Scarf sejauh mata memandang

Alasan Brand Lokal Ini Tetap Pakai Bahan Ramah Lingkungan meski Mahal

25 September 2020 20:06 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Scarf sejauh mata memandang. Foto: Dok. Sejauh Mata Memandang
zoom-in-whitePerbesar
Scarf sejauh mata memandang. Foto: Dok. Sejauh Mata Memandang
ADVERTISEMENT
Ada anggapan bahwa brand lokal, khususnya di bidang fashion, yang memakai bahan ramah lingkungan mematok harga lebih mahal dari rata-rata.
ADVERTISEMENT
Menurut Chitra Subyakto selaku Founder dan Direktur Kreatif Sejauh Mata Memandang, bahan ramah lingkungan memang lebih mahal dibandingkan material lain seperti poliester. Tapi, hal itu tetap dilakukan demi fashion berkelanjutan.
"Seperti tencel, linen, katun, tidak seterjangkau poliester karena pengolahannya lebih banyak memakan waktu dan energi supaya ujung-ujungnya tidak jadi sampah," kata Chitra, seperti dilansir Antara.
Namun, barang-barang tersebut bisa mengurangi limbah tekstil.
Berdasarkan penelitian sampah di Indonesia oleh Greenpeace, sampah tekstil adalah salah satu yang dominan, selain sampah plastik sekali pakai.
"Banyak brand pakai poliester karena harganya terjangkau, tapi ujung-ujungnya jadi sampah abadi dan itu menyakiti kita semua," kata Chitra.

Produk dari Bahan Ramah Lingkungan Tak Mudah Jadi Sampah

Ilustrasi Ramah Lingkungan Foto: Pixabay
Maka itu, untuk berkontribusi kepada Bumi, setidaknya seimbangkan antara pilihan produk fashion yang akan dibeli. Jika masih punya barang fast fashion, coba gunakan juga produk dari bahan ramah lingkungan yang tahan lama dan tak mudah berakhir di tempat sampah.
ADVERTISEMENT
Secara otomatis, masa pakainya juga bisa lebih panjang, sehingga ikut berkontribusi mengurangi limbah tekstil.
Maka itu, Chitra memilih menciptakan desain yang enggak lekang oleh waktu, dengan bahan ramah lingkungan agar bisa dipakai kapan pun.
"Pakailah produk setidaknya 10 bulan, (dengan begitu) kita sudah kurangi emisi karbon gas 10 persen," ucap dia.
Selain menyeimbangkan pilihan produk fashion, bisa juga berkontribusi dengan membeli baju bekas, meminjam, menyewa, bertukar, atau menjahit sendiri demi mengurangi sampah dan limbah tekstil.
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten