news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Double Degree, 'Tiket Emas' untuk Dapat Dua Gelar Sarjana Sekaligus

27 April 2018 21:17 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi wisuda (Foto: Shutterstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi wisuda (Foto: Shutterstock)
ADVERTISEMENT
Peribahasa 'sekali mengayuh, dua tiga pulau terlampaui' mungkin dapat dijadikan perumpamaan yang cukup tepat bagi mereka yang berkuliah untuk dua gelar sarjana dalam jenjang waktu yang bersamaan, atau lebih dikenal dengan istilah double degree.
ADVERTISEMENT
Meskipun terdengar menarik, menjalani kuliah untuk dua gelar yang berbeda dalam satu waktu, mungkin tidaklah mudah. Jangankan untuk menggapai dua gelar, satu saja terkadang tidak selesai-selesai.
Meski begitu, hal tersebut bukan tidak mungkin untuk dilakukan. Tak sedikit mereka di luar sana yang telah mampu membuktikan bahwa, mendapatkan dua gelar sarjana sekaligus dalam empat sampai lima tahun ternyata memungkinkan.
Namun, apa saja yang sekiranya perlu dipersiapkan untuk mengikuti program double degree selain, tentunya, kesiapan fisik dan mental? kumparan (kumparan.com) menanyakan pengalaman Hasnatika (23), perempuan asal Bogor yang sempat mengikuti program double degree.
"Mungkin agak berat dalam hal biaya baik tution fee maupun living cost karena harus ditanggung sendiri. Selain itu syarat IPK di atas 3,5 dan bahasa Inggris menjadi kendala buat sebagian peserta," jawabnya.
ADVERTISEMENT
Selain itu, perempuan yang dulu mengambil jurusan Hubungan Internasional di salah satu kampus swasta di Yogyakarta dan Adelaide, Australia, itu pun menekankan, kemampuan berbahasa Inggris menjadi sesuatu yang sangat krusial saat memutuskan untuk menjalani double degree di negara yang berbeda.
Sebab, menurutnya, hal tersebut akan menjadi salah satu penentu terbesar apakah kampus yang menjadi tujuan akan memberikan surat penawaran (offer letter) atau tidak.
"Untuk kampus saya waktu itu, Flinders University, mahasiswa internasional untuk jenjang sarjana harus memiliki nilai IELTS min 6.0 atau TOEFL IBT minimal 7," tuturnya.
Hasna pun tak menafikkan bahwa mengikuti kuliah double degree memang cukup sulit. Selain harus menyiapkan segala macam detail persyaratan, deretan tugas yang menumpuk pun terkadang menjadi sebuah tantangan yang cukup berat.
ADVERTISEMENT
"Tapi akhirnya (saya) bisa selesai karena usaha yang keras. Terutama harus mengerjakan semua tugas dengan baik. Contohnya seperti mencari bantuan editor untuk (periksa) essay, sharing dengan tutor dan mahasiswa yang lain," kenang Hasna.
Ia bahkan mengatakan sempat menyaksikan beberapa orang yang harus 'tumbang', dan tak melanjutkan perburuan gelarnya karena hal tersebut. Ditambah lagi dengan metode belajar mengajar yanng cukup berbeda dengan di Indonesia.
Gilang (24), contohnya. Alumni salah satu universitas negeri di Jawa Barat ini, harus 'menyerah' dari perburuannya akan gelar Sarjana Hukum di salah satu universitas swasta di Bandung.
"Awalnya sih enggak kepikiran untuk ambil double degree. Apalagi beda kampus. Tapi, pas tahun pertama kuliah di sejarah merasa kurang pas sampai akhirnya ada tawaran untuk kuliah di hukum dan berhenti di sejarah," tuturnya.
ADVERTISEMENT
"Tapi karena aku mikirnya masuk sejarah kan lewat SNMPTN. Jadi banyak orang yang pengin masuk sini jadi agak enggak rela aja kalau harus keluar dari (jurusan) sejarah," lanjutnya.
Ada tiga hal yang ia anggap saat itu menjadi kendala utama. Pertama, jarak antara kedua kampus cukup berjauhan. Kedua, jurusan yang ia ambil pada saat itu, yakni Ilmu Sejarah dan Ilmu Hukum, berada pada disiplin yang cukup berbeda. Ketiga, jadwal kegiatan di kedua kampus yang cukup berbeda.
Singkat cerita, dengan segala pertimbangan yang telah ia buat, Gilang pun akhirnya memilih untuk berhenti berkuliah di jurusan Ilmu Hukum dan hanya fokus di Ilmu Sejarah saja.
Meski begitu, baik Hasna maupun Gilang, keduanya mengakui program double degree dapat memberikan cukup banyak manfaat bagi mereka. Selain bisa mendapatkan dua gelar sekaligus, double degree juga bisa memberikan kita banyak ilmu dari disiplin yang berbeda-beda.
ADVERTISEMENT
"Pesannya sih, sebelum memutuskan untuk double degree agar lebih yakin ajah untuk mengambil keputusan itu. Karena banyak risiko ke depannya yg pasti bakal menyita waktu dan konsentrasi kalian," tutup Gilang.