Untitled Image

5 Kesalahan Finansial Mahasiswa, Mana yang Kamu Lakukan?

3 Mei 2023 11:00 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi mahasiswa mengatur finansial. Foto: Worawee Meepian/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi mahasiswa mengatur finansial. Foto: Worawee Meepian/Shutterstock
Banyak mahasiswa yang tidak ambil pusing soal urusan finansial. Umumnya mereka menganggap kalau mengatur uang hanya perlu dilakukan saat seseorang sudah punya penghasilan.
Padahal, sebagian dari mereka sudah mendapat uang saku dari orang tua, setiap pekan atau setiap bulan. Akhir bulan makan mi, bukan sesuatu yang baru, terutama buat mereka yang ngekos. Kamu pernah mengalaminya?
Ya, kesulitan di tanggal tua jadi tanda bahwa sebetulnya mahasiswa perlu melakukan manajemen keuangan. Namun alih-alih mengelola keuangannya, justru para kaum muda ini banyak melakukan kesalahan. Apa saja?

5 Kesalahan Finansial Mahasiswa

1. Tidak punya money management

Guys, kamu perlu belajar mengatur keuangan sejak kuliah, lho. Mulailah dengan membuat budget pengeluaran, mencatatnya, hingga mengevaluasi keuangan setiap bulan. Terbiasa melakukan tiga hal ini bisa bantu kamu lebih bijak saat punya penghasilan sendiri nantinya.
Dengan budgeting, kamu bisa menabung sebagian uang dari orang tua dan bisa membeli barang yang dibutuhkan di masa depan. Manajemen keuangan juga bisa menghindarkan kamu dari kesulitan di setiap tanggal tua.

2. Konsumtif, mengikuti keinginan

Ilustrasi kegiatan konsumstif. Foto: imtmphoto/Shutterstock
Bila temanmu mengajak nongkrong, jangan langsung diterima. Coba tanya ulang ke diri sendiri; apakah kegiatan itu bermanfaat?; cukupkah uang kalau ikut nongkrong?; apa ruginya kalau tidak ikut mereka?
Hindari mempertahankan gengsi dan gaya hidup kalau kamu memang hanya punya uang pas-pasan. Tapi, ini juga bukan berarti kamu sama sekali tidak ikut bergaul dengan sekitar.

3. Tidak punya tabungan

Masa-masa kuliah memang indah. Kebanyakan orang bisa menikmati waktu dan beraktivitas dengan leluasa. Meski banyak kegiatan, kita tidak perlu pusing memikirkan pengeluaran dan sumber uang karena “disponsori” orang tua.
Tapi, bagaimana kondisinya jika sudah memasuki masa mencari kerja? Banyak di antara para fresh graduate ini justru hanya berdiam diri di kamar dan tidak bisa menjaga relasi dengan teman. Ya, orang tua sudah tidak lagi provide uang dan mengharapkan kamu menghasilkan uang sendiri.
Jadi, selama masa kuliah masih berlangsung, coba selalu sisihkan uang agar kamu tidak kewalahan di masa-masa tertentu. Tak hanya itu, punya tabungan sedini mungkin juga membantumu bisa lebih cepat mencapai financial freedom.

4. Terbiasa dan menimbun utang

Ilustrasi keuangan di akhir bulan. Foto: MemoriesStocker/Shutterstock
Kamu pernah lupa ambil uang, belum ditransfer orang tua, atau kehabisan karena terlalu banyak jajan? Ya, memang bukan kebiasaan baru. Saling meminjamkan uang antar-teman juga sesuatu yang biasa saat kuliah.
Tapi, hal ini bisa jadi kebiasaan buruk di masa mendatang, lho. Kamu akan terbiasa menjadikan teman sebagai tabungan darurat saat tidak punya uang. Terbiasa berutang juga buruk untuk kesehatan keuangan serta kehidupan sosial di masa mendatang.

5. Skeptis pada asuransi dan investasi

Masih sehat dan belum perlu, jadi alasan standar anak muda enggan punya asuransi atau berinvestasi. Padahal, kini sudah banyak investasi yang bisa dilakukan dengan angka yang sangat terjangkau. Sedangkan, ikut asuransi sejak muda bisa meringankan biaya uang pertanggungan asuransi.
Kurangnya literasi keuangan juga membuat anak muda skeptis untuk memilih berbagai produk keuangan. Dilansir Katadata (2021), ada 85 persen generasi muda yang tidak sehat secara finansial. Hal ini disebabkan oleh rendahnya literasi finansial mereka, baik karena kurangnya akses maupun karena minimnya niat untuk mencari.
Untuk memberikan akses literasi finansial kepada para anak muda, Prudential Indonesia menghadirkan program Financial Literacy for Youth.
Program ini menyasar anak muda dengan menggunakan berbagai media sosial seperti Instagram dan TikTok. Langkah ini merupakan bagian dari komitmen Prudential untuk meningkatkan literasi keuangan di Indonesia.
Prudential Indonesia akan Financial Literacy for Youth dengan menyajikan konten kreatif yang lekat dengan kondisi finansial para kaum muda Indonesia. Harapannya, mereka bisa belajar pengelolaan keuangan dengan cara yang menyenangkan.
Tak hanya literasi, Prudential Indonesia juga menghadirkan Financial Literacy for Youth Festival. Acara ini dibuat untuk meningkatkan pemahaman terkait pentingnya manajemen keuangan untuk para siswa SMA maupun kuliah. Mereka akan diajarkan secara langsung berbagai hal terkait literasi keuangan, mulai dari asuransi, hingga ekonomi syariah.
Prudential sendiri punya empat fokus utama dalam upayanya meningkatkan angka pemahaman finansial ini.
Mencakup Literasi Keuangan untuk Perempuan yang bekerja sama dengan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA) yang mengadakan berbagai pelatihan terkait pengelolaan keuangan.
Mulai dari Literasi Keuangan untuk Komunitas Syariah yang mengedukasi masyarakat terkait keuangan syariah, hingga Literasi Keuangan untuk Anak-anak yang menumbuhkan pemahaman tentang uang dan pengelolaannya sejak dini melalui Program Cha-Ching.
Prudential Indonesia akan terus berupaya mengembangkan inisiatif terkait finansial untuk seluruh masyarakat Indonesia, termasuk anak muda. Sebab, Prudential percaya bahwa untuk mewujudkan kehidupan yang sejahtera di masa mendatang, harus dimulai sedini mungkin.
Artikel ini merupakan bentuk kerja sama dengan Prudential
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten