Empati Bisa Kurangi Masalah dan Dendam pada Pasangan

7 Oktober 2019 12:06 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi pasangan bertengkar. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pasangan bertengkar. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Berantem dalam pacaran itu biasa. Ibaratnya, konflik atau berantem itu bisa jadi bumbu dalam hubungan kalian.
ADVERTISEMENT
Tapi, kalau sudah menyertakan dendam, itu bisa buat berantem biasa jadi enggak biasa. Bisa-bisa malah bikin pacaran jadi runyam.
Sebenarnya, dendam dalam pacaran terjadi karena ada masalah yang enggak selesai ketika berantem, atau malah enggak pernah dipermasalahkan karena selalu dipendam. Padahal, dendam ini bisa perlahan merusak pacaran.
“Kalau kamu dan pacar terus-menerus membawa masalah yang sama seperti dendam, artinya ketika berantem, kalian kurang mengomunikasikan permasalahan secara benar,” ujar Kerrian Long, seorang marriage and family therapist, dikutip dari Elite Daily.
Ilustrasi pasangan bertengkar. Foto: Shutterstock
Menurut Kerrian, kamu dan pacar harus bisa mengetahui cara penyelesaian masalah tersebut dan berjanji untuk enggak membawa masalah yang sama jika pernah dipermasalahkan. Selain itu, kalian berdua juga harus bisa melihat permasalahan dari kacamata yang lain agar bisa menimbulkan rasa empati tentang sebuah masalah.
ADVERTISEMENT
“Ketika kamu bisa melihat masalah dari kacamata pasanganmu, tensi kemarahan biasanya akan berkurang karena kamu mengerti apa yang dia rasakan dan kamu akan memberikan kesempatan untuknya mengekspresikan perasaan dan pikirannya,” kata Kerrian.
Dengan berkurangnya tensi kemarahan, hal itu bisa mencegah kamu atau dia untuk kembali mengungkit masalah yang lalu-lalu. Jangan lupa, ingatkan pasangan dan diri sendiri, kalau berantem, bicarakan hal yang seharusnya dibicarakan, jangan melebar ke mana-mana.
“Jangan lupa, ketika sudah mulai kesal atau ada masalah yang mengganjal, segera bicarakan, jangan ditunda-tunda. Biasanya yang ditunda bisa buat berantem makin runyam,” saran Kerrian.
Penulis: Stefanny Tjayadi