NAH Project Ditinggal 2 Pendirinya

22 Oktober 2018 20:08 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Founder dan CEO NAH Project, Rizky Arief. (Foto: Tomy Wahyu Utomo/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Founder dan CEO NAH Project, Rizky Arief. (Foto: Tomy Wahyu Utomo/kumparan)
ADVERTISEMENT
Di tengah puncak usaha yang dirintis, Rizky Arief Dwi Prakoso memutuskan untuk meninggalkan brand sneaker NAH Project yang didirikannya pada Jumat (19/10). Ia hengkang bersama Karina Innadindya selaku Co-Founder dari brand yang sempat tenar setelah dipakai Presiden Jokowi.
ADVERTISEMENT
“Aku hanya ingin kalian tahu bahwa mulai hari ini, aku dan Karin tidak lagi menjadi bagian dari brand NAH Project,” kata Rizky melalui akun Instagramnya.
Di NAH Project, Rizky merasa mendapatkan pengalaman luar biasa saat menjadi bagian dari brand sneaker yang didirikan dari sebuah tim kecil hingga berkembang hampir beranggotakan 20 orang.
“Brand ini telah membawaku dari bukan siapa-siapa ke pembelajar yang bergairah, aku bertemu banyak orang hebat, pergi ke tempat yang tak pernah kukunjungi, dan akhirnya, aku belajar banyak hal,” tutur Rizky.
Secara pribadi, Rizky akan menghabiskan waktu sejenak untuk bertemu kembali dengan keluarga dan teman yang sempat diabaikannya karena kesibukannya. Namun ada sebab lain yang ia dan Karin tak katakan di Instagram-nya.
ADVERTISEMENT
“Kita berdua memutuskan keluar karena ingin membuat sesuatu yang kita mulai secara independen, yang gak bisa kita dapatkan di NAH Project,” kata Rizky kepada kumparan, Senin (22/10).
Presiden Jokowi bersama Triawan Munaf menyaksikan We The Fest 2018 (Foto: Garin Gustavian Irawan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Jokowi bersama Triawan Munaf menyaksikan We The Fest 2018 (Foto: Garin Gustavian Irawan/kumparan)
Tentu saja hal ini mengejutkan. Soalnya, menurut pengakuan Rizky, NAH Project sebenarnya bukan sepenuhnya usaha miliknya dan Karin.
“Aku sama Karin hanya menjalankan sebuah business unit perusahaan yang kita kembangkan sebagai founders dengan inisiatif sehingga bisa menjadi besar sampai sekarang,” tutur Rizky tak merinci perusahaan induk yang dimaksud.
Untuk saat ini Rizky dan Karin sedang mempelajari industri sneaker dari hulu ke hilir. Keduanya masih dalam proses merencanakan sesuatu yang baru.
“Yang pasti aku sama Karin tetep dengan visi kita: kita ingin mengembangkan industri sneaker di Indonesia dari segi brand dan kualitas produk. Nah, karena itu kita lagi coba start sesuatu yang baru dalam beberapa waktu ke depan,” tutup Rizky.
ADVERTISEMENT