Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Inspirasi bisnis bisa datang dari mana saja, termasuk budaya masyarakat luar. Seperti Adit Yara yang mendapat ide membangun brand lokal NIION di 2013 karena melihat penampilan orang Singapura.
ADVERTISEMENT
Adit yang saat itu masih bekerja di Singapura, memperhatikan adanya ciri khas masyarakat lokal dalam berpenampilan. Mereka cenderung menggunakan pakaian yang santai dengan pemilihan tas simple saat berakhir pekan. Kontras dengan gaya di hari kerja yang lebih formal dengan pakaian mahal.
“Dari situ akhirnya saya punya inspirasi bagaimana caranya membawa behaviour simplicity ini ke Indonesia. Makanya tas NIION enggak terlalu banyak detail dan aksesoris. Karena, ya, itu tadi prinsipnya mau mengubah behaviour menjadi lebih sederhana dan casual aja,” tuturnya kepada kumparan.
Namun, mengenalkan masyarakat kepada model tas yang notabene masih baru pada saat itu seperti sling bag, hip bag, dan duffle bag, bukanlah perkara mudah. Sebab mayoritas masih menganggap tas hanya identik dengan tas ransel.
ADVERTISEMENT
Adit menjelaskan, material tas NIION awalnya menggunakan nylon dan kanvas. Tapi kini sudah 100 persen nylon polyester yang tahan air dan diproduksi di Indonesia langsung.
Dengan jumlah sekitar 20 karyawan, NIION kini mampu produksi 4.000-5.000 tas per bulan, dengan harga berkisar Rp 100.000-Rp 350.000.
Mereka memasarkan produknya melalui e-commerce dan memiliki situs sendiri sejak 2016. NIION juga memanfaatkan media sosial seperti Instagram, platform berbagi video TikTok, dan akan merambah YouTube.
Adit mengatakan, platform tersebut tidak hanya untuk promosi produk, tapi ada juga edukasi buat masyarakat.
“Kayak kemarin lagi bikin masker, kami bikin edukasinya dulu. Kenapa penting pakai masker, kenapa penting pakai gloves, kenapa penting di rumah aja, dan sebagainya. Jadi tetap ada selipan kampanye dampak sosialnya buat orang,” terang laki-laki 35 tahun itu.
ADVERTISEMENT
Cara NIION Beradaptasi di Tengah Pandemi
Semenjak pandemi menyerang Indonesia, NIION berinovasi menciptakan sarung tangan dan masker yang dirilis pada April 2020. Antusiasnya pun besar, dalam dua bulan mereka bisa meluncurkan 15 ribu masker.
“Walau ramai pada bikin masker, tapi kami bisa keluar dengan masker dengan gaya kami. Masker kami itu pertama kalinya yang pakai nylon polyester. Yang lainnya pada pakai kain, scuba, dan kanvas kalau enggak salah,” ucapnya.
NIION juga sempat meluncurkan program Box of Fun yang di dalamnya terdapat tas, hand sanitizer, dan masker. Seluruh keuntungan bersihnya disumbangkan ke Indonesia Kuat untuk mendukung tenaga kesehatan
Selama hampir tujuh tahun berdiri, NIION telah menorehkan prestasi hingga merambah pasar internasional. Di tahun lalu, mereka mengikuti Agenda Show and Liberty Fairs di Las Vegas, Amerika Serikat dan juga sudah dikenal di Korea Selatan sejak produknya digunakan oleh idola K-Pop, Mino WINNER.
ADVERTISEMENT
Adit berharap pemerintah dapat mendukung lebih banyak UMKM Indonesia lainnya agar bisa sama-sama go global. “Untuk pergi ke luar sana kayaknya sekarang susah. Misalkan ada program-program lagi yang ibaratnya menginternasionalkan UMKM wajib di-support, sih, dari pemerintah,” tutup dia.