Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Kepedulian akan kelestarian lingkungan belum lama ini digaungkan oleh perusahaan air minum, Coca-Cola, lewat kampanyenya 'World Without Waste'.
ADVERTISEMENT
Kampanye ini berkaitan dengan banyaknya sampah yang dihasilkan di Indonesia setiap harinya. Sehingga tujuan dari kampanye ini adalah untuk mengubah pola pikir, gaya hidup, dan budaya di kalangan masyarakat untuk mengelola sampah lebih baik dan menjaga keberlanjutan kehidupan.
Berangkat dari kepedulian soal isu sampah dan lingkungan tersebut, Coca-Cola Indonesia bersama dengan kumparan bekerja sama mengadakan acara Kopdar Teman kumparan dengan tema "Mendaur Ulang, Mendulang Uang" pada Minggu (29/9) di FX Sudirman, Jakarta.
Acara ini dimaksudkan untuk memberi edukasi kepada peserta yang hadir tentang bagaimana menggunakan plastik lebih bijak, salah satunya dengan melakukan proses daur ulang.
Lebih dari itu, produk daur ulang juga menjadi salah satu bahasan dalam acara ini. Melalui ekonomi sirkular, produk daur ulang juga bisa menjadi sumber penghasilan dan meningkatkan ekonomi mereka. Sehingga enggak ada bahan yang terbuang percuma dalam proses daur ulang.
ADVERTISEMENT
Dengan menghadirkan beberapa pembicara yang paham betul bagaimana mengolah sampah plastik seperti Mohammad Baedowy selaku Social Entrepreneur dan Founder Majestic Buana Group, Yusuf Arifin selaku Chief Storyteller Officer dari kumparan, Nezatullah Ramadhan selaku Social Entrepreneur dan Founder Nara Kreatif dan Andrew F. Hallatu selaku Public affairs dan Community Manager dari Coca-Cola Indonesia.
Keempat pembicara ini membicarakan seputar sampah dan bagaimana mendaur ulangnya hingga menjadi sesuatu yang bisa digunakan kembali.
Pada kesempatan ini, Yusuf Arifin menjelaskan bahwa sebelum plastik menjadi masalah yang harus dipecahkan, justru plastik pada awalnya menjadi solusi untuk mencegah habisnya sumber daya alam.
“Plastik itu sebenarnya adalah sebuah ironi dari peradaban manusia. Sesungguhnya plastik itu ditemukan dan dibikin adalah untuk tujuan yang mulia. Menjawab kekhawatiran tentang bagaimana sumber daya alam waktu itu akan habis. Sehingga para ilmuan berlomba-lomba menemukan bahan-bahan yang kira-kira bisa mengurangi ketergantungan kita pada sumber alam ini, sehingga bumi ini jadi lebih lestari,” ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Kita enggak bisa menghindar dari persoalan plastik, karena seluruh aspek kehidupan manusia mulai dari pakaian, gadget, alat makan, hingga kendaraan semua melibatkan plastik. Namun yang bisa kita lakukan adalah melakukan efisiensi lewat daur ulang.
Nezatullah Ramadhan (Neza) mendirikan sebuah yayasan sosial pada 2012 lalu yang fokusnya adalah mengatasi masalah pendidikan tetapi melalui bisnis pengolahan sampah, bisnis itu kemudian diberi nama 'Nara Kreatif'.
“Di masa itu, sampah menjadi masalah yang belum terselesaikan hingga sekarang. Jadi, dari situ saya mengajak anak jalanan mendaur ulang kertas menjadi salah satu solusi ekonomi mereka, baru dari situ Nara Kreatif memiliki sekolah,” jelas Neza.
Karena Nara fokusnya ke arah pendidikan, jadi, jika teman-teman bertanggung jawab pada 15 kilogram sampah berarti sudah membantu satu anak bersekolah secara gratis di Nara.
ADVERTISEMENT
Terdapat banyak tantangan saat membangun Nara Kreatif, mulai dari bagaimana mendapatkan sampah secara gratis karena pada 2012 sampah masih berbayar, sampai bagaimana memberikan kepercayaan pada anak-anak untuk mengikuti kegiatan Nara Kreatif.
Service yang ditawarkan oleh Nara Kreatif bagaimana sampah memiliki nilai dan impact, pada saat sampah itu memiliki dua komponen tersebut, orang lain baru akan memilah sampah.
"Secara psikologi manusia itu baru mau melakukan sesuatu jika ada impactnya," jelas Neza.
Saat ini, Nara Kreatif udah menyediakan sembilan titik sekolah gratis di daerah Jakarta Timur. Terdapat sekitar 700 siswa yang bersekolah dan terdapat 153 lulusan yang diberikan modal usaha, beasiswa, dan modal bekerja.
Nah, lain cerita dengan Neza lewat Nara Kreatifnya, Mohammad Baedowy selaku Social Entrepreneur dan Founder Majestic Buana Group punya cerita tersendiri dengan sampah plastik.
Ia adalah pengusaha yang memiliki bisnis daur ulang sampah dan mengelola sampah plastik yang kemudian dicacahnya dan didaur ulang menjadi barang jadi seperti hanger, celengan, lakop sapu, dan lain-lain.
ADVERTISEMENT
Enggak sampai di situ, berawal dari memberbaiki mesinnya sendiri yang rusak, kini MB, panggilan akrabnya, kini dirinya sudah mampu menjual mesin pencacah plastik yang bernilai puluhan juta rupiah.
"Masalah bukan dari plastiknya namun bagaimana kita me-recycle-nya. Sampah plastik bisa diolah, kok, dan bisa bermanfaat serta punya nilai ekonomi yang luar biasa," jelasnya.
Acara ini sekaligus mengajarkan kita untuk mengubah pola ekonomi linear dalam penggunaan plastik menjadi ekonomi sirkular yang awalnya hanya mengambil, menggunakan dan dibuang, kemudian diganti menjadi mengambil, menggunakan, mendaur ulang, dan diambil kembali.
Menurut Andrew F. Hallatu selaku Public Affairs dan Community Manager dari Coca-Cola Indonesia, untuk ke depannya baik Coca-Cola Indonesia maupun di seluruh dunia telah berkomitmen untuk melakukan daur ulang bagi setiap kemasannya.
ADVERTISEMENT
"Kita semua punya PR (pekerjaan rumah) besar, by 2030, company akan commit untuk mengumpulkan dan me-recycle sejumlah kemasan yang kita jual. Bukan cuma di Indonesia, tapi di seluruh dunia," ungkap Andrew.
Jadi pada intinya, sampah ternyata bukanlah hal yang benar-benar enggak bisa terpakai, sampah punya nilai lebih dan bahkan bisa menjadi sumber penghasilan bagi mereka yang bisa memanfaatkannya lewat proses daur ulang yang kreatif seperti Nezatullah dan Mohammad Baedowy.