Pacar Suka Beri Perhatian Lebih di Awal Hubungan? Hati-hati Love Bombing

16 September 2022 16:02 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Pasangan. Foto: New Africa/shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Pasangan. Foto: New Africa/shutterstock
ADVERTISEMENT
Love Bombing sering terjadi di awal suatu hubungan. Pada awal mengenal satu sama lain, kamu mungkin akan menganggap orang ini menarik dan sangat perhatian.
ADVERTISEMENT
Orang ini akan memuji kamu secara berlebihan sehingga membuat kamu cepat terikat secara emosional. Namun, seiring berjalannya waktu tiba-tiba perhatian yang berlimpah itu langsung berubah.
Menurut terapis kesehatan mental, Mallory Grimste, love bombing mengacu pada bentuk manipulasi emosional seseorang. Pelaku love bombing biasanya akan menghujanimu sanjungan, hadiah, dan pujian di awal hubungan dengan tujuan mereka bisa mengendalikanmu.
"Orang dengan gangguan kepribadian narsistik biasanya memiliki rasa aman yang rendah dalam diri mereka sehingga mereka mendapatkan harga diri dari validasi eksterna. Karena mereka merasa sangat di luar kendali, mereka mencoba mengendalikan orang lain agar merasa lebih baik tentang diri mereka sendiri," kata Mallory dikutip wellandgood, Jumat (16/9).
Meski terdengar biasa-biasa saja ternyata dampak love bombing enggak main-main, lho. Perilaku ini bisa bisa sangat merusak kesehatan mental karena itu adalah bentuk pelecehan emosional. Hal ini ada hubungannya dengan hukum timbal balik. Jika seseorang memberi kamu sesuatu, maka kamu merasa berutang sesuatu yang sama atau lebih besar kepada mereka.
ADVERTISEMENT
Ilustrasi Pasangan Memberi Hadiah. Foto: Shutter Stock
Mengutip Verywell Mind me, ternyata ada dua tahapan love bombing yang perlu kamu waspadai. Pertama adalah idealisasi. Pada fase awal suatu hubungan, pelaku love bombing menempatkan prinsip idealisasi dengan begitu cepat. Ini dibuktikan dengan pemberian pujian, menggoda melalui pesan atau kata romantis, menelepon, atau mengirim kado secara intens.
Kedua adalah devaluasi. Dalam tahapan ini, seseorang dapat menunjukkan sikap baik dan kasar secara bergantian dengan porsi seimbang. Dengan kata lain, individu tersebut akan bersikap baik (biasanya) di depan umum, kemudian berubah menjadi kasar (terutama) secara pribadi.
Studi dalam jurnal Discovery tahun 2017 pun melakukan kajian mengenai perilaku love bombing secara empiris. Peneliti menemukan adanya korelasi antara perilaku ini dengan narsisme, harga diri rendah, dan insecure attachment style. Diperkirakan juga bahwa generasi milenial menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan dalam praktik narsisme. Dengan begitu, risiko terjadinya Love Bombing juga akan lebih besar terjadi para milenial.
Ilustrasi pasangan suami istri. Foto: Shutterstock

Lantas bagaimana cara mengatasi love bombing?

Jika kamu mengalami love bombing, penting untuk jujur pada diri sendiri tentang situasinya atau ada beberapa cara untuk mengatasinya. Misalnya kamu bisa mempertegas batasan dalam hubungan, memperhatikan pola perilaku pasangan yang manipulatif agar kamu bisa mementingkan kesehatan mentalmu.
ADVERTISEMENT
Kalau kamu sudah benar-benar lelah dengan segala perilakunya, baik yang menyakitimu secara fisik maupun psikis, kamu bisa minta bantuan psikolog sampai konselor hubungan untuk membantumu mengatasi semua ini.
Laporan Mutiara Oktaviana