8 juta ton per tahun sampah plastik di Indonesia tidak terkelola dengan baik seperti dibakar di ruang terbuka (48%), tak dikelola layak di tempat pembuangan sampah resmi (13%) dan sisanya mencemari saluran air dan laut (9%).
Sampah-sampah tersebut membuat jumlah emisi gas CO₂ terus meningkat dan menimbulkan berbagai dampak negatif terhadap bumi kita, seperti kerusakan ekosistem laut, masalah kebutuhan pangan, timbulnya cuaca ekstrim, bencana alam, dan lain-lain. Untuk itu penting untuk mulai budayakan penggunaan kantong belanja ramah lingkungan —bisa digunakan berkali-kali sehingga tidak menimbulkan sampah.

4. Menggunakan peralatan hemat energi

Menggunakan peralatan hemat energi merupakan bentuk peduli lingkungan. Sehingga, bila budget memungkinkan, berinvestasilah pada peralatan hemat energi sehingga bisa memberikan dampak positif bagi lingkungan. Contohnya adalah beralih menggunakan peralatan elektronik dari Electrolux.
Sebagai salah satu pemimpin global peralatan rumah tangga dan peralatan untuk penggunaan professional, Electrolux menghadirkan peralatan elektronik yang hemat energi seperti kulkas Electrolux NutriFresh™ Inverter dan mesin cuci Electrolux UltraEco Front Load Washer.
Fitur-fitur Kulkas Electrolux NutriFresh™ Inverter. Dok. Eelectrolux.
Tidak hanya menjaga kesegaran buah, sayuran,bahan makanan lain, Kulkas Electrolux NutriFresh™ Inverter juga terkenal hemat listrik. Contohnya, kulkas Electrolux NutriFresh™ Inverter seri ETB4600B dengan kapasitas 430 liter memiliki angka konsumsi energi listrik 346 kWH per tahun maka rumus biaya listrik dalam setahunnya adalah sebagai berikut.
Konsumsi energi listrik kulkas x tarif dasar listrik PLN
(Rp. 1467,67 per kWH untuk daya listrik 1300 Watt)
= 346 x Rp. 1467,67 = Rp 507.814
Jadi biaya yang dikeluarkan untuk kulkas Electrolux NutriFresh™ Inverter ETB4600B dengan kapasitas 430 liter dalam setahun hanya Rp 507.814, atau dalam sehari kita hanya harus menyisihkan uang sebesar Rp 1.391 dalam 365 hari (1 tahun).
Sementara itu, mesin cuci Electrolux UltraEco Front Load Washer memiliki berbagai kelebihan yang tak hanya membuat cucian lebih bersih terutama untuk pakaian berbahan halus, ia pun lebih hemat daya. Dengan teknologi UltraEco yang baru, mesin cuci akan dapat menyelesaikan siklus pencucian yang hemat energi hingga 70 persen dengan pemakaian daya listrik maksimal 350 watt per siklus.
Mesin cuci Electrolux UltraEco Front Load Washer. Dok. Electrolux
Dengan mengonsumsi lebih sedikit energi dan secara signifikan juga akan mengurangi tagihan listrik dalam jangka panjang. Untuk informasi lebih lengkap mengenai peralatan Electrolux, kamu bisa kunjungi https://www.electrolux.co.id/.

5. Menerapkan Zero Waste Cooking

Ilustrasi zero waste cooking. Foto: Shutterstock.
Ketika memasak, seberapa banyak sampah yang kamu hasilkan? Ya, tidak hanya soal kemasan, sisa bahan makanan yang tidak kamu masak ternyata berdampak besar bagi lingkungan. Untuk itulah penting menerapkan zero-waste cooking.
Zero-waste cooking adalah gerakan memasak tanpa menghasilkan limbah. Artinya, kamu harus berupaya memasak tanpa meninggalkan limbah sesedikit mungkin atau tidak sama sekali. Meski demikian, bukan berarti kamu harus memasukkan semua bagian makanan tersebut ke dalam makanan.
Misalnya saat kamu mengolah batang sayuran yang tidak digunakan, olahlah bahan tersebut jadi makanan tertentu. Kamu juga bisa mengolah sisa daging yang tidak digunakan, tulang ayam, dan sayuran menjadi kaldu untuk melezatkan masakan. Namun apabila ada bagian sayuran yang memang tidak bisa dimakan, kamu dapat menanamnya kembali.
Yuk jadi bagian untuk menjaga bumi tetap lestari untuk anak dan cucu kita nanti!
Artikel ini merupakan bentuk kerja sama dengan Electrolux
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten