IdeaTalks: Teknologi Sebabkan Perubahan Sosial dan Inovasi

7 Oktober 2019 13:33 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pengunjung menjajal permainan yang ada di salah satu stan, di Pasar idEA 2019, di Jakarta Convertion Center, Jakarta. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Pengunjung menjajal permainan yang ada di salah satu stan, di Pasar idEA 2019, di Jakarta Convertion Center, Jakarta. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
ADVERTISEMENT
Seiring dengan berkembangnya teknologi, insan kreatif baru juga semakin banyak bermunculan. Dengan adanya fenomena ini, salah satu acara kreatif terbesar yaitu IdeaFest mengadakan acara bernama IdeaTalks dengan mengangkat tema seputar fenomena tersebut.
ADVERTISEMENT
Berlokasi di Jakarta Convention Center, Senayan, Jakarta Selatan pada Minggu (6/10), IdeaTalks mengundang para pembicara yang tentunya datang dari perusahaan startup dan tentunya memanfaatkan perkembangan teknologi untuk menciptakan inovasi.
Dengan tema besar 'How Tech Nurtures Social Change and Innovation Now', pembicara seperti Yusuf 'Dalipin' Arifin selaku Chief Storyteller Officer dari kumparan, Peter Shearer selaku Founder dari Wahyoo, dan Aaron Nio selaku Accelerator Director dari GK Plug and Play Indonesia, juga turut hadir mengupas tema ini selama 60 menit.
Memulai pembicaraan, Peter Shearer mengucapkan terima kasih dengan adanya teknologi yang semakin berkembang sampai saat ini, Menurutnya, berkat teknologi kita jadi punya super power untuk melakukan banyak hal-hal yang awalnya enggak memungkinkan.
IdeaTalks di IdeaFest 2019. Foto: Angela Wahyudi/kumparan
Berbicara mengenai teknologi, lewat Wahyoo, Peter berusaha untuk membantu para pelaku usaha yaitu warung makan supaya bisa lebih sejahtera dan sukses dengan cara melakukan standarisasi pelayanan, membantu promosi dan memperhatikan keperluan para pemilik warung.
ADVERTISEMENT
Berawal dari kecintaannya pada makanan dan Indonesia, ia ingin membuat warteg di Indonesia lebih dipandang karena memiliki potensi yang besar untuk berkembang.
"Warteg punya potensi yang luar biasa, potensi yang dihasilkan 7 juta USD, karena itu dengan teknologi Wahyoo ingin membantu pemiliki warteg supaya mereka bisa naik kelas, karena tanpa teknologi aja penghasilan mereka udah lumayan. Jadi di sini kita akan bantu mereka bisa naik kelas lewat agar customer lebih banyak," jelasnya.
Ilustrasi Warteg. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
Beberapa benefit yang bisa didapatkan para pemiliki warung makan jika bergabung dengan Wahyoo adalah dekorasi tempat usaha, pelatihan dalam hal pelayanan kepada customer, permodalan, tambahan penghasilan, dukungan teknologi, penyediaan bahan baku serta pengantarannya secara gratis.
Perkembangan teknologi yang begitu cepat jika dimanfaatkan dengan baik, akan berakhir dengan baik. Menurut Aaron Nio, perkembangan teknologi memunyai dampak positif dan negatif.
ADVERTISEMENT
Ia pun memberikan contoh, ketika dirinya masih kecil dan makan bersama orang tua di meja makan, enggak ada satupun ponsel yang dimainkan atau berada di datas meja makan.
Contoh lain yang diberikannya adalah saat menonton konser. Dulu, para penonton konser hanya menikmati musiknya, namun sekarang mereka mengangkat tangan mereka dengan ponsel di tangannya untuk merekam.
Teknologi yang berkembang pesat ini dimanfaatkan oleh Plug and Play untuk siapapun dan di manapun untuk membuat inovasi, yang salah satunya dengan berusaha menyatukan startup terbaik dan perusahaan terbesar dunia.
Pandangan lain mengenai dampak teknolgi terhadap perbuahan sosial dan inovasi ini diungkapkan oleh Yusuf 'Dalipin' Arifin, ia mengatakan dari sisi media telah banyak melakukan perubahan.
ADVERTISEMENT
"Internet, mengubah segalanya, tidak hanya sekadar bagamana kita bercerita dan cara menyampaikannya, tetapi juga waktunya," jelasnya.
Ilustrasi penonton konser musik. Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
Dari mereka yang biasa membaca berita cetak, kini berubah menjadi media digital, gaya penulisannya pun berbeda. Media cetak menggunakan narasi yang panjang untuk menggambarkan berita kepada pembaca, sehingga pembaca bisa ikut membayangkan kejadian yang terjadi.
Kini, dengan adanya teknologi lewat internet yang berkembang, media pun ikut berkembang dengan versi digital yang memberitakan suatu kejadian secara singkat, padat dan jelas.
Dengan adanya gambar, video dan narasi yang pendek, para pembaca juga sudah mampu ikut membayangkan dan melihat situasi langsung kejadian yang terjadi.
Menurutnya, pembaca media digital di Indonesia kini berkurang, karena paradigma masyarakat berubah. Masyarakat lebih mengutamakan media sosial, ketika mereka melihat berita yang ramai di media sosial, barulah mereka mengujungi situs berita digital tersebut.
ADVERTISEMENT
"Media sosial begitu mewakili kita, (media sosial) begitu men-describe cara berpikir kita. Karena media sosial itu memberikan ruang untuk kita untuk bercerita tentang diri kita dan interest kita. Itulah sebabnya, kita baru masuk ke media online ketika udah ramai di media sosial. Maka dari itu, kumparan berusaha menjembatani itu semua," jelas Dalipin.
Di akhir pembicaraan, Dalipin dan Peter mencoba menutup dengan pesan kepada mereka yang ingin membuat inovasi lewat teknologi yang semakin berkembang saat ini.
Antusiasme pengunjung di acara IdeaFest 2019. Foto: Instagram/ideafestid
"Lakukanlah segala sesuatunya dengan senang, seperti bermain. Saya datang ke kantor, melakukan apa saja, itu enggak ada beban sama sekali kecuali ada kesenangan di sana. Jika kamu bisa melakukan itu semua, kamu sudah menemukan tempat yang benar," pesan Dalipin.
ADVERTISEMENT
"Saya percaya, setiap manusia lahir karena ada tujuannya. Karena itu, kita harus mencari tahu alasan kenapa kita ada di sini dan kita harus melakukan tugas kita masing-masing. Tugasnya, kita sama-sama buat hidup kita dan Indonesia lebih baik. Di luar sana terlalu banyak hal-hal negatif, jadi, ayo mulai dari diri sendiri, cari apa sih kemampuan yang bisa kita gunakan untuk buat Indonesia lebih keren," ujar Peter.