Insecure, Perasaan Ragu pada Diri Sendiri yang Sebenarnya Mudah Diatasi

15 Juli 2021 14:22 WIB
·
waktu baca 1 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi  Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Sering dengar kata insecure? Udah tahu apa artinya? Jangan-jangan selama ini kamu mengalaminya!
ADVERTISEMENT
Well, menurut Atika Dian Ariana selaku dosen Fakultas Psikologi Universitas Airlangga (Unair), insecure merupakan rasa enggak aman, enggak mampu, enggak yakin terhadap kemampuan diri sendiri sehingga memicu ketakutan, kecemasan, atau emosi negatif sejenis.

Dampak Perasaan Insecure

Ilustrasi . Foto: dok. Freepik
Atika menjelaskan bahwa perasaan ini berdampak pada kehidupan sehari-hari. Orang yang merasa insecure takut untuk keluar dari zona nyaman sehingga enggak optimal dalam mengembangkan potensi diri.
Selain itu juga berdampak pada hubungan dengan orang lain. Atika menyebut bahwa insecurity membuat seseorang mudah mengembangkan pikiran negatif pada orang lain, hingga pilih-pilih teman.
Picky dalam berteman itu boleh, tapi orang yang insecure memilih teman yang punya power di bawahnya. Mereka memilih seperti itu karena merasa secure ketika bisa mengontrol orang lain atas kemauannya sendiri,” terang Atika, dilansir laman Unair.
ADVERTISEMENT
“Orang yang insecure sulit percaya pada orang lain dan memiliki control issue yang identik dengan hubungan toxic,” lanjutnya.
Sehingga akhirnya insecure bisa juga berdampak pada kesehatan, baik secara mental maupun fisik.

Mengatasi Perasaan Insecure

Atasi rasa insecure pada diri sendiri dengan percaya diri Foto: Shutterstock
Atika mengatakan bahwa syarat utama untuk berubah dari keadaan insecure adalah komitmen. Jadi, seseorang harus berkomitmen dalam menerapkan self love, yaitu mencintai diri sendiri.
Selain itu ada empat tips yang dibagikan oleh Atika.
“Apabila dengan langkah tadi belum dapat mengatasi dan ada keluhan yang menetap sebaiknya segera mencari profesional seperti dokter, psikolog, maupun psikiater,” pungkas dia.