Disney-Howard University Hadirkan Program untuk Dukung Pendongeng Kulit Hitam

6 Juli 2022 13:04 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Disney Plus.
 Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Disney Plus. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Disney dan Howard University meluncurkan program multiyear untuk mendukung para pendongeng berkulit hitam.
ADVERTISEMENT
Mengutip Hollywood Reporter, Disney bermitra dengan Howard University untuk membantu memajukan peluang bagi siswa yang kurang terwakili di bidang media dan hiburan.
Hingga akhirnya, perusahaan ini meluncurkan program Disney Storyteller Fund di Howard University. Kabar ini juga disampaikan oleh Walt Disney Company pada 3 Juli 2022 di Essence Festival of Culture.
Program multiyear ini akan memberikan tunjangan selama lima tahun untuk proyek siswa yang berfokus pada mendongeng di seluruh animasi, desain digital, game, jurnalisme, live action, seni pertunjukan, desian produk, desain visual, realitas visual, dan banyak lagi.
Disney juga mendanai ruang kolaboratif kreatif baru di Howard University. Mereka juga mengatakan akan memberikan akses ke pembicara, mentor, dan magang kepada siswa dalam program untuk membantu memicu minat di bidang yang dibutuhkan demi membangun keterampilan serta karier masa depan dalam mendongeng.
ADVERTISEMENT
“Di seluruh merek Disney, kami bekerja untuk memperkuat suara-suara yang kurang terwakili dan kisah-kisah yang tak tersampaikan. Disney Storyteller Fund di Howard akan membantu kami mendukung mahasiswa dan inovasi serta kreativitas yang telah dikembangkan di universitas selama lebih dari 150 tahun. Kami sangat bersemangat untuk membantu generasi pendongeng kulit hitam berikutnya dalam mewujudkan ide-ide mereka,” ungkap Jennifer Cohen selaku Eksekutif VP penanggung jawab sosial perusahaan.
Program ini sendiri merupakan bagian dari investasi dan kolaborasi sosial Disney, termasuk program STEM usia sekolah untuk meningkatkan akses karier dalam mendongeng serta inovasi bagi mereka yang secara historis kurang terwakili.
Laporan Afifa Inak