Cerita Pelajar Sekolah Internasional: Tak Ada Aturan soal Penampilan

30 Oktober 2018 20:35 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi guru di sekolah (Foto: geralt)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi guru di sekolah (Foto: geralt)
ADVERTISEMENT
Banyak orang berpandangan, bahwa sekolah internasional itu punya kualitas yang jauh lebih bagus karena kultur dan kurikulum yang diterapkan berbeda dengan kurikulum sekolah pada umumnya. Namun, enggak semua orang bisa dengan mudah menyandang status pelajar di sekolah internasional.
ADVERTISEMENT
Sebabnya, biaya yang sangat mahal membuat sekolah internasional ini terkesan eksklusif dan menjadi prestise bagi sebagian kalangan.
Terlepas dari embel-embel sekolah mahal, tentu kita semua, --para pelajar sekolah negeri atau swasta pada umumnya--, penasaran, bagaimana sih rasanya menjadi pelajar di sekolah internasional?
Untuk itu, kumparan bertanya pada dua alumni sekolah internasional, Kalista dan Niya soal suka duka menjadi pelajar di sekolah internasional.
Kalista, alumni dari Global Jaya International School mengatakan, di sekolahnya enggak ada aturan yang mengikat soal penampilan para murid. Dia menyebut, enggak ada regulasi khusus mengenai panjang atau pendeknya rok yang dikenakan siswi misalnya, atau larangan untuk mengecat rambut.
"Di sekolahku enggak ada rules enggak penting kayak gitu (yang mengatur penampilan), bahkan di sekolahku juga lebih santai, kayak kalau mau pacaran di sekolah juga enggak apa-apa," tambahnya.
Ilustrasi sekolah internasiona. (Foto: Wikimedia Commons)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi sekolah internasiona. (Foto: Wikimedia Commons)
Namun, enggak semua sekolah internasional membebaskan murid-muridnya lho, semua itu tergantung sistem yang dianut sekolah tersebut juga. Sebagai contoh, sekolah Niya, International Islamic Boarding School, sekolah asrama yang berlandaskan ilmu agama ini bahkan memisahkan antara pelajar cewek dan cowok.
ADVERTISEMENT
Sekolah asrama berbahasa Inggris-Arab ini juga memastikan para murid melaksanakan salat lima waktu dan menghafal surat Alquran.
Karena pergaulan antara cewek dan cowok dibatasi, enggak jarang mereka berkomunikasi dengan cara yang cukup unik. Niya memaparkan, jika ada murid cewek-cowok yang berpacaran, mereka akan diam-diam curi pandang jika ada kesempatan. Sekolahnya tentu saja enggak membolehkan pacaran, tapi, ya, namanya juga anak muda.
"Aku dulu pas pacaran bahkan pernah nekat tukeran flashdisk sama buku diary," ujar Niya.
Yap, begitulah cara mereka berkomunikasi. Entah saling berbagi referensi musik, film, bacaan, atau pemikiran masing-masing.
Selain itu, Niya juga memaparkan, saat weekend tiba, dia dan teman-teman asrama putrinya naik bus untuk berkunjung ke mall berami-ramai.
ADVERTISEMENT
"Dulu tuh itu sih serunya, bisa keluar (sekolah asrama) tuh seneng banget rasanya," tandasnya.
Tapi, sebagaimana kehidupan pelajar pada umumnya, enggak hanya suka saja yang dirasa, tapi juga ada kalanya mereka merasakan enggak enaknya jadi murid sekolah internasional.
com-Ilustrasi Sekolah (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
com-Ilustrasi Sekolah (Foto: Thinkstock)
Niya yang sekolahnya berbasis asrama tersebut mengungkap, hal yang membuatnya enggak nyaman adalah ketika harus berbagi ruangan bersama yang lain. Sudah hilang privasi, terkadang roommate-nya tersebut ternyata enggak membuatnya nyaman karena jorok, berisik, atau enggan berbagi makanan.
"Soalnya meskipun makanan sudah disediakan tapi tetap aja bosan, kadang pengin makanan kaki lima, hahaha..," ujarnya dibarengi tawa.
Lain Niya, lain pula masalah yang dihadapi Kalista. Jika Niya lebih merasa enggak nyaman karena peraturan dari sekoahnya, Kalista justru merasa yang paling membebaninya selama menjadi pelajar di sekolah internasional adalah beratnya ketika ujian.
ADVERTISEMENT
"Kami setiap mata pelajaran itu jadi ada dua exam. Yang satunya lagi itu berupa essay paper. Selain itu ada essay tambahan namanya Extended Essay sama Theory Of Knowledge," jelasnya.
Ditambah, setiap essay yang dibuat oleh para murid biasanya ditentukan panjang kalimat dan katanya.
Ternyata, jadi murid sekolah internasional enggak seenak yang orang-orang kira, lho. Di balik image dan prestise yang diperlihatkan, nyatanya kedisiplinan dan tanggung jawab lebih juga dituntut dari seorang pelajar sekolah internasional.
Jadi, kamu lebih pilih sekolah internasional, atau sekolah umum biasa?