Mempersiapkan Diri Jadi Pemimpin Masa Depan Bersama Beswan Djarum

11 Februari 2020 19:16 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
com-Salah satu Beswan Djarum sedang melakukan presentasi saat Leadership Development Foto: kumparan/Kartika Pamujiningtyas
zoom-in-whitePerbesar
com-Salah satu Beswan Djarum sedang melakukan presentasi saat Leadership Development Foto: kumparan/Kartika Pamujiningtyas
ADVERTISEMENT
Memasuki revolusi industri 4.0, manusia disuguhkan dengan segala kecanggihan teknologi yang serba cepat dan otomatis. Hal tersebut membuat aktivitas sehari-hari terasa semakin mudah, murah, dan tanpa batas.
ADVERTISEMENT
Contohnya saja, kita bisa dengan mudah mengobrol dengan kawan di negara seberang. Atau sekedar ingin menikmati pemandangan di luar negeri bermodalkan teknologi Augmented Reality (AR).
Tapi di sisi lain, kemajuan teknologi yang tak terbendung menuntut manusia agar punya skill yang dibutuhkan di industri 4.0. Tidak bisa dipungkiri, terciptanya mesin-mesin yang serba otomatis hingga kecerdasan buatan secara tak langsung membuat banyak pekerjaan tergerus akibat tidak bisa mengimbangi kemajuan zaman.
Demi mempersiapkan generasi muda menjadi pemimpin di masa depan, Beswan Djarum kembali mengadakan Leadership Development yang diselenggarakan di Surabaya pada 2-5 Februari 2020. Diikuti oleh mahasiswa berprestasi Beswan Djarum angkatan 35, pembahasan utama acara ini adalah mempersiapkan generasi muda agar siap memimpin di masa depan.
ADVERTISEMENT
Menurut Program Associate Djarum Foundation, Galuh Paskagama, seseorang harus memiliki future skill untuk menghadapi tantangan masa depan di era yang kompleks dan berubah-ubah. Selain hard skill yang biasanya didapatkan di jenjang pendidikan formal, seseorang juga harus memiliki soft skill, yaitu kemampuan untuk berinteraksi dengan lingkungan sosial.
com- Program Associate Djarum Foundation, Galuh Paskagama, sedang menjelaskan tentang future skill Foto: kumparan/Kartika Pamujiningtyas
“Di industri 4.0, sebagian tenaga kita digantikan oleh mesin dan teknologi. Hard skill saja tidak siap untuk menghadapi masa depan, kecuali kita mempunya future skill atau kemampuan mencapai sesuai di dunia yang cepat sekali berubah,” ungkap Galuh di hari pertama acara Leadership Development Beswan Djarum.
Dalam penjelasan Galuh, seorang pemimpin harus memiliki future skill, yaitu anugerah yang dimiliki manusia dan tidak akan bisa digantikan oleh teknologi atau kecerdasan buatan. Meliputi kemampuan berfikir kritis terhadap segala informasi, kemampuan menjalin komunikasi dan kerja sama dengan orang dari berbagai latar belakang, serta jiwa kreatif yang terbuka terhadap perubahan.
ADVERTISEMENT
Selain itu, diperlukan juga adanya rasa penasaran yang tinggi terutama saat berhubungan dengan ilmu baru yang belum pernah dipelajari sebelumnya. Namun rasa penasaran tersebut juga harus diimbangi dengan kemampuan mengkomunikasikan visi dan mengambil keputusan secara mandiri, sikap gigih, serta kepribadian visioner yang membuat seseorang selalu berusaha berfikir jauh ke depan.
Critical writing dan public speaking sebagai bekal menjadi pemimpin yang cakap
com-penulis & CEO Java Fresh, Margareta Astaman, menjelaskanpentingnya critical writing Foto: kumparan/Kartika Pamujiningtyas
Telah dijelaskan sebelumnya bahwa soft skill juga berperan penting dalam membangun jiwa leadership atau kepemimpinan di masa depan. Inilah yang dijabarkan oleh penulis & CEO Java Fresh, Margareta Astaman, dan News Anchor & Executive Producer Kompas TV, Riko Anggara, di hari ke dua Leadership Development Beswan Djarum.
ADVERTISEMENT
Mungkin belum banyak yang menyadari bahwa critical writing merupakan salah satu hal dasar yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin. Critical writing adalah kemampuan untuk bisa berfikir kritis terhadap informasi yang beredar di masyarakat, terutama yang tertuang dalam bentuk tulisan.
“Menjadi seorang pemimpin berarti harus bisa memproduksi informasi yang kritis juga, salah satunya dari kemampuan untuk mengolahnya menjadi informasi kepada orang-orang yang mereka pimpin,” ujar Margareta kepada kumparan.
Tak hanya menumbuhkan sikap kritis, mengerti tentang critical writing juga bisa menentukan cara bersikap seorang pemimpin kepada orang lain. “Menguasai critical writing akan membuat mereka menjadi pemimpin yang baik, tidak reaktif, dan lebih bijaksana,” tambah Margareta.
Dalam acara ini, Margareta tak lupa mengajak para mahasiswa peserta Leadership Development Beswan Djarum untuk melatih diri menjadi lebih kritis dalam menanggapi berita. Peserta pun tampak antusias saat diajak menganalisis beberapa contoh artikel dari berbagai media dan website.
com-Salah satu Beswan Djarum tengah mengikuti kelas Critical Writing Foto: kumparan/Kartika Pamujiningtyas
Margareta pun memberi tips mudah untuk menentukan valid atau tidaknya sebuah informasi yang ditemukan di media sosial. Salah satu yang terpenting adalah bersikap skeptis dan kritis, sehingga akhirnya kita akan mencari tahu lebih banyak lagi tentang informasi yang baru saja kita terima.
ADVERTISEMENT
Cara sederhana lainnya juga bisa dilakukan adalah melakukan analisis sederhana dengan metode 5W + 1H.
“Kita harus mencari satu apa yang diberitakan, dimana informasi pertama kali diterbitkan, kapan, siapa yang menerbitkan dan bagaimana kita bisa mendapatkan informasi tersebut,” lanjutnya.
Setelah membahas tuntas mengenai critical writing, acara kemudian dilanjutkan dengan pembahasan mengenai effective oral communication yang dibawakan oleh Riko Anggara. Peserta semakin antusias saat Riko mulai memberi tata cara serta trik berkomunikasi yang baik dan efektif di depan umum.
Dalam penjelasan Riko, percaya diri akan membangun komunikasi yang nyaman antara pembicara dengan audience atau lawan bicaranya. Salah satu cara meningkatkan rasa percaya diri bisa dilakukan dengan menempatkan lawan bicara sebagai orang yang dekat dengan kita.
com-Riko Anggara menjelaskan tentang effective oral communication di Leadership Development Beswan Djarum Foto: kumparan/Kartika Pamujiningtyas
“Jadi yang akan kita lakukan adalah bicara dari satu orang ke orang lain. Buat public speaking tersebut sepersonal saat ngobrol berdua,” jelas Riko di sela-sela pelatihannya.
ADVERTISEMENT
Dalam sesi ini, Riko juga tak segan melatih langsung mahasiswa untuk berkomunikasi dengan baik, lugas, dan penuh percaya diri. Bahkan, Ia tak segan memberi kritikan yang membangun agar nantinya para peserta bisa membangun komunikasi dengan lebih baik.
Acara hari kedua diakhiri dengan sesi project preparation dari Adrian Hadinata selaku Program Officer Bakti Pendidikan Djarum Foundation. Tak lupa, peserta diberi motivasi agar tetap semangat saat membuat proyek yang akan dipresentasikan pada hari ke tiga Leadership Development Beswan Djarum.
“Dari dua hari ini, Anda sudah belajar banyak hal. Kami berharap ada perubahan dan Anda tidak pernah lelah untuk belajar,” tutup Adrian.
Di akhir sesi ini, peserta juga diberi tantangan menjadi staf khusus kepresidenan yang harus menyelesaikan sebuah proyek kelompok sesuai dengan tema utama yang telah ditentukan. Penasaran seperti apa proyek untuk memajukan bangsa dari peserta Beswan Djarum angkatan 35 ini?
ADVERTISEMENT
Story ini merupakan bentuk kerja sama dengan Beswan Djarum