Apa Itu Dark Jokes? Begini Penjelasan Akademisi
ADVERTISEMENT
Dark jokes menjadi fenomena yang mencuat di media sosial saat ini, khususnya di Twitter. Namun, gaya humor ini enggak jarang menuai pro dan kontra, terlebih saat penggunaannya dilakukan di tengah situasi yang enggak tepat.
ADVERTISEMENT
Menanggapi fenomena tersebut, Kunto Adi Wibowo selaku Dosen Prodi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran mengatakan, dark jokes menjadi suatu fenomena generasional. Artinya, hanya kelompok usia tertentu yang memahami candaannya.
“Mungkin ini humornya zaman anak-anak muda. Saya enggak bisa ketawa kalau ada dark jokes. Demikian halnya orang tua saya enggak bisa ketawa kalau ada satire jokes di zaman saya,” ungkap Kunto, dikutip dari laman Unpad.
“Gap itu yang membuat kita ketawa,” lanjutnya.
Sebagai seorang akademisi, Kunto belum bisa menilai apakah dark jokes merupakan candaan yang layak atau enggak. Sebab, harus ada kajian yang lebih dalam.
ADVERTISEMENT
“Kita harus pending adjust, sebenarnya ada apa di balik dark jokes. Apakah semata merendahkan orang supaya merasa lebih baik atau nyaman, atau kah ada semacam refleksi terkait dengan society,” jelasnya.
Dark Jokes Bisa Jadi Kajian Studi Baru
Menurutnya dark jokes bisa menjadi kajian baru bagi para ilmuwan. Apalagi saat ini referensi ilmiah mengenai humor masih belum memadai, seperti bagaimana motif yang digunakan, refleksi apa yang ingin disampaikan, hingga bagaimana tanda-tanda atau semiotik yang dimainkan di dark jokes.
Terlepas dari pro dan kontra dark jokes, Kunto mengatakan bahwa media sosial pada prinsipnya bersifat demokratis. Demokrasi ini enggak diimbangi dengan aturan yang membatasi. Hal ini yang mendorong orang bebas mengutarakan berbagai pendapat.
ADVERTISEMENT