news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Grup Musik Indie Polka Wars Tampil 'Galak' di Phases of Hue

11 November 2022 19:34 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Grup musik indie rock asal Jakarta, Polka Wars. Foto: Dok. Gelombang Maju Jaya.
zoom-in-whitePerbesar
Grup musik indie rock asal Jakarta, Polka Wars. Foto: Dok. Gelombang Maju Jaya.
ADVERTISEMENT
Grup musik indie rock asal Jakarta, Polka Wars, hari ini resmi melepas karya barunya yang berjudul Phases of Hue. Singel ini adalah fase terbaru dari Karaeng Adjie, Xandega Tahajuansya, dan Giovanni Rahmadeva setelah mereka merilis 2 album penuh, 1 mini album, dan juga singel terakhir mereka Tien Shinhan.
ADVERTISEMENT
Menurut sang bassis, Xandega, lagu Phases of Hue ini juga akan menjadi fase baru bagi Polka Wars dalam menjejaki karier bermusik. Di mana saat ini mereka tengah bertransisi menuju format trio seperti sekarang ini.
"Meskipun lagu ini ditulis di saat Billy Saleh masih bergabung, namun perbedaan yang tersaji cukup terasa. Phases of Hue punya emosi yang lebih mentah dari segi lirik maupun musik, karena kalau disimak dari era Axis Mundi sampai Bani Bumi, inilah lagu paling rock dan heavy yang pernah kami bikin," kata Xandega dalam pernyataan resminya, Jumat (11/11).
Lebih lanjut kata Xandega, ada dua faktor penting dalam urusan perkembangan emosional sewaktu merekam Phases of Hue. Pertama, bahwa mereka sadar dan menerima sepenuhnya kondisi sebagai anak muda yang telah beranjak dewasa sehingga ekspresi yang keluar begitu apa adanya, tanpa ada pretensi sedikit pun.
ADVERTISEMENT
Kedua, lagu ini akan menjadi proses muntah yang murni. "Oleh karena itu tidak heran jika dua lagu di sana yang telah kami terbitkan sebagai dua single awal terasa seperti ini: Phases of Hue lebih galak, sedangkan Tien Shinhan cenderung slebor," ujarnya.
Dalam proses produksinya, Polka Wars juga dibantu oleh Lafa Pratomo yang juga memproduseri musisi ternama seperti Danilla, The Panturas, Sal Priadi, dan Nadin Amizah.
"Kami nyaman bekerja dengan Lafa Pratomo, merasa satu frekuensi dengannya. Dia adalah produser jempolan. Kami menumbuhkan Phase of Hue hingga membuat jiwa dari lagu tersebut mencuat keluar. Bisa dibilang dia adalah personel keempat Polka Wars sebagai mentor," tutur Xandega.
Sementara menurut drummer, Giovanni, lagu ini sengaja dirancang menggunakan metode jamming demi menempuh orisinalitas. Polanya persis seperti ketika dulu Polka Wars menulis lagu-lagu untuk Axis Mundi.
ADVERTISEMENT
"Secara musikal lagu ini merupakan fase yang cukup eksploratif dalam hal emosi. Sementara kalau ditilik dalam hal rentang karier, bisa dibilang kami tidak terlalu banyak berpikir untuk menyelesaikan proses penciptaan Phases of Hue," katanya.
Salah satu bagian terbaik dari Phases of Hue terletak di outro yang diaransemen secara megah, memberi nuansa anggun yang dibutuhkan oleh lagu itu. Bagian itu merupakan perkawinan emosi yang berasal dari emosi lirikal Aeng dengan sentuhan abstrak milik Deva. Juga hasil kontribusi terakhir dari Billy, ketika dia memainkan solo gitar di saat klimaks chorus selepas crescendo terakhir.
Berbeda dengan Bani Bumi yang mayoritas lagunya berbahasa Indonesia, kali ini di Phases of Hue kalian bernyanyi dengan lirik Inggris, begitu pula sebelumnya di single Tien Shinhan. Lirik bahasa Inggris merupakan perwujudan emosi dari para personel.
ADVERTISEMENT