KUM_4980.JPG

Mohammad Baedowy, Sulap Sampah Jadi Berkah

19 September 2019 17:01 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
mileniaMohammad Baedowy. Dok: Nugroho Sejati/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
mileniaMohammad Baedowy. Dok: Nugroho Sejati/kumparan
ADVERTISEMENT
Enggak bisa dipungkiri, masalah pengelolaan sampah masih jadi momok besar bagi Indonesia. Pada 2018, sebuah riset dari Sustainable Waste Indonesia (SWI) mengungkap sebanyak 24 persen sampah di Indonesia masih enggak terkelola dengan baik.
ADVERTISEMENT
Imbasnya, sampah-sampah tersebut mencemari ekosistem dan lingkungan karena enggak ditangani. Nah, dari banyaknya sampah yang enggak ditangani itu, salah satu yang paling banyak adalah sampah plastik.
Mustahil memang hidup tanpa menggunakan plastik sama sekali. Tapi, enggak ada salahnya melakukan kontribusi untuk meminimalisasi sampah plastik. Jika kamu mau sedikit berusaha, kamu bisa mendaur ulang sampah plastik yang kamu gunakan, bahkan, lebih kerennya lagi, mendulang uang dari sampah-sampah tersebut!
Mohammad Baedowy. Dok: Nugroho Sejati/kumparan
Seperti yang dilakukan Mohammad Baedowy (46), salah satu pengusaha yang berhasil meraup pundi-pundi dari sampah. Enggak main-main, omzetnya bahkan bisa mencapai ratusan juta per bulan, lho.
Baedowy menerapkan konsep circular economy terhadap bisnis daur ulangnya tersebut. Dikutip dari Waste4Change, circular economy adalah konsep alternatif dari ekonomi linear, yakni meliputi proses produksi, penggunaan dan pembuangan. Tujuan diterapkannya konsep ini adalah untuk menggunakan potensi setiap material semaksimal mungkin serta untuk memulihkan material yang telah sampai pada usia akhirnya.
ADVERTISEMENT
Dalam bisnis yang dijalankan Baedowy, dia enggak hanya mencacah sampah plastik saja, namun juga telah membuat mesin penggilingan plastik dan memproduksi lakop atau ujung kepala sapu ijuk. Sampah plastik sudah layaknya harta karun yang bisa disulap Baedowy menjadi ladang mata pencahariannya.
Mesin penggilingan plastik produksi Baedowy. Dok: Nugroho Sejati/kumparan
Hingga sekarang, sudah ada puluhan mitra yang bergabung dengannya dan tersebar di beberapa daerah di Indonesia.
Namun, usahanya ini tentu saja enggak selalu berjalan mulus. Selama 19 tahun bergelut di usaha daur ulang sampah, pria berambut gondrong ini sempat didera masalah bertubi-tubi. Mulai dari mesin penggiling plastik yang sering rusak hingga menghambat produksi, memulung sampah-sampah plastik sendiri ke berbagai daerah, serta minimnya informasi soal upaya bisnis daur ulang plastik ini.
Hasil cacahan plastik. Dok: Nugroho Sejati/kumparan
Dari sekian banyak masalah yang menimpanya, Baedowy pun punya nazar untuk membantu siapapun yang ingin terjun ke bisnis yang sama dengannya, bahkan merangkulnya sebagai mitra.
ADVERTISEMENT
Terbukti, saat kumparan menyambangi pabriknya di Kota Bekasi, Baedowy sedang sibuk mengadakan workshop dan sesi tanya jawab dengan beberapa orang yang datang dari berbagai kota di Indonesia untuk berguru padanya.
"Jadi, setiap weekend itu saya emang suka ngadain pertemuan, ngobrol-ngobrol sama teman-teman yang mau ngejalanin usaha yang sama kayak saya, kalau jadi mitra, ya, kami bantu untuk buat mesin daur ulang sampah, pasang mesin sampai training," jelas bapak tiga anak ini.
Tamu yang datang ke pabrik untuk berguru pada Baedowy. Dok: Nugroho Sejati/kumparan
Baedowy enggak pelit ilmu. Dalam sesi workshop dan tanya jawab yang diadakannya, dia bahkan enggak segan menjelaskan soal seluk beluk usahanya sampai ke penghitungan biaya produksi.
Pria yang sering mengadakan seminar serta penyuluhan soal edukasi daur ulang sampah ke berbagai kampus dan sekolah ini juga berpesan, bagi mereka yang ingin melakoni bisnis daur ulang sampah untuk berani ambil risiko dan enggak boleh terlalu perhitungan.
Karyawan Baedowy sedang mengolah daur ulang sampah plastik. Dok: Nugroho Sejati/kumparan
"Kalau jadi pengusaha itu jelas pasti ada untung-rugi, cuma kita percaya aja sama ketetapan Allah, misal ada karyawan kita yang susah, ya kita bantu, itu anggap aja sedekah," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Menjadi sosok humanis memang selalu ditekankan Baedowy dalam menjalankan usahanya. Dia percaya, selain materi, ada modal yang lebih penting yaitu nilai sosial dan relasi dengan masyarakat.
Pabrik pengolahan sampah plastik milik Baedowy yang bernama Majestic Buana ini memang terletak di jalan yang tidak terlalu luas, masuk ke perkampungan warga.
Gerbang depan Majestic Buana. Dok: Nugroho Sejati/kumparan
"Makanya, tiap kali saya lewat keluar masuk pabrik, saya suka sapa warga supaya hubungannya jadi enak dan kenal. Sama karyawan pun, bagaimana caranya agar mereka betah kerja sama kita. Itu penting, kita hargai loyalitas dan kerja kerasnya," tambah Baedowy.
Nah, buat kamu yang ingin belajar dan tahu lebih detail soal bisnis daur ulang sampah, Baedowy akan membahasnya bersama kumparan dan Coca-Cola Indonesia di acara Kopdar Teman kumparan dengan tema "Mendaur Ulang, Mendulang Uang".
ADVERTISEMENT
Bertempat di FX Sudirman, Minggu (29/9) pukul 12.00 WIB, kumparan x Coca-Cola Indonesia, ingin mengajak para komunitas pecinta lingkungan untuk menjadi generasi yang sadar dan paham tentang pengelolaan sampah kemasan plastik dan memanfaatkannya hingga memiliki nilai ekonomi.
Yuk, jadi generasi peduli lingkungan yang cerdas!
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten