Cerita Anak Tukang Las Diterima Kuliah Teknik UGM Tanpa Tes

23 Juni 2021 16:54 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Universitas Gadjah Mada (UGM) tetap menggelar upacara Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas). Foto: Dok. Humas UGM
zoom-in-whitePerbesar
Universitas Gadjah Mada (UGM) tetap menggelar upacara Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas). Foto: Dok. Humas UGM
ADVERTISEMENT
Alfin Syadad (18) tetap semangat kuliah di tengah keterbatasan dan kesederhanaan keluarganya.
ADVERTISEMENT
Meski tidak mudah, dia akhirnya diterima kuliah di Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik UGM tanpa tes.
Bahkan, Alfin menjadi kandidat penerima beasiswa Kartu Indonesia Pintar (KIP), yang akan membebaskannya dari biaya kuliah selama 8 semester.
Alfin Syadad dan keluarga dok UGM
Alfin merupakan anak ke-4 dari lima bersaudara pasangan Afrinaldi (60) dan Wirdawati (51), asal Jorong Tigo Suku, Nagari Paninjauan, Kota Padang Panjang, Sumatera Barat.
Ayahnya merupakan satu-satunya tulang punggung keluarga yang sehari-hari bekerja di bengkel las milik saudara, di kawasan Bukittinggi. Pendapatan yang diperoleh terbilang pas-pasan untuk menghidupi keluarga besarnya.
“Sebelumnya papa ada usaha bengkel las untuk bikin pagar di Bukittinggi, tetapi sejak pandemi COVID-19 sepi pelanggan. Akhirnya tutup usaha dan sekarang ikut paman membantu usaha bengkel las juga dengan pendapatan yang tidak menentu,” kata Alfin, dilansir laman UGM.
ADVERTISEMENT
Sebelum tinggal di Padang Panjang, dia dan keluarga sempat lama tinggal di kontrakan di Bukittinggi. Namun, saat masih kelas 2 SMP, keluarganya memutuskan untuk pindah ke Padang Panjang karena perekonomian yang kurang stabil.
Tak jarang saat SMA Alfin terpaksa tidak masuk sekolah karena tidak memiliki ongkos untuk naik ojek. Setiap harinya Alfin menggunakan jasa ojek untuk sampai ke sekolah di SMAN 1 Padang Panjang.
Alfin sempat merasa lelah menjalani hidup yang serba pas-pasan. Terkadang dia merasa iri melihat teman-temannya yang hidup dalam kecukupan.
“Ya, kadang sempat ngeluh sama diri sendiri, melihat teman-teman bisa beli ini itu sementara aku tidak bisa. Kata mama ini cobaan hidup biar kamu lebih semangat di masa depan,” ungkap dia.
ADVERTISEMENT
Alfin selalu mengingat nasihat sang mama dan tetap semangat menjalani hidup. Keterbatasan yang ada membuatnya terus semangat dan berprestasi di sekolah.
Tidak sedikit prestasi yang berhasil diraih Alfin. Salah satunya juara 2 Olimpiade Mekanika Nasional 2020 kategori Matematika, juara 2 Lomba Padang Panjang Edu Week Mathematics Olimpiade se-Sumatera Barat, Riau, Jambi 2020, finalis kompetisi Unlimited Math Tingkat Nasional 2019, dan finalis Kompetisi Sains Nasional 2020.

Mewujudkan Mimpi Bisa Kuliah

Alfin Syadad dok UGM
Bisa kuliah telah menjadi keinginannya sejak kecil, dan dengan modal semangat pantang menyerah, Alfin semakin dekat meraih impiannya.
Menurut Alfin, kuliah bisa memberikannya masa depan yang cerah. Dia melihat kakak sulungnya yang merupakan alumni Universitas Riau, dan bisa bekerja di BUMN karena mengenyam pendidikan tinggi.
ADVERTISEMENT
Namun, kakak keduanya tidak sempat kuliah dan bekerja di rumah makan di Serpong, Banten, sejak lulus SMK.
“Sebenarnya orang tua tanya ke kakak mau kuliah tidak, tapi waktu itu milih enggak kuliah karena kondisi keluarga lagi turun,” tutur Alfin.
Sementara, kakak ke-3 masuk di Politeknik Negeri Padang di 2020 dan mendapatkan beasiswa KIP. Alfin juga punya adik bungsu yang masih duduk di bangku sekolah dasar.
Alfin berharap nantinya sang adik juga bisa kuliah agar bisa membuka jalan masa depan yang lebih baik.
“Orang tua mendukung anak-anaknya kuliah, tetapi harus cari beasiswa, kalau biaya sendiri tidak sanggup. Awalnya Alfin juga sempat dilarang ambil di UGM karena tidak ada biaya. Semoga nantinya bisa lolos mendapat beasiswa KIP, kalau tidak dapat, ya, cari kerja sambil kuliah,” terang dia.
ADVERTISEMENT
Alfin juga berharap bisa kuliah dengan lancar dan tepat waktu. Selepas lulus jika ada kesempatan, dia ingin melanjutkan studi ke jenjang S2 untuk mengejar mimpinya menjadi dosen.