Untitled Image

Indonesia Butuh Changemakers, Apakah Kamu Salah Satunya?

28 Februari 2022 22:10 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi changemakers. Foto: Shutterstock.
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi changemakers. Foto: Shutterstock.
Walau sudah mengalami kemajuan di berbagai bidang, kondisi negara dan masyarakat Indonesia masih jauh dari kata sempurna. Masih banyak permasalahan sosial ekonomi dan lingkungan yang harus diselesaikan agar terjadi perubahan nyata.
Ya, permasalahan ini seolah tiada hentinya dan justru semakin kompleks. Lihat saja, jumlah pengangguran saat ini, krisis air bersih di mana-mana, hingga masalah sampah, menjadi isu yang tak ada habisnya diperbincangkan.
Bila bicara soal jumlah pengangguran misalnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, jumlah pengangguran Indonesia sebesar 9,1 juta orang pada Agustus 2021. Jumlah ini naik dari 8,7 juta orang pada Februari 2021.
Tingginya tingkat pengangguran di Indonesia disebabkan oleh banyak faktor, terutama terletak pada kualitas sumber daya manusianya (SDM) yang rendah. Pertama, kurangnya sumber daya manusia yang mumpuni di bidang teknologi informasi (digital).
Dilansir kominfo, data Bank Dunia menunjukkan bahwa Indonesia sedang mengalami digital talent gap atau kesenjangan talenta digital. Menteri Komunikasi dan Informatika (Kominfo), Johnny G Plate mengatakan, Indonesia membutuhkan 9 juta talenta digital dalam 15 tahun. Atau rata-rata 600.000 talenta digital setiap tahun. World Economic Forum memprediksi akan ada 85 juta pekerjaan yang diprediksi akan tergantikan karena automasi, dan akan muncul pekerjaan-pekerjaan baru dengan integrasi keterampilan manusia, mesin, dan algoritma.
Kondisi ini sungguh ironi, sebab di balik banyaknya pengangguran, ternyata Indonesia membutuhkan banyak talenta digital. Akibat kurangnya keterampilan yang dimiliki pencari kerja dengan tuntutan lapangan kerja di era Industri 4.0, membuat angka pengangguran masih melambung tinggi.
Untuk itu, literasi digital pelajar Indonesia menjadi langkah awal untuk melahirkan digital talent yang bisa membawa perubahan. Lewat kelihaian para generasi muda dalam mengelola teknologi digital diharapkan nantinya lahir inovasi dan terobosan yang mampu menguatkan ekonomi bangsa. Hal itu diungkapkan oleh Founder Institute of Social Economic Digital (ISED), Sri Adiningsih. Ia mengatakan, Indonesia pada 2045 akan maju, adil dan sejahtera bila membangun digital talent yang berdaya saing global.
Kedua, rendahnya kualitas SDM di Indonesia dipengaruhi oleh kurang kuatnya karakter masyarakat. Hal tersebut bisa dilihat dari tingkat resiliensi orang Indonesia yang tergolong rendah lantaran tidak tahan terhadap tekanan atau rasa sakit serta cenderung pesimis melihat masa depan ketika mengalami situasi yang menekan dan membuat mereka terpukul.
Di era yang penuh volatilitas dan kompleks, Indonesia sangat membutuhkan SDM yang berkarakter kuat. Sebab terampil tanpa berkarakter tidak akan menjamin bisa membuat bangsa menjadi maju.
Dengan karakter yang kuat —yang memiliki resilient (tangguh, berdaya lenting tinggi), agile (tangkas dan fleksibilitas tinggi), bersemangat gotong royong (kolaborasi)— tak hanya berdampak positif bagi peningkatan daya saing individu, tapi juga berdampak baik untuk mendukung pembangunan ekonomi nasional.
Ilustrasi wanita bekerja. Foto: Shutterstock.
Nah, bila itu adalah permasalahan sosial ekonomi di negara ini, bagaimana dengan lingkungannya?
Permasalahan lingkungan merupakan salah satu isu kompleks yang memiliki kaitan erat dengan krisis air, sampah, dan penurunan tanah. Di Indonesia, permasalahan akses air layak masih menjadi topik yang hangat.
Bagaimana tidak, masalah ini sungguh ironis, lantaran sekitar 62 persen luas wilayah Tanah Air adalah laut dan perairan. Indonesia juga Indonesia termasuk 10 negara kaya air. Sayangnya, masih banyak orang Indonesia yang sukar mencari air yang layak diminum.
Ilustrasi anak minum air dari penampungan. Foto: Shutterstock.
Permasalahan kelangkaan air ini berakar dari perolehan sumber air bersih yang memburuk akibat tercemar sampah. Sebagai contoh, sampah plastik yang mencemari perairan dapat mengakibatkan terkontaminasinya sumber air minum yang ada. Padahal, di Indonesia, sebagian besar akses air minum masih berasal dari sumber non perpipaan yang meliputi air tanah, air keran umum, hingga sumber air mata lainnya.
Hal tersebut mengakibatkan sebagian masyarakat mengonsumsi air minum yang tidak layak dan terjadi penurunan tanah karena ekstraksi air tanah yang berlebihan. Penurunan permukaan tanah tersebut juga diperparah dengan kurangnya upaya konservasi air yang ujungnya juga menyebabkan bencana hidrometeorologi.
Ilusr
Sepanjang 2021, BNPB mencatat 3.092 kejadian yang didominasi bencana hidrometeorologi. Bencana yang paling sering terjadi yaitu banjir dengan 1.298 kejadian, cuaca ekstrem 804 kejadian, dan tanah longsor 632 kejadian.
Tingkat resiliensi, kompetensi teknologi, krisis air, permasalahan sampah, adalah sedikit dari permasalahan Indonesia yang belum terselesaikan. Ya, Indonesia butuh jutaan pembawa perubahan (changemakers) untuk mengatasi permasalahan tersebut. Faktanya, Indonesia sudah melahirkan banyak sekali changemakers hebat, namun mengapa permasalahan masih terjadi?
Bisa bayangkan bila changemakers berkumpul dan berkolaborasi? Bagaimana bila mereka menggunakan cara berpikir baru dan memanfaatkan teknologi dalam memecahkan masalah?
Apakah kamu atau kelompokmu adalah changemakers yang memiliki segudang inovasi dan menantang status quo? Yuk, nominasikan dirimu, kelompokmu atau bahkan orang lain yang kamu tahu ke Changemakers Nusantara. Yayasan Anak Bangsa Bisa (YABB) —organisasi nirlaba bagian dari GoTo Group yang bergerak untuk ciptakan dampak— ingin mengumpulkan Changemakers yang sudah melakukan perubahan untuk bantu atasi permasalahan di berbagai provinsi di seluruh Indonesia.
Di Changemakers Nusantara, para changemakers akan bertemu, dan bersama-sama menjelajahi kemungkinan tanpa batas untuk ciptakan dampak yang lebih kuat di Indonesia.
Nominasikan dirimu, kelompokmu, atau orang lain yang kamu tahu melalui form ini agar bisa menginspirasi banyak orang. Namun sebelum mengisi form tersebut, baiknya simak lebih dahulu syarat dan ketentuannya berikut ini.
Yuk, bergabung bersama changemakers hebat lainnya di Changemakers Nusantara!
Artikel ini merupakan bentuk kerja sama dengan YABB
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten