Di 7 Momen Ini Sebaiknya Kamu Diam agar Terhindar dari Masalah

Ilustrasi Photo by Sound On from Pexels

Tiap orang punya pendapat dan ingin didengar. Tapi dalam beberapa keadaan, ada baiknya kamu memilih buat diam agar terhindar dari konflik.

Yap, kayak kata pepatah, "Mulutmu Harimaumu", apa yang kamu katakan bisa menyerangmu. Berbicara di waktu yang salah bisa membuatmu terlibat dalam masalah.

So, ini dia tujuh momen di mana kamu sebaiknya lebih memilih buat diam, seperti dilansir Times of India.

1. Ketika ada kesalahan

Kamu mungkin pernah melakukan kesalahan. Tapi orang lain telah melupakan hal itu. Ini adalah saat yang tepat untuk enggak mengingatkan mereka apa yang telah kamu lakukan sebelumnya, karena itu akan menyelematkanmu dari drama lain.

2. Saat ingin mengungkap rahasia orang lain

Ketika kamu mau mengungkap rahasia atau ingin orang lain jujur, coba gunakan strategi diam sambil menatapnya. Ini bisa membuat lawan bicara merasa tertekan atau salah tingkah. Lama-lama dia bisa secara otomatis memberi tahu banyak hal kepadamu.

3. Ketika pertanyaanmu enggak dijawab

Saat kamu sudah mengajukan sebuah pertanyaan kepada seseorang, lebih baik bersabar dan menunggu jawabannya. Daripada kamu terus menyerangnya dengan pertanyaan lain.

4. Saat pendapatmu sepertinya enggak dibutuhkan

Terkadang enggak bisa berpendapat soal suatu isu, enggak masalah, kok, gaes. Kamu enggak perlu jadi orang yang serba tahu, padahal bisa jadi pendapatmu itu salah. Kalau merasa enggak paham atau pendapatmu enggak dibutuhkan, lebih baik diam.

5. Ketika berbicara justru menambah masalah

Kalau kamu merasa berbicara justru bakal memperkeruh suasana, lebih baik diam. Analisis situasinya terlebih dahulu dan kemudian berbicaralah jika perlu.

6. Diam meski tahu apa yang dibicarakan

Terkadang tetap diam itu lebih baik meski kamu tahu apa yang sedang dibahas. Sebab kalau berbicara, bisa jadi kamu justru dianggap sotoy, gaes.

7. "Kan udah dikasih tahu"

Ketika seseorang mengalami masalah padahal sudah kamu beri nasihat, lebih baik diam saja. Kamu enggak perlu mengungkitnya kembali. Bantulah dia buat melewati masalah itu, daripada kembali menasihatinya.

Laporan: Afifa Inak