Ngobrol dengan Admin @overheardradio: Kami Juga Perlu Dilihat

4 Agustus 2019 10:37 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Akun Instagram Overheard Radio. Foto: Fitra Andrianto/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Akun Instagram Overheard Radio. Foto: Fitra Andrianto/kumparan
ADVERTISEMENT
Radio kan sudah overhearing? Mengapa harus ada akun overheard juga? Kedua hal itu patut dipertanyakan jika melihat sifat dari media radio yang menjadikan suara sebagai media utama.
ADVERTISEMENT
Secara tak langsung, pendengar radio akan mengalami overhearing. Obrolan penyiar bisa saja terdengar oleh orang yang tidak menyalakan radio. Entah di terminal, angkutan kota, atau tempadddt umum lainnya.
“Akun @overheardradio itu bukan cuma didengarkan tapi kita ingin juga radio itu dilihat,” ucap administrator akun tersebut, Awan Prasetyo kepada kumparan, beberapa waktu yang lalu.
Akun Instagram @overheardradio dibuat pada 15 Januari 2019. Dalam umurnya yang kurang dari setahun, akun tersebut diikuti oleh 2,7 ribu orang. Akun tersebut berisi obrolan ataupun curahan hati nyata yang dialami oleh mereka yang bekerja di perusahaan radio.
Akun Instagram Overheard. Foto: Fitra Andrianto/kumparan
“Awalnya kita buat sendiri (kontennya), mulai Juni 2019 banyak follower yang DM (Direct Message) lalu diedit sedikit supaya lucu,” ujar Awan.
ADVERTISEMENT
Menurut dia, cerita-cerita yang di-publish memang sangat relate dengan follower-nya. Obrolan personal soal pengalaman bekerja di radio menjadi faktor kuatnya engagement akun tersebut. Rata-rata setiap postingan dikomentari lebih dari 50 user.
“Yang konten Mahfud MD itu, waktu itu lagi ada meeting di daerah Kuningan, tiba-tiba muncul obrolan Mahfud MD pernah jadi MD (Music Director) radio?” kenang Awan.
Dengan mengusung cerita ini, Awan menyebut, @overheard memberikan gambaran interaksi orang di radio. Mulai dari produser dan penyiar serta bagaimana tim marketing dan sales saat menghadapi klien.
“Kita ingin memperlihatkan di luar player (program siaran) radio itu sendiri,” jelas Awan.
Melihat menjamurnya akun berembel-embel overheard, Pengamat Media Sosial Abang Edwin menilai, ini hanya tren yang sementara.
ADVERTISEMENT
“Mereka (akun-akun overheard) mengambil momen di mana orang senang mendengar atau mendapatkan obrolan,” ucap Edwin ketika dihubungi terpisah.
Edwin menambahkan, popularitas akun overheard tidak lepas konten yang menyinggung privasi atau ranah personal. Misalnya saja, @overheardradio yang memang berasal dari pengalaman nyata orang yang berkecimpung di radio.
Pengamat Media Sosial Abang Edwin. Foto: Instagram/@bangwin
“Sebagai manusia, mendapatkan obrolan overheard, itu menjadi informasi yang berharga, lalu disebarkan orang lain,” tambah Edwin.
Karena informasi yang didapatkan dari tangan pertama, Edwin menyebut, orang jadi mendapatkan perhatian lebih. Di dalam dunia digital, ini bisa terlihat dari jumlah likes dan comment dalam postingan.
Meski populer, Edwin menyebut, konten dalam akun overheard rentan akan pelanggaran privasi. Dengan catatan, jika memang orang yang dikutip obrolannya itu merasa tidak terima.
Ilustrasi overhearing. Foto: Shutter Stock
Pengalaman itu pernah dirasakan oleh Awan sebagai admin @overheardradio. Saat itu, Awan pernah mengunggah konten terkait perselisihan antara tim sales dan program di radio.
ADVERTISEMENT
“Tiba-tiba ada yang mau nuntut pakai UU ITE via DM,” kenang Awan.
Awan memilih untuk tidak menanggapi hal tersebut. Ditambah, akun @overheard memang tujuannya untuk hiburan.