Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.1
Mengenal Lebih Dekat Pembelajaran di SMK, Ngapain Aja Sih?
21 Januari 2025 17:28 WIB
·
waktu baca 4 menitAda juga pandangan bahwa lulusan SMK memiliki peluang karier yang lebih terbatas dibandingkan lulusan SMA. Nyatanya, menurut survei Badan Pusat Statistik (BPS), "Distribusi Pengangguran Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan", pada Agustus 2022-Agustus 2024, SMK kini bukan penyumbang pengangguran terbesar di Indonesia.
Direktur Statistik Kependudukan dan Ketenagakerjaan BPS, Ali Said, juga memaparkan bahwa penyerapan tenaga kerja dari lulusan SMK menunjukkan tren positif.
“Lulusan SMK yang lulus setahun yang lalu memiliki waktu tunggu yang bervariasi, tetapi secara umum paling banyak memiliki waktu tunggu 0-2 bulan,” ungkap Ali.
Sistem pembelajaran di SMK nyatanya dirancang dengan sangat dinamis dan relevan dengan kebutuhan dunia kerja. Seiring perkembangan zaman, SMK kini menjadi salah satu pilihan pendidikan yang menjanjikan karena lebih fokus terhadap penguasaan keterampilan dan kesiapan kerja. Salah satunya SMK Wisudha Karya Kudus.
SMK Wisudha Karya (Wiskar) merupakan salah satu sekolah menengah kejuruan di Jawa Tengah yang mendapatkan predikat sebagai SMK Pusat Keunggulan (PK), sebagai rujukan dan pusat peningkatan kinerja serta kualitas sekolah-sekolah di sekitarnya.
“Sejak 2021, pemerintah menunjuk beberapa SMK sebagai sentra Pusat Keunggulan (PK) atas dasar adanya keunggulan dengan SMK pada umumnya. Perbedaan ini dilihat dari banyak sisi, mulai dari pengelolaan pendidikan, ketersediaan sarana prasarana, kemitraan dengan industri yang selaras. Dari hal tersebut, kami dipandang memiliki keunggulan yang lebih baik,” terang Kepala Sekolah SMK Wiskar Kudus, Fakhrudin.
Saat ini, SMK Wiskar memiliki enam program keahlian, di antaranya Teknik Mesin, Teknik Elektronika, Teknik Ketenagalistrikan, Teknik Otomotif, serta dua program kemaritiman yaitu Nautika Kapal Niaga dan Teknika Kapal Niaga.
Tak hanya membimbing siswa-siswi mengasah kemampuan akademis sesuai jurusannya, sebagai sekolah PK, SMK Wiskar juga bertanggung jawab menjembatani anak didiknya agar lebih siap melangkah ke dunia kerja. Salah satunya melalui program teaching factory, yakni konsep pembelajaran dengan membangun ekosistem yang mirip dengan dunia kerja sesungguhnya.
Program teaching factory dilakukan untuk menjembatani kesenjangan kompetensi antara pelajaran yang diberikan kepada siswa dengan kebutuhan industri yang sebenarnya. Fakhrudin mengungkapkan, program tersebut telah diterapkan di jurusan Teknik Mesin.
Para siswa diajak untuk memperbanyak praktik yang fokus mempelajari perancangan, pengembangan, dan pengelolaan mesin. Seperti cara dan proses pengelasan, cara kerja alat mesin bubut, milling, gerinda, bor, hingga mesin CNC. Selain itu, peserta didik juga belajar cara menggambar teknik mesin dengan aplikasi komputer yang digunakan di dunia industri saat ini.
“Kita memiliki unit usaha untuk melakukan proses produksi titipan industri-industri. Dalam proses tersebut, kami melibatkan siswa agar bisa merasakan pengalaman terlibat langsung dalam proses produksi, dan produk tersebut nantinya juga akan dikirimkan ke industri bila lolos quality control. Siswa-siswi kami pun dapat merasakan praktik secara real,”
Selain itu, SMK Wiskar juga konsisten menjalin kerja sama dengan berbagai perusahaan. Kerja sama ini dilakukan tidak hanya untuk memberikan dukungan fasilitas, namun juga kualitas SDM di bawah ekosistem SMK Wiskar.
Sebab menurut Fakhrudin, demi meningkatkan kualitas siswanya, sekolah harus memiliki tenaga pengajar yang tak kalah berkualitas juga. Oleh karena itu, guru-guru SMK Wiskar pun diajak untuk mengikuti pelatihan demi meningkatkan kompetensi.
“Kita diberikan kesempatan mengirimkan 6 guru untuk mengikuti pelatihan selama 6 bulan di Politeknik ATMI yang dikenal sebagai kiblat pembelajaran teknik mesin terbaik. Kemudian kurikulum juga disempurnakan dengan mengirimkan 2 guru lagi untuk belajar tentang kurikulum tempat yang sama. Terakhir, baru perbaikan prasarana, penataan ruang, dan penyediaan mesin untuk pembelajaran,” sambung Fakhrudin.
Tidak berhenti di situ saja, SMK Wiskar rutin menggelar proses rekrutmen yang bekerja sama dengan berbagai industri. Menariknya, program ini tidak hanya bisa diikuti oleh peserta didik dari SMK Wiskar, namun juga pelajar dari sekolah lain yang ada di Kudus dan sekitarnya.
Kerja sama pun terus dilakukan dan merambah program keahlian lain. Untuk jurusan Teknik Ketenagalistrikan, kerja sama fokus pada pengembangan energi terbarukan yang lebih ramah lingkungan seperti solar panel. Lalu, terbaru pada 2022-2023, kerja sama dengan industri berlanjut dengan membekali siswa-siswi dari Teknik Elektronika dengan ilmu robotika.
Menurut Fakhrudin, berbagai terobosan yang dilakukan SMK Wiskar, membuktikan bahwa kini SMK memiliki kualitas dan fasilitas yang tidak kalah maju dari sekolah menengah atas lainnya. SMK bisa menjadi salah satu pilihan untuk mempersiapkan generasi muda agar lebih siap menghadapi dunia kerja beserta tantangannya.
Artikel ini dibuat oleh kumparan Studio