Mary Kills People: TV Series yang Banyak Dibicarakan di Kalangan Dokter

1 Februari 2021 16:00 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Poster Mary Kills People. Foto: dok. Mola TV
zoom-in-whitePerbesar
Poster Mary Kills People. Foto: dok. Mola TV
Beberapa waktu lalu, banyak dokter terlihat antusias membahas salah satu judul tv series di Instagram Stories. Alexandra Clarin Hayes, misalnya.
Dokter yang aktif memberikan edukasi tentang dunia medis lewat sosial media ini menulis ia baru pertama kali menonton series soal kehidupan dan praktik dokter yang tidak membosankan. Ceritanya yang mengambil berbagai sudut pandang dan membuat penonton punya rasa empati lebih besar terhadap pasien jadi salah satu alasannya.
Selain dr. Clarin, dr. Nicho Saputra Nugraha juga menulis hal yang serupa. Menurutnya, series tersebut punya rating 8/10 dan termasuk ke dalam rekomendasi series bergenre thriller. Tak hanya itu, dr. Adrian Setiaji, pemilik akun @doktermedok, juga memberikan movie rate 9/10.
Berjudul Mary Kills People, tv series garapan sutradara Holly Dale ini menceritakan praktik ilegal yang dilakukan dr. Mary Harris (Caroline Dhavernas). Di luar tugasnya menjadi dokter jaga di UGD Rumah Sakit Eden, dr. Mary membantu para pasien yang ingin mengakhiri hidupnya lebih cepat. Dalam dunia medis, tindakan tersebut disebut eutanasia.
Unggahan beberapa dokter di Instagram Stories terkait Mary Kills People. Foto: dok. Mola TV
Eutanasia bisa dilakukan dengan berbagai cara. Motif pengambilan tindakan ini pun bermacam-macam, seperti pasien yang tidak menunjukkan perubahan kondisi dalam jangka waktu lama, pihak keluarga yang merasa kasihan melihat kondisi pasien, atau keinginan pasien untuk mengakhiri hidup. Ya, bisa dibilang, eutanasia merupakan tindakan untuk mempercepat kematian seseorang.
Dalam menjalankan praktik eutanasia, dr. Mary dibantu oleh dokter ahli bedah kosmetik, dr. Desmond (Richard Short) dan bertugas untuk menyediakan obat-obatan yang dibutuhkan. Mendapatkannya secara ilegal, dr. Desmond harus berurusan dengan para mafia setiap memasok obat-obatan tersebut.
Siapa sangka, praktik yang dilakukan keduanya sukses besar. Beberapa di antara pasien bahkan bisa memilih sendiri di mana ia akan 'dimatikan'. Tentu saja dr. Mary selalu mengabulkan, sebab ia percaya, setiap manusia berhak atas hidup dan matinya.
Cuplikan adegan dalam serial Mary Kills People. Foto: dok. Mola TV
"Masih melanjutkan series Mary Kills People. Apa ya yang ada di pikiran dr. Mary sampai dia buka jasa buat bantu orang-orang yang mau bunuh diri? Secara dia kan dokter, harusnya bantu orang-orang buat sembuh," tulis Rinaldi Nur Ibrahim, founder Youth Ranger Indonesia, dalam unggahan Instagram Stories miliknya.

Angkat sisi lain dunia kedokteran

Mary Kills People merupakan serial televisi asal Kanada, salah satu negara yang melegalkan tindakan eutanasia. Jika biasanya dokter punya peran untuk mengembalikan kesehatan para pasien, Mary Kills People berkata sebaliknya: mempercepat kematian untuk menyembuhkan pasien.
Sayang, banyaknya permintaan eutanasia ke dr. Mary membawa polisi mencium tindakan ilegal tersebut. Polisi mulai bergerak melakukan investigasi. Belum lagi bandar pemasok obat yang memainkan harga dan stok, membuat dr. Mary dan dr. Desmond terkepung dalam bisnis mereka sendiri.
Uniknya, Mary Kills People juga mengangkat dark jokes dalam beberapa adegan. Hal ini tentu saja dapat membuatmu tertawa sinis di antara adegan-adegan kematian yang ditawarkan.
Cuplikan adegan dalam serial Mary Kills People. Foto: dok. Mola TV
Mengangkat premis tak biasa, Mary Kills People berhasil memikat hati para penonton. Serial tiga musim ini mengumpulkan nilai 87 persen dari para kritikus film di Rotten Tomatoes dan memperoleh skor rata-rata 7,9/10 di situs IMDb.
Penasaran keseruan Mary Kills People? Kamu bisa menyaksikan praktik eutanasia dr. Mary di Mola TV, sebuah platform hiburan yang menyajikan berbagai konten eksklusif dan menarik melalui kanal Mola Movies, Mola Living, Mola Sports, dan Mola Kids.
Mulai dari Rp 12.500 saja per bulan, saksikan bagaimana dr. Mary menjalankan misinya dalam memperjuangkan hak asasi manusia.