7 Tips Jitu Cari Sponsor untuk Pensi Sekolah

4 Februari 2019 10:40 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Penonton memadati SMAN 34 Jakarta untuk menyaksikan HSC 2018 Foto: Hesti Widianingtyas/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Penonton memadati SMAN 34 Jakarta untuk menyaksikan HSC 2018 Foto: Hesti Widianingtyas/kumparan
ADVERTISEMENT
Mencari sponsor buat mengadakan pentas seni (pensi) sekolah menjadi hal yang enggak boleh dilewatkan. Apalagi kalau kebutuhan dana pensi begitu besar dan modal yang dianggarkan sekolah hanya sedikit.
ADVERTISEMENT
Biasanya modal besar ini bisa didapatkan lewat sponsor. Nah, sebelum datang menawarkan proposal pensi ke sponsor ada baiknya kamu membaca tujuh tips berikut ini biar mudah menggaet sponsor. Apa saja, ya? 1. Berpikir sebagai sponsor Dalam acara #Loketalks bertema Make ‘Pensi’ Great Again di Gojek Headquarter, Jakarta Selatan, beberapa waktu lalu, Founder Info Pensi, Ardian Eka Putra menyarankan agar pertama-tama kamu sebagai panitia harus mampu berpikir seperti sponsor. “Mungkin kadang-kadang kalau kalian berpikir sebagai sponsor, kalian menaruh uang di pensi kalian, apa sih yang kalian mau? Exposure brand yang pertama. Lalu yang kedua salesnya naik mungkin, di situ kalian harus taruh di proposal penawaran yang lebih menarik,” kata cowok yang akrab disapa Ardi ini. 2. Penawaran menarik Penawaran menarik memiliki kemungkinan untuk menggaet sponsor yang lebih besar. Penawaran ini didapat setelah kamu mampu melakukan brainstorming ide dengan berpikir seolah-olah kamu adalah sponsor acara pensimu sendiri. Enggak perlu melulu mengikuti standar penawaran sponsor yang begitu-begitu saja, seperti barter logo. Tawarkan juga hal lain yang lebih menarik. “Contoh, sekarang eranya digital, eranya buzzer. Anggap aja kalian sponsor, terus gue punya 500 panitia yang sama dengan 500 akun Instagram. Mau enggak kalau misalnya 500 kita bikin activity di media sosial? Misal, ala-ala selebgram deh, kita pegang produk A, terus tagar (nama pensi x nama brand) #SkyAvenuexBrandA, itu gue kalau sebagai brand lebih mau, sih, sponsorin acara kalian,” ujar Ardi. 3. Tawarkan paket sponsor yang bervariasi Ketua pensi SMA Labschool Kebayoran Sky Avenue 2018, Shanika Thysa pun membagikan pengalamannya saat mencari sponsor. Dia menyarankan saat kamu ingin menawarkan sponsor ke perusahaan, buatlah paket sponsor yang bervariasi untuk tiap perusahaan. Jangan sama semua. “Karena pasti setiap perusahaan maunya beda-beda. Dan kalaupun dari mereka enggak ada yang mau dari paketnya, coba bilang ‘open for negotiation’. Kalian negosiasi sama mereka. Mereka maunya apa sih, mau lebih banyak eksposur atau yang lain?” kata cewek yang akrab disapa Thysa. 4. Pengemasan proposal yang unik “Sponsor itu sehari (menerima) ada sepuluh atau mungkin ratusan proposal yang masuk ke kantor dia. Kalau proposalnya bentuknya aneh-aneh, deh, bentuknya menarik, kalau gue sponsor akan gue tarik,” ujar Ardi. Cowok yang sudah sejak SMP kelas IX menonton pensi ini akan merasa penasaran ketika melihat proposal unik dan beda dari yang lain. Ardi beranggapan bisa jadi para pengirim proposal adalah anak-anak kreatif kalau dari pembuatan proposalnya saja sudah menarik. 5. Tap in Mencari sponsor harus serba kreatif. Seperti bagaimana Thysa menyikapi kekurangan dana saat deadline penutupan sponsor sudah akan berakhir. Dia mencoba untuk membawa masuk sponsor (tap in) untuk berpartisipasi langsung dalam pensi membuat dekorasi lorong (hallway). “Nah, itu sebenarnya kita enggak ada dana, tapi kita jual ke sponsor. Mau enggak beli hallway ini? Terus di hallway kalian (sponsor) bisa taruh logo kalian, bikin aktivasi apapun, acara apapun, pokoknya punya kalian, tapi kalian bikinin kita hallway,” terang Thysa. 6. Kirim email yang benar Soal email ini terkesan sepele, tapi fatal kalau salah. Terkadang kamu sering, kan, hanya sekadar menaruh proposal di lampiran tanpa memberi subjek dan menulis pesan pada badan email. Nah, cara mengirim email yang seperti ini salah karena sponsor enggak tahu apa maksud pengirim email. “Mungkin sederhananya emailnya begini, bisa ‘Hai nama saya ini, dari mana, saya ingin ..., dengan proposal ini saya bertujuan untuk ...’. Itu sebenarnya bukan karena minta dihormati banget. Tapi (sebagai sponsor) kita tahu, ‘Oh, ini proposal,’ takutnya kita klik virus, kan bahaya. Kita hati-hati juga,” jelas Ardi. 7. Riset Enggak cuma mengirim proposal ke sembarang brand atau perusahaan. Kamu juga harus riset kira-kira siapa yang bakal menerima tawaran sponsorship dari pensimu. “Lihat saja produk yang lagi sering iklan di TV, berarti dia lagi promo, tuh, coba deketin,” pungkas Ardi.
ADVERTISEMENT