news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

“Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia” Dalam Usaha Digitalisasi UMKM

26 Maret 2021 10:45 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
UMKM dok Grab
zoom-in-whitePerbesar
UMKM dok Grab
ADVERTISEMENT
Pandemi COVID-19 telah mempercepat transformasi digital dan adopsi teknologi. Semakin banyak orang yang mulai menyadari pentingnya digitalisasi untuk bertahan dan tumbuh.
ADVERTISEMENT
Dalam satu tahun terakhir ada banyak fokus untuk membantu UMKM Indonesia menjadi digital. Tetapi beberapa segmen komunitas mungkin berjuang lebih dari yang lain dan menghadapi risiko tertinggal. Ini termasuk lansia dan kaum disabilitas.
Faktanya, jumlah lansia dan penyandang disabilitas hampir seperempat dari total penduduk Indonesia. Menurut data dari Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas), pada 2018 jumlah lansia mencapai 24,48 juta jiwa. Untuk penyandang disabilitas, menurut data Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) 2019, telah mencapai 8,56 persen dari total penduduk Indonesia atau sekitar 21,84 juta jiwa.
Bagi sebagian lansia dan penyandang disabilitas, mereka berjuang dengan akses teknologi yang terbatas. Sebagian lainnya mungkin masih memiliki pengetahuan minim tentang ranah digital.
Belum lagi stigma sosial terhadap mereka. Beberapa orang menganggap penyandang disabilitas tidak memiliki peran penting dalam masyarakat, sampai melabeli mereka sebagai orang yang harus ditolong dan disayangkan. Para lansia juga dinilai masa produktifnya telah berakhir dan dilabeli enggak lagi relevan sama zaman sekarang.
ADVERTISEMENT
Faktor-faktor ini seakan mengecilkan peluang bagi lansia dan penyandang disabilitas untuk bersaing di era digital.
UMKM dok Grab
Meski begitu, masyarakat harus terus bergotong-royong. Pemerintah dan pihak swasta harus bekerja sama untuk memastikan setiap orang, terlepas dari kondisinya, benar-benar dapat menikmati manfaat ekonomi digital yang sedang tumbuh.
Country Managing Director Grab Indonesia Neneng Goenadi menanggapi hal ini. “Jika melihat sila ke-5 Pancasila, disebutkan bahwa 'Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia'. Dengan semangat gotong-royong dan untuk mewujudkan prinsip Pancasila, maka manfaat digitalisasi harus dinikmati oleh semua orang tanpa memandang kondisi fisik, latar belakang, dan usia,” jelasnya.
Perusahaan teknologi Grab berupaya memberikan solusi teknologi dan pelatihan keterampilan untuk komunitas yang terpinggirkan. Sebab, salah satu hal terbesar yang Grab pelajari dari pandemi ini adalah kita semua memiliki tanggung jawab untuk saling menjaga.
ADVERTISEMENT
“Sebagai aplikasi serba bisa, Grab berkomitmen untuk mendigitalkan komunitas digital paling minim di Indonesia. Grab percaya pada semangat gotong royong, selaras dengan misi GrabForGood untuk memastikan bahwa setiap orang, terlepas dari latar belakang dan kondisi fisik mereka, dapat benar-benar menikmati manfaat ekonomi digital.,” tambah Neneng.
Pada 2020, Grab telah mulai menjangkau penjual pasar tradisional dengan melakukan onboarding terhadap ribuan penjual di ratusan pasar dalam aplikasi GrabMart. Grab juga memastikan bahwa layanan GrabAssistant dapat digunakan untuk berbelanja di lebih dari 7.000 pasar tradisional di ratusan kota.
Grab melihat bahwa teknologinya dapat membantu pengusaha terhubung dengan pelanggan mereka, yang sekarang lebih memilih untuk tinggal di rumah.
Grab dok Grab
Tidak berhenti di situ, pada 2021 Grab memastikan setiap orang dibekali dengan keterampilan dan memiliki akses ke teknologi untuk dapat berpartisipasi dalam ekonomi digital. Upaya ini meliputi:
ADVERTISEMENT
■ Pelatihan dan Peningkatan Kapasitas: Bermitra dengan Sahabat UMKM untuk mengadakan Grab #TerusUsaha Akselerator, sebuah program pelatihan dan inkubasi selama dua bulan yang berfokus pada peningkatan kapasitas UMKM, termasuk literasi keuangan, pengelolaan media sosial, perencanaan proses bisnis, hukum bisnis, pajak, dan banyak lagi.
Ratusan UMKM telah dilatih dalam program yang telah dilaksanakan dalam dua gelombang sejak 2020 tersebut. Pada 2021, Grab secara khusus menjangkau UMKM dari komunitas marjinal demi memastikan mereka memiliki kesempatan yang sama untuk belajar dan berkembang dengan teknologi.
■ Platform Teknologi untuk Tumbuh: Grab memperkenalkan Aplikasi GrabMerchant, sebuah solusi satu atap bagi bisnis kecil untuk mendaftar sebagai merchant GrabFood dan GrabMart. Di dalam aplikasi, mereka juga dapat berbelanja bahan mentah, membuat iklan untuk mempromosikan bisnis mereka, mengelola kasir dan profil manajer toko, dan menerima laporan penjualan.
ADVERTISEMENT
Selain itu, Grab memperluas Aplikasi GrabKios untuk perorangan. Jadi sekarang siapa saja dapat mendaftar sebagai agen perorangan GrabKios, menawarkan layanan keuangan dan digital kepada pelanggan, termasuk transfer uang, pembayaran listrik, BPJS, dan banyak lagi.
■ Pembenahan khusus bagi penyandang disabilitas, bekerjasama dengan Persatuan Penyandang Disabilitas Indonesia (PPDI), Asosiasi Indonesia untuk Kesejahteraan Tunarungu (Gerkatin), Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia (Kominfo), dan komunitas Koneksi Inklusif Indonesia (Konekin)
Di 2019, Grab menambahkan subtitle ke materi video aplikasi atau orientasi untuk membantu mitra pengemudi tunarungu selama proses ini. Selain itu juga meningkatkan proses GrabKios untuk menyambut lebih banyak anggota penyandang disabilitas, agar memiliki peluang penghasilan tambahan sebagai mitra agen.
Sementara di 2020, Grab memberikan pelatihan peningkatan keterampilan dengan fokus kepada penggunaan platform berbasis chat dan platform digital, sebagai sumber pendapatan bagi penyandang disabilitas.
ADVERTISEMENT

Kisah Pelaku UMKM Lansia dan Penyandang Disabilitas Dibantu Teknologi Grab

Cahyo Widodo dok Grab
Di 2001, Cahyo Widodo yang memiliki keterbatasan fisik memutuskan untuk mendirikan toko grosir bernama Vanessa Cell sebagai sumber mata pencaharian sehari-harinya, setelah bertahun-tahun menjadi buruh lepas.
Pada 2017, dia memanfaatkan teknologi dan bergabung dengan platform digital GrabKios. Sejak saat itu, Vanessa Cell berkembang karena dapat melayani transaksi digital seperti transfer uang, pembelian token listrik, hingga pembayaran BPJS bagi para pelanggannya yang sebagian besar belum memiliki akses perbankan.
Penghasilan Cahyo meningkat hingga 70 persen per bulan. Untuk pertama kalinya, Cahyo juga bisa membuka rekening bank untuk menabung. Kini Cahyo bisa mandiri dan membuktikan bahwa keterbatasan fisik dan usia bukanlah halangan baginya untuk mandiri dan menafkahi keluarganya.
ADVERTISEMENT
Begitu pula dengan Rosdiana Nainggolan, seorang pedagang berusia 60 tahun di sebuah pasar tradisional di Pringgan, Medan. Dia telah menjual produknya di pasar selama 30 tahun, namun penjualannya turun drastis 70 persen karena pandemi COVID-19.
Akhirnya, anak Rosdiana sempat menyarankan agar dia mencoba layanan pengiriman on-demand Grab, GrabMart. Hal ini dilakukan setelah mereka mengetahui kemitraan antara Grab dan operator pasar Pasar Jaya di Sumatera Utara. Dengan pesanan yang berdatangan sejak adopsi teknologi, Rosdiana bahkan menyewa seorang kerabat untuk membantunya dalam bisnis tersebut.