Industri Tekstil di India Larang Karyawan Cewek Kerja Shift Malam

9 Januari 2019 12:51 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Berbelanja Kain Saree di India (Foto: Flickr/U.S. Embassy New Delhi)
zoom-in-whitePerbesar
Berbelanja Kain Saree di India (Foto: Flickr/U.S. Embassy New Delhi)
ADVERTISEMENT
Belum lama ini sebuah kebijakan baru diberlakukan untuk seluruh pabrik-pabrik garmen dan industri tekstil di bagian selatan India. Mereka harus berhenti mempekerjakan remaja cewek berusia 16-19 tahun untuk bekerja shift malam.
ADVERTISEMENT
Pekerja cewek ini juga akan diberi waktu cuti ketika mereka sedang dalam masa menstruasi serta dilarang bekerja paksa selama sembilan jam. Ini merupakan sebuah kemajuan besar bagi para pekerja terutama perempuan di selatan India.
Southern India Mills' Association (SIMA), sebuah organisasi yang terus memperjuangkan hak-hak pekerja di pabrik-pabrik mengatakan kepada Aljazeera bahwa kebutuhan para pekerja sedang dipertimbangkan dan pihak mereka sama sekali enggak mentolerir segala bentuk pelecehan.
Ketua Komisi Tamil Nadu State untuk perempuan, Kannagi Packianathan, menegaskan bahwa organisasi semacam SIMA membantu menyuarakan hak para pekerja terutama perempuan.
"Mereka menunjukkan kepeduliannya untuk menciptakan aturan dasar yang jelas bagi karyawan perempuan dan mendesak pencegahan undang-undang pelecehan seksual diterapkan," ujar Kannagi.
ADVERTISEMENT
Pada 2017, Reuters melaporkan bahwa satu dari tujuh perempuan di industri tekstil di kota Bengaluru, India Selatan, menghadapi kekerasan seksual. Para perempuan ini berada dalam posisi yang sangat rentan. Jika mereka vokal menentang isu kekerasan dan pelecehan, mereka bisa saja kehilangan pekerjaannya.
Fakta lain mengungkap, dari sekitar 45 juta orang tenaga kerja di industri tekstil India, mayoritasnya adalah perempuan.
Walaupun India merupakan bagian besar dari industri tekstil, India jelas bukan satu-satunya negara di dunia yang menghadapi masalah dengan kondisi kerja di pabrik. The Sydney Morning Herald melaporkan bahwa beberapa pabrik di Kamboja (beberapa di antaranya membuat pakaian untuk toko-toko populer seperti H&M) mempekerjakan remaja berusia 15 tahun. Semoga, kebijakan baru yang diterapkan di India dapat menginspirasi perubahan di pabrik atau negara lain untuk melindungi pekerja muda di seluruh dunia.
ADVERTISEMENT