Kisah Inspiratif Mahasiswa IPB Naikkan IPK dari 1,89 Jadi 3,77

10 Januari 2022 8:35 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
La Ode Abdul Farid dok IPB
zoom-in-whitePerbesar
La Ode Abdul Farid dok IPB
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Di masa pandemi COVID-19, banyak mahasiswa baru yang harus berjuang agar sukses menjalani perkuliahan secara daring. Dari terbatasnya paket data internet hingga susahnya akses sinyal di daerah terpencil. Hal serupa dialami oleh La Ode Abdul Farid.
ADVERTISEMENT
La Ode sapaan akrabnya, adalah salah satu mahasiswa IPB University yang saat ini memasuki semester empat. Anak ketiga dari enam bersaudara pasangan La Ode Hamsida dan Juna Dehe ini tinggal di Halmahera Timur, Maluku Utara.
Bapaknya bekerja sebagai buruh bangunan bersama anak kedua. Sementara ibunya adalah ibu rumah tangga.
“Tak terbayangkan bagi saya diberikan kesempatan untuk kuliah di IPB University program studi Agribisnis. Alhamdulillah saya penerima KIP-Kuliah. Sama sekali tidak terbayangkan bisa kuliah karena ekonomi keluarga sangat tidak stabil apalagi saat pandemi,” ucap La Ode, dilansir laman IPB.
Ilustrasi kampus Intitut Pertanian Bogor. Foto: Instagram / @ipbofficial

Sempat Ingin Berhenti Kuliah

Satu tahun mengikuti proses kuliah daring di rumah membuat La Ode sempat mengalami down, sebab hasil IPK yang didapat belum sesuai harapan.
ADVERTISEMENT
Penyebabnya karena lingkungan rumah yang belum kondusif, keterbatasan paket data internet, keterbatasan perangkat yang dimiliki, dan sinyal yang sesekali kurang mendukung.
“Sempat berpikir untuk tidak lanjut kuliah karena IPK saya 1.89 dan 2.13 di satu tahun perkuliahan. Saat itu saya tidak memiliki laptop, paket data internet terbatas, kondisi ekonomi keluarga yang sulit, tidak ada teman sebaya, dan sempat beberapa kali kondisi sinyal tidak bagus,” tuturnya.

Akhirnya Bisa Tingkatkan IPK

Memasuki semester tiga, La Ode memberanikan diri untuk mendaftar lembaga sosial pendidikan yang memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk tumbuh berproses bersama, melalui program pembinaan asrama atau nonasrama.
Pada Juni 2021 La Ode dinyatakan sebagai salah satu penerima manfaat, dari lima ratus pendaftar lainnya setelah melalui rangkaian proses seleksi.
ADVERTISEMENT
Setelah dinyatakan lolos, tekad La Ode untuk ke Bogor, Jawa Barat semakin kuat. Namun kondisi ekonomi belum memungkinkan. Akhirnya dia dibantu untuk biaya keberangkatannya.
Kegembiraan La Ode semakin terpancar lantaran tidak hanya mendapatkan fasilitas tiket keberangkatan, ia juga mendapatkan fasilitas yang lain. Mulai dari makan gratis selama di asrama, internet yang memadai, bantuan kesehatan ketika sakit, fasilitas stasiun televisi berkualitas, dan tentunya pembinaan (coaching).
La Ode mengaku telah mendapatkan pencapaian seperti bakat seni yang terus berkembang, hingga menjuarai beberapa perlombaan salah satunya Juara 1 Lomba Esai Nasional di Oktober 2021.
Bahkan baru-baru ini La Ode mendapatkan nilai akademik IP 3.77.
“Alhamdulillah Allah SWT memudahkan. Bangga dengan proses yang saya lalui. Hal yang tidak terbayangkan menjuarai lomba esai yang saya idamkan. Ternyata saya bisa. Ditambah lagi sangat bersyukur dengan hasil IP yang sangat melesat,” ujarnya.
ADVERTISEMENT