Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Bahkan, beberapa anak muda memegang peranan penting dalam mewujudkan kemerdekaan. Mereka terus bergerak demi menegakkan hak-hak rakyat dengan tanpa takut dan penuh semangat.
Dari banyaknya pahlawan muda Indonesia yang memperjuangkan kemerdekaan, kumparan telah merangkum lima di antaranya. Siapa saja mereka?
Chaerul Saleh
Chaerul merupakan Wakil Ketua Asrama Angkatan Baru Indonesia dan Ketua Umum Persatuan Pelajar Indonesia.
Ia menjadi salah satu tokoh penting di balik Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Chaerul memimpin rapat gelap di belakang Laboratorium Bakteriologi Gedung Eijkman Institute, Jalan Pegangsaan Timur Nomor 17, Menteng, Jakarta Pusat.
Pertemuan rahasia kelompok pemuda yang juga beranggotakan Sukarni, Wikana, dan pemuda lainnya dari Menteng 31 itu menuntut agar Soekarno dan Hatta segera membacakan proklamasi kemerdekaan Indonesia.
ADVERTISEMENT
Wikana
Lahir di Sumedang, Jawa Barat, pada 18 Oktober 1914, Wikana menjadi salah satu tokoh muda yang berjuang meraih kemerdekaan Indonesia.
Bersama Chaerul Saleh, Sukarni dan pemuda-pemuda lainnya dari Menteng 31, mereka menculik Soekarno dan Hatta dalam Peristiwa Rengasdengklok, agar kedua tokoh ini segera membacakan Proklamasi Kemerdekaan setelah kekalahan Jepang dari Sekutu pada 1945.
Wikana pada peristiwa pencetusan Proklamasi 1945 melakukan peran paling penting karena berkat koneksinya di Angkatan Laut Jepang atau Kaigun, Proklamasi 1945 bisa dirumuskan di rumah dinas Laksamana Maeda di Menteng yang terjamin keamanannya.
Selain itu, Wikana juga mengatur semua keperluan Pembacaan Proklamasi di rumah Bung Karno di Pegangsaan 56. Ia sangat tegang saat melihat Bung Karno sakit malaria pagi hari menjelang detik-detik pembacaan Proklamasi.
ADVERTISEMENT
Wikana pula yang membujuk kalangan militer Jepang untuk tidak mengganggu jalannya upacara pembacaan teks proklamasi.
Sayuti Melik
Sayuti Melik termasuk dalam kelompok Menteng 31, yang berperan dalam penculikan Sukarno dan Hatta pada 16 Agustus 1945. Bersama pemuda lain, mereka membawa Soekarno, Fatmawati, Guntur yang baru berusia 9 bulan, dan Hatta ke Rengasdengklok.
Tujuannya adalah agar Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta tidak terpengaruh oleh Jepang. Di sini, mereka kembali meyakinkan Soekarno bahwa Jepang telah menyerah dan para pejuang telah siap untuk melawan.
Sayuti menjadi salah satu pemuda yang ikut menyaksikan Bung Karno, Bung Hatta, dan Achmad Subardjo menyusun naskah proklamasi di rumah Laksamana Muda Maeda.
Setelah selesai pada dini hari 17 Agustus 1945, konsep naskah proklamasi itu dibacakan dan ditolak oleh para pemuda. Sebab, naskahnya dinilai seperti dibuat oleh Jepang.
ADVERTISEMENT
Dalam suasana tegang itu, Sayuti memberi gagasan agar Teks Proklamasi ditandatangani Bung Karno dan Bung Hatta saja, atas nama bangsa Indonesia.
Usulnya diterima dan Bung Karno segera memerintahkan Sayuti untuk mengetiknya. Ia mengubah kalimat "Wakil-wakil bangsa Indonesia" menjadi "Atas nama bangsa Indonesia".
Sukarni
Pada 1943, bersama Chairul Saleh, dia memimpin Asrama Pemuda di Menteng 31. Di tempat itu Sukarni menggembleng para pemuda untuk berjuang demi kemerdekaan Indonesia.
Setelah mendengar berita kekalahan Jepang, Sukarni ikut mendesak Soekarno dan Hatta untuk menyegerakan kemerdekaan.
Ia juga mengemban amanat dan bahu-membahu bersama kelompok pemuda lainnya dalam meneruskan berita tentang kemerdekaan Indonesia.
Sukarni membentuk Comite Van Aksi pada 18 Agustus 1945 yang tugasnya menyebarkan kabar kemerdekaan ke seluruh Indonesia.
ADVERTISEMENT
Margonda
Saat Jepang takluk setelah dijatuhi bom atom di Nagasaki dan Hiroshima pada 1945, Margonda aktif dengan gerakan kepemudaan dan membentuk laskar-laskar.
Margonda bersama tokoh-tokoh pemuda lokal di wilayah Bogor dan Depok mendirikan Angkatan Muda Republik Indonesia (AMRI).
Namun, tidak lama kemudian organisasi itu bubar dan para anggotanya terpecah-pecah. Margonda sendiri lantas tergabung dalam Badan Keamanan Rakyat di Bogor.
Dalam peristiwa Gedoran Depok, Margonda ikut mempertahankan kemerdekaan dan merebut kembali Depok dari tangan NICA.
Nah, untuk merayakan 17 Agustusan, kumparan menggelar acara Karnaval Kemerdekaan sebagai perayaan Hari Kemerdekaan secara digital di tengah pandemi COVID-19.
Rangkaian Karnaval Kemerdekaan dimulai pada 1 Agustus mendatang. Acara puncaknya tentu dilangsungkan pada 17 Agustus, tepat pada Hari Kemerdekaan RI.
ADVERTISEMENT
Karena perayaan Hari Kemerdekaan begitu identik dengan perlombaan, pada 1—16 Agustus diadakan Lomba Agustusan Virtual dengan hadiah jutaan rupiah. kumparan mengajak para pembaca untuk mengikuti sejumlah lomba, yakni Parade Filter Instagram, Virtual Kemerdekarun, Pawai Tik Tok Challenge, dan Merdeka Trivia Quiz.
Live Streaming Kemerdekaan yang dijadwalkan pada 17 Agustus mendatang menjadi main event dalam Karnaval Kemerdekaan. Dalam tiga jam, tepatnya pukul 12.00—15.00 WIB, pembaca disajikan beragam konten, yakni Virtual Talk Bersama Pejabat, Virtual Talk Bersama Public Figure, Panggung Komunitas, Konser Merah Putih, Panggung Komedi Negeri, Video indonesia Merdeka, serta Live Quiz.
Jadi, catat tanggalnya dan nantikan keseruan rangkaian Karnaval Kemerdekaan !