Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Apa makna keberlanjutan bagi kamu? Buat sebagian orang, mungkin itu hanya sebuah konsep abstrak yang sulit dipahami. Namun, bagi Indonesia, keberlanjutan adalah pondasi masa depan untuk generasi yang akan datang.
Bicara keberlanjutan, hal pertama yang terbayang adalah lingkungan. Ya, Indonesia dianugerahi kekayaan alam yang melimpah, mulai dari hutan hujan tropis yang luas, lahan pertanian yang subur, hingga sumber daya mineral yang berlimpah.
Namun, kekayaan ini juga merupakan tanggung jawab besar bagi kita untuk menjaga dan mengelolanya dengan bijak—menggunakan sumber daya alam secara bertanggung jawab—sehingga dapat dinikmati oleh generasi-generasi mendatang.
Lingkungan Indonesia juga memiliki keanekaragaman yang unik, mulai dari hutan, pegunungan, pantai, hingga terumbu karang. Sayangnya kehidupan mereka kini dihadapi dengan ancaman serius seperti deforestasi, polusi, hingga perubahan iklim.
Menurut data dari Global Forest Watch, Indonesia kehilangan sekitar 440 ribu hektar hutan setiap tahunnya. Belum selesai dengan hal itu, kini peningkatan suhu juga terjadi lewat perubahan pola hujan yang ekstrem dan kenaikan permukaan air laut yang mengancam pulau-pulau kecil dan pesisir.
Selain lingkungan, keberlanjutan juga mencakup aspek ekonomi dan sosial. Dengan menciptakan lapangan kerja yang berkelanjutan, meningkatkan akses terhadap pendidikan dan layanan kesehatan, serta mengurangi kesenjangan sosial, Indonesia dapat menciptakan sumber daya manusia yang bertalenta–lebih inklusif dan memiliki berdaya saing.
Tentunya, inovasi dan teknologi juga memiliki peran penting dalam membangun masa depan yang berkelanjutan. Dengan mengadopsi teknologi hijau dan inovasi berkelanjutan, Indonesia dapat meningkatkan efisiensi sumber daya, mengurangi emisi polutan, dan meningkatkan produktivitas secara keseluruhan.
Keberlanjutan bukanlah sekadar pilihan, tetapi suatu keharusan bagi masyarakat Indonesia, khususnya generasi muda.
Saat terbiasa menghargai sumber daya alam, menjaga keseimbangan lingkungan, mengatasi tantangan perubahan iklim, meningkatkan kesejahteraan sosial dan ekonomi, serta menerapkan inovasi dan teknologi, kita dapat membangun masa depan yang berkelanjutan bagi Indonesia seperti yang dilakukan lima generasi muda di bawah ini. Mereka terlibat aktif dalam menjaga keberlanjutan Indonesia.
Theresia Dwiaudina Sari Putri, Pejuang Kesehatan di Pedalaman Desa Uzuzozo
Mungkin ini pertama kalinya kamu mendengar nama Desa Uzuzozo. Ya, desa ini berada di daerah terpencil di Indonesia tepatnya di Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur. Di desa inilah Theresia Dwiaudina mengabdi.
Pada saat itu, sedikit sekali tenaga kesehatan yang mau bertugas di Uzuzozo. Bagaimana tidak, selain terpencil, Desa Uzuzozo juga sangat sulit dijangkau.
Akses masuk yang sulit membuat masyarakat di desa ini sulit mendapatkan fasilitas kesehatan yang layak. Bahkan, ketika Thersia pertama kali datang, semua ibu hamil di Uzuzozo melahirkan dengan bantuan dukun beranak dan sebagian besar anak-anak mengalami stunting.
Melihat kondisi tersebut, membuat Theresia merasa iba, ia pun memutuskan untuk mengambil peran aktif dalam meningkatkan kesehatan masyarakat Desa Uzuzozo. Meski hanya digaji seikhlasnya, Theresia bekerja dengan setulus hati dan tidak pernah putus asa. Ia memulai dengan menyusun rencana sederhana untuk membentuk tim kesehatan sukarelawan di desa tersebut.
Semangat Theresia membuahkan hasil manis. Kehadiran dan peran aktifnya membuat semua ibu hamil di desa tersebut mendapatkan pemeriksaan kandungan ke bidan dan melahirkan di fasilitas kesehatan.
Dia juga mengajarkan para orang tua, terutama ibu-ibu, tentang pola asuh yang baik dan nutrisi yang sehat untuk anak. Hasilnya, jumlah bayi stunting di Uzuzozo terus berkurang.
Diana Cristiana Dacosta Ati, Pengabdi Pendidikan di Pelosok Papua Selatan
Bukan hal yang mudah menjadi guru sekolah dasar di desa terpencil. Itulah mungkin yang dirasakan oleh Diana Cristiana Dacosta Ati. Sejak 2018, Diana menjadi Guru Penggerak Daerah Terpencil di Kampung Atti, Kabupaten Mappi, Papua Selatan, SD tersebut merupakan satu-satunya di kampung tersebut.
Sebelum kedatangan Diana, aktivitas belajar-mengajar di SD Negeri Atti sudah lama terhenti. Akses yang sangat sulit dijangkau membuat SD tersebut jarang menerima kunjungan guru dari luar. Mirisnya, pada saat Diana tiba, siswa kelas 6 belum memiliki kemampuan membaca.
Melihat kondisi ini membuat Diana ingin mengambil peran aktif. Dengan memanfaatkan tiga ruang kelas dengan fasilitas terbatas—tanpa bangku dan meja—Diana bersama rekan-rekannya fokus mengajarkan keterampilan dasar seperti membaca, menulis, berhitung, serta menyebarkan semangat nasionalisme kepada para siswa.
Kehadiran Diana di SD tersebut membuat anak-anak Kampung Atti mulai menunjukkan kemampuan membaca dan menulis. Lambat laun, jumlah siswa di SD Negeri Atti mengalami peningkatan. Bahkan, sejumlah siswa telah berhasil melanjutkan pendidikan mereka ke jenjang yang lebih tinggi.
Alan Efendhi, Pengembang Minuman Sehat dari Aloe Vera
Resah melihat tingginya angka kasus gagal ginjal, diabetes, dan obesitas yang masih di Indonesia, membuat Alan Efendhi memutuskan untuk mengambil langkah proaktif.
Sebagai seorang pengusaha muda yang berasal dari Gunungkidul, Yogyakarta, Alan merasa terpanggil untuk turut berkontribusi dalam meningkatkan kesehatan masyarakat, terutama di wilayahnya sendiri, Yogyakarta.
Dalam usahanya untuk memberikan solusi bagi masalah kesehatan tersebut, Alan Efendhi menciptakan minuman sehat yang terbuat dari aloe vera –atau yang dikenal sebagai lidah buaya. Minuman ini tidak hanya menyegarkan, tetapi juga kaya akan nutrisi dan memiliki manfaat kesehatan yang baik bagi tubuh.
Melalui perusahaannya yang bernama Rasane Vera, Alan Efendhi tidak hanya memproduksi minuman sehat, tetapi juga melibatkan masyarakat sekitar dalam proses produksi. Ia berkolaborasi dengan petani lokal untuk membudidayakan aloe vera, sehingga tidak hanya memberikan manfaat kesehatan, tetapi juga berdampak positif pada perekonomian lokal.
Sejak didirikan pada tahun 2018, Rasane Vera telah berhasil menjalin kerja sama dengan lebih dari 125 petani binaan di berbagai wilayah, termasuk Kabupaten Gunung Kidul, Klaten, Bantul, dan Sleman.
Dengan kerja sama ini, Rasane Vera mampu memproduksi hingga 350 botol minuman sehat Aloe Liquid setiap harinya, memberikan kontribusi nyata dalam upaya menjaga kesehatan masyarakat, terutama di Yogyakarta yang masih dihadapkan dengan masalah kesehatan yang serius ini.
Reza Permadi, Perintis Digitalisasi Desa Wisata
Indonesia, sebuah negara yang kaya dengan keindahan alam yang memukau, sering kali terkenal dengan destinasi wisata yang sudah terkenal di dunia, seperti Bali, Yogyakarta, atau Pulau Komodo.
Namun, di balik kemegahan tempat-tempat tersebut, tersimpan ratusan bahkan ribuan hidden gems atau permata tersembunyi yang jarang diketahui oleh banyak orang.
Keberadaan hidden gems ini menambah pesona Indonesia sebagai destinasi wisata yang belum terjamah secara luas. Dari pantai-pantai tersembunyi dengan pasir putih yang lembut, hutan-hutan rimba yang masih alami, hingga danau-danau indah di tengah pegunungan yang mempesona, Indonesia menyimpan berbagai keajaiban alam yang layak untuk dieksplorasi.
Kondisi inilah yang membuat Reza Permadi tergerak untuk mengambil peran mempromosikan keindahan alam Indonesia terutama desa wisata yang penting untuk meningkatkan pemahaman dan apresiasi terhadap kehidupan pedesaan serta memperkuat ikatan antara penduduk desa dan wisatawan.
Dengan memperkenalkan pengalaman autentik dalam kehidupan pedesaan, promosi desa wisata dapat hubungan yang lebih dekat antara penduduk desa dan pengunjung. Ini dapat menciptakan kesempatan bagi wisatawan untuk belajar tentang kehidupan sehari-hari, tradisi lokal, serta nilai-nilai budaya yang terdapat di desa-desa tersebut.
Dengan demikian, promosi desa wisata bukan hanya tentang pariwisata, tetapi juga tentang membangun hubungan yang berkelanjutan antara berbagai komunitas dan mendorong saling pengertian antara urban dan rural.
Untuk mempromosikan keindahan alam Indonesia, Reza pun menghadirkan Autorin Visitor Management System (AVMS) yang diluncurkan pada 2019. AVMS membantu pengelola destinasi atau desa wisata untuk menjual paket, atraksi wisata, dan layanannya secara daring.
Saat ini, sekitar 100 desa wisata di Indonesia telah menggunakan AVMS dengan pola kemitraan. Autorin juga membantu mereka membangun database pengunjung dan mencatat keuangan.
Untuk memperkenalkan programnya Reza rutin menggelar Autorin Academy di mana dia memberikan pelatihan secara daring maupun luring bagi para pengelola destinasi wisata.
Reza berharap pada tahun 2030 sekitar 4.500 desa wisata di Indonesia sudah go digital dengan AVMS. Bekerja sama dengan desa-desa wisata dan ribuan operator tur yang ada, ia optimistis Autorin dapat mewujudkan pariwisata berkelanjutan di Indonesia.
Rengkuh Banyu Mahandaru, Pejuang Lingkungan Bermodal Limbah Pelepah
Pembungkus plastik dan styrofoam telah menjadi momok bagi lingkungan, terutama dari industri makanan. Banyak yang mencoba memecahkan masalah ini melalui daur ulang, namun tidak bagi Rengkuh Banyu Mahandaru. Ia mengambil langkah berbeda dari kebanyakan orang dengan menyoroti akar permasalahannya secara langsung.
Pada tahun 2018, Rengkuh mendirikan Pelepah, sebuah perusahaan rintisan yang menghasilkan kontainer makanan dari bahan baku pelepah daun pinang.
Dari awal yang sederhana, Pelepah kini mampu memasok pembungkus makanan ramah lingkungan dengan lebih dari 100 ribu kontainer per bulan.
Inisiatif Bayu tidak hanya berdampak pada lingkungan, tetapi juga memberikan peningkatan pendapatan bagi petani dan pengumpul pelepah pinang di daerah mereka.
Melangkah ke depan, Bayu berkomitmen untuk terus meningkatkan kapasitas produksi sambil mencari cara untuk mengoptimalkan biaya produksi.
Tujuannya adalah agar produk Pelepah dapat tersedia dengan harga yang lebih terjangkau, memotivasi lebih banyak orang untuk menggunakannya, dan pada gilirannya, membantu mengurangi dampak negatif pembungkus plastik dan styrofoam terhadap lingkungan.
Dapat Apresiasi SATU Indonesia Awards
Walau sudah mengalami kemajuan di berbagai bidang, kondisi negara dan masyarakat Indonesia masih jauh dari kata sempurna. Masih banyak yang harus dilakukan agar terjadi perubahan nyata.
Bukan hanya berpangku tangan menunggu pemerintah bergerak, masyarakat juga bisa bergerak sendiri dengan membuat perubahan di lingkungan sekitarnya, seperti yang dilakukan mereka.
Kerja keras Theresia, Diana, Alan, Reza, dan Rengkuh, berkontribusi untuk mendukung terciptanya kehidupan berkelanjutan melalui bidang Kesehatan, Pendidikan, Lingkungan, Kewirausahaan dan Teknologi. Upaya mereka pun mendapat apresiasi dari PT ASTRA International Tbk dan program SATU Indonesia Awards 2023.
Sosok mereka yang inspiratif dan memiliki semangat, sejalan dengan visi-misi ASTRA, berkarya dan memberikan manfaat bagi masyarakat dan lingkungan sekitar serta membawa semangat perubahan menuju Indonesia yang berkelanjutan.
Mereka merupakan lima dari banyaknya tokoh hebat yang menginspirasi. Apakah kamu juga telah membuat perubahan atau mengenal mereka yang telah membuat perubahan?
Daftarkan dirimu atau kelompokmu di sini untuk mengikuti 15th SATU Indonesia Awards 2024 untuk mendapatkan dana program serta mendapatkan pembinaan secara berkelanjutan.
Artikel ini dibuat oleh kumparan Studio