Lika-liku LDR: Sudah Ongkos Pacaran Mahal, Kamu Yakin Bakal Berjodoh?

10 Mei 2018 14:28 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi pasangan (Foto: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pasangan (Foto: Pixabay)
ADVERTISEMENT
“Emang lo yakin dia setia?”
“LDR mah enggak akan berhasil!”
ADVERTISEMENT
Kalimat-kalimat sembrono tersebut mungkin sudah overrated dan bertubi-tubi mampir untuk para pejuang LDR. Sudah repot berurusan dengan waktu, jarak, dan biaya yang enggak murah, para pejuang LDR juga harus tahan banting dengan omongan-omongan yang bikin kuping gatal.
Celetukan usil dari teman, atau orang di sekitar itu ternyata cukup mengusik hati Danny (24). Awalnya, Danny yang menjalani hubungan LDR Jakarta-Hongkong selama empat tahun ini tidak menaruh rasa curiga sedikit pun terhadap ceweknya. Namun, lama kelamaan dia terpengaruh juga dengan omongan dari teman-temannya.
“Dia pasti sibuk sama “yang lain”, mendingan lo cari juga di Jakarta. Kalau jauh ya sama-sama tahu aja,” ujar Danny menirukan omongan temannya.
Berseberangan dengan Danny, Nadya (23), yang sudah menjalani LDR dengan sang pacar selama dua setengah tahun itu tidak ambil pusing dengan omongan menyebalkan dari sekitarnya.
ADVERTISEMENT
“Kami yang pacaran ngapain dengerin orang,” kata cewek yang punya pacar orang Jerman ini.
Banyak yang bilang, pacaran jarak jauh itu lebih banyak makan hati. Ada momen tertentu di mana kamu benar-benar membutuhkan sosok nyata sang pacar tapi dia enggak ada di sisi kamu. Persis seperti yang dialami Putri (26).
“Aku paling kangen dengan pacar ketika ngelihat teman lagi sama pacarnya. Pas aku ulang tahun juga pernah dia jauh di sana, ngucapin lewat video call bukannya seneng malah sedih hehe,” cerita cewek yang pernah LDR Jakarta-Melbourne selama delapan tahun ini.
Setelah sibuk seharian dan merasa lelah, Nadya juga kerap merindukan sang pacar yang terpaut usia 10 tahun lebih tua darinya ini.
ADVERTISEMENT
“Terutama saat banyak kerjaan dan butuh orang buat dipeluk,” sambung Nadya.
Namanya juga LDR, bagi siapapun yang menjalani, masing-masing harus tahu diri, bahwa kalian memang tidak bisa untuk sering-sering ketemu. Kecuali, kalau kalian banyak duit dan enggak sibuk-sibuk amat.
Kehadiran wujud sang pacar secara riil sering kali menjelma mimpi bagi pasangan yang sedang dalam masa LDR. Tidak perlu menampik, pertemuan yang bukan dalam bentuk virtual memang punya nilai plus yang jauh lebih menyenangkan.
Meski peran teknologi mampu meniadakan batas jarak dan waktu, terkadang, teknologi juga bisa menjadi kendala dalam hubungan LDR.
The fact that we're far from each other, dan technological glitch juga suka jadi tantangan, contohnya kayak suara video call yang suka hillang-muncul, gambar yang pixelated,” curhat Didi yang pacarnya bermukim di Perth, Australia.
ADVERTISEMENT
Kendala teknologi juga dikeluhkan oleh Nadya. Walau tidak sering, dia mengaku sulit mendapatkan sinyal untuk melakukan video call via Skype. Intinya, teknologi secanggih apapun, pasti tetap saja ada masalahnya.
Orang yang enggak pernah merasakan LDR, mungkin enggak tahu betapa betenya ketika sedang asyik video call, tiba-tiba muka si pacar jadi berbentuk mozaik dan koneksi yang putus-nyambung. Sudah mau ketemu langsung susah, mau lihat muka pacar secara virtual pun susah.
Meskipun pasangan LDR jarang bertemu, semua rasa rindu akan terbayar sudah jika mereka berhasil menghabiskan waktu bersama. Maka enggak jarang juga, ketika pasangan LDR ini ketemu, mereka juga akan bahas kapan waktu yang memungkinkan untuk bisa bertemu lagi.
“Kami setahun sekali bikin rapat paripurna untuk bikin jadwal ketemuan. Kami memang niat buat saling serius jadi pasangan,” tutur Nadya.
ADVERTISEMENT
Senada dengan Nadya, Didi juga mengaku cukup mengatur intensitas untuk bertemu berdua dengan sang pacar.
So far, kita baru ketemu sekali selama pacaran. Dia ke sini, terus ada rencana insyaAllah bulan Juli atau Agustus dia mau ke sini lagi. Rencananya aku juga mau ke Perth akhir tahun. Atur jadwal khusus paling waktu lagi tanggal merah aja, jadi bisa ketemu lebih lama,” ucapnya.
Ilustrasi pasangan. (Foto: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pasangan. (Foto: Pixabay)
Namun, sulitnya mengatur jadwal untuk bertemu dan kesibukan masing-masing ternyata bisa jadi pemicu gagalnya sebuah hubungan LDR. Itulah yang dirasakan Putri. Lamanya sebuah hubungan memang enggak menjamin itu akan berhasil. Delapan tahun menjalin hubungan LDR, selesai sudah.
“Riwayatnya emang dulu sering putus nyambung, terus pas balikan lagi dan kembali LDR jadi susah percaya,” kata Putri.
ADVERTISEMENT
Kandasnya hubungan LDR juga dialami Danny. Parahnya, dia putus bukan hanya karena soal sulitnya jadwal bertemu dan kesibukan. Cewek Danny yang bekerja di sebuah perusahaan di Hongkong tersebut sempat menghilang begitu saja tanpa kabar.
One day, mantan gue ini came up profilnya, dan itu gue dikasih tahu temen gue bahwa dia aktif di Tinder. Saat itu gue ilfeel banget sama dia dan mutusin it won’t work out,” tandasnya.
Saling menjaga kepercayaan pada pasangan adalah kunci paling jitu bagi yang menjalani LDR. Bagi pasangan yang sedang atau masih bertahan, merawat hubungan komunikasi memang harus dilakukan secara terbuka dan jujur.
“Pokoknya saling percaya, jujur, enggak usah bohong, dan jangan posesif,” tambah Nadya yang mengaku masih suka berkirim surat cinta dan buku dengan pacarnya di Jerman.
ADVERTISEMENT
Lantas, ketika ditanya yakinkah hubungan LDR ini akan berhasil, Nadya yang masih menjalani hubungan LDR ini justru bingung dengan ukuran keberhasilan itu sendiri.
“Kami enggak paham apa ukuran berhasil itu. Yang pasti, selama kami bersama dan nyaman satu sama lain, apapun statusnya itu tak begitu penting,” tegasnya.
Namun, sedikit berbeda dengan Nadya, Didi ternyata memiliki niat untuk menikah dengan pacarnya.
“Kita enggak mungkin LDR terus-terusan, apalagi dia di sana bukan untuk sekolah, tapi memang dia tinggal di sana. InsyaAllah, kita udah enggak main-main lagi,” ujar Didi yang ternyata sudah kenal pacarnya dari kecil.
Hubungan LDR memang hanya bisa dijalani oleh orang-orang yang kuat aja, guys. LDR enggak akan berhasil buat orang-orang yang ketergantungan, apalagi banyak menuntut.
ADVERTISEMENT
Tapi, sesulit-sulitnya hubungan LDR kalian, masih ada lagi yang lebih sulit yaitu LDR beda rumah ibadah.
Kecuali, kalau keluargamu merestui dan enggak mempermasalahkan itu sih, monggo.
Jangan terlalu serius gitu, ah, bacanya!