Kotani Makoto, Pria Tunawisma yang Bisa Disewa Rp 5.997/hari

15 September 2017 13:24 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kotani Makoto. (Foto: Dok. yugamigachi.thebase.in)
zoom-in-whitePerbesar
Kotani Makoto. (Foto: Dok. yugamigachi.thebase.in)
ADVERTISEMENT
Ada banyak jalan menuju Roma. Ada berbagai cara untuk bisa bertahan hidup. Itulah yang dilakukan Kotani Makoto, pria asal Jepang yang tidak punya tempat tinggal ini punya cara unik untuk bisa bertahan hidup di tengah biaya hidup super mahal di Jepang.
ADVERTISEMENT
Cerita tentang Makoto yang menyewakan dirinya dengan harga 50 Yen Jepang atau sekitar Rp 5.997 ini ternyata sudah terkenal di media sosial khususnya netizen Jepang. Makoto yang sebelumnya bekerja sebagai pelawak ini ternyata punya cerita unik dibalik keputusannya menjadi seorang tunawisma, namun tetap bisa bertahan hidup dengan segala biaya serba mahal.
Sekitar 4 tahun lalu, Makoto sebetulnya bukan seorang tunawisma. Saat itu ia sedang berjuang untuk bisa debut sebagai pelawak. Ia sempat tinggal bersama pelawak lain bernama King Kong Nishino. Sayang, Makoto ternyata bukan teman sekamar yang baik.
Dilansir tofugu.com, Makoto ternyata orang yang pelupa, jorok, dan sering tidak membayar uang sewa. Nishino akhirnya menyerah dan mengatakan, Makoto lebih baik hidup sebagai tunawisma. Maka sejak saat itu, Makoto hidup sebagai tunawisma.
ADVERTISEMENT
Makoto mencoba berbagai pekerjaan paruh waktu, namun semuanya tidak berjalan mulus. Nishino kembali memberi ide awal kepada Makoto untuk menyewakan dirinya sendiri seharga Rp 5.000 per bulan. Tentu ide itu disambut baik oleh Makoto. Namun ia mematok harga per hari untuk jasa menyewakan dirinya sendiri pada orang lain.
Dengan menggunakan ponsel ia mendokumentasikan kegiatannya itu, dan berharap mendapat lebih banyak klien. Dan ternyata berhasil.
Meski Makoto sempat ragu akan gaya hidupnya ini, namun ia tetap mencoba. Awal kariernya sebagai tunawisma ia merasa orang-orang melihatnya dengan penuh rasa kasihan. Mereka tak yakin jika harus membayar jasa Makoto hanya seharga Rp 5.997 per hari.
Maka para kliennya ini pun menawarkan bantuan lain seperti membelikan makan, mengajaknya menginap di rumah mereka untuk 1-2 hari, bahkan ada yang membelikan modem portable agar Makoto bisa tetap update di media sosial.
ADVERTISEMENT
Makoto sendiri memberikan berbagai jasa pada klien yang menyewanya. Ia pernah mengantre berjam-jam untuk seorang klien yang ingin mendapatkan sepatu model terbaru, membantu membersihkan rumah, sekadar menemani dan mendengarkan curhat, hingga berpose sebagai model telanjang.
"Rasanya aku jadi punya keluarga dari seluruh dunia. Dan ternyata banyak orang-orang baik di dunia ini. Jika aku tidak punya tempat bermalam, aku hanya akan memposting di Twitterku dan bertanya apa ada yang bisa menampungku untuk semalam, dan followerku akan dengan senang hati menawarkan tempat mereka," ujar Makoto.
Banyak para tunawisma sering diperlakukan tidak baik bahkan dipermalukan. Makoto bersyukur dirinya tidak pernah mengalami hal tersebut.
Atas kebaikan para kliennya, Makoto berkata jujur, ia hanya bisa berterima kasih. Makoto sendiri selalu memastikan ia melakukan pekerjaan untuk kliennya, tidak sekadar menerima rasa kasihan tanpa bekerja terlebih dahulu.
ADVERTISEMENT
"Aku akan melakukan apa saja, kecuali jika pekerjaan itu menyulitkan orang lain," ujar Makoto yang sudah disewa lebih dari 1.000 kali dalam empat tahun terakhir.
Makoto sendiri merasa sangat bahagia dengan apa yang ia jalani saat ini. Ia juga punya jadwal padat yang bahkan kliennya harus melakukan reservasi satu bulan sebelumnya untuk mendapatkan jasa darinya.