Dampak Bullying terhadap Kesehatan Mental Remaja
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Anak remaja yang menjadi korban bullying lebih mungkin mengalami depresi. Tanda-tanda depresi yang paling umum seperti masalah tidur, perubahan nafsu makan, gangguan emosi, dan bahkan pikiran untuk bunuh diri. Bahkan, anak remaja yang mengalami depresi mungkin akan kehilangan kesenangan dalam aktivitas yang pernah membuat mereka bahagia.
Tindakan bullying yang kerap ditemui pun beragam seperti mengancam, mengejek, menghina bahkan melakukan kekerasan antar sesama. Tentu saja dampak bullying ini tak bisa dianggap remeh karena dapat menghancurkan perkembangan akademik dan sosial mereka.
Berikut ini ada beberapa dampak perilaku bullying terhadap anak remaja yang perlu kamu waspadai. Apa saja? Simak selengkapnya.
Bullying dapat membuat mereka lebih mungkin untuk mengembangkan kecemasan
Kecemasan dapat berkembang karena anak remaja takut diintimidasi di setiap kesempatan. Perasaan cemas inilah yang dapat mempersulit mereka untuk menjalin hubungan dengan teman, teman sebaya, bahkan guru.
ADVERTISEMENT
Mereka mungkin menganggap dirinya kurang berharga dibandingkan orang lain
Mereka mungkin merasa orang lain lebih baik dari mereka dan percaya bahwa mereka tidak pantas menikmati kebahagiaan dan kesuksesan yang sama seperti anak-anak lain.
Peningkatan isolasi diri
Anak remaja yang diintimidasi sering merasa sangat buruk tentang diri mereka sendiri sehingga mereka mencoba mengasingkan diri dari teman sebaya, anggota keluarga, dan teman mereka. Mereka akan menghabiskan banyak waktu tertutup di kamar atau mungkin tidak ingin pergi ke sekolah sama sekali.
Kehilangan kepercayaan diri
Salah satu efek pertama yang dirasakan anak remaja jika mereka terkenal bullying adalah hilangnya kepercayaan diri. Misalnya, mereka sering merasa bahwa mereka tidak sebaik orang yang menindas mereka. Mereka mungkin merasa tidak pantas untuk mencoba aktivitas tertentu. Hilangnya kepercayaan diri ini dapat memengaruhi area kehidupan lainnya.
ADVERTISEMENT
Meningkatnya kritik diri
Anak remaja yang diintimidasi sering kali keras pada diri mereka sendiri. Mereka mungkin sering mendengar pernyataan negatif dari pelaku intimidasi sehingga mulai percaya bahwa pernyataan itu benar.
Mereka mulai merasa buruk tentang sesuatu yang tidak mungkin berubah, seperti warna rambut, warna kulit, atau tinggi badan. Mereka juga merasa malu tentang kejadian atau perilaku yang membuat mereka semakin dipermalukan oleh pelaku intimidasi.
Laporan Mutiara Oktaviana