Pameran Virtual Makin Variatif

8 April 2022 10:47 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sebuah instalasi berjudul Greetings From Giza oleh seniman dan fotografer Prancis Jean Rene, yang dikenal sebagai JR terlihat menghadap piramida di Dataran Tinggi Giza, dekat Kairo, Mesir pada 23 Oktober 2021. Foto: Ammar Abd Rabbo/Art d'Egypte
zoom-in-whitePerbesar
Sebuah instalasi berjudul Greetings From Giza oleh seniman dan fotografer Prancis Jean Rene, yang dikenal sebagai JR terlihat menghadap piramida di Dataran Tinggi Giza, dekat Kairo, Mesir pada 23 Oktober 2021. Foto: Ammar Abd Rabbo/Art d'Egypte
Nggak terasa dua tahun terakhir sudah banyak yang kita lewati. Kebiasaan baru yang dulu masih terasa asing, sekarang udah jadi bagian dari keseharian.
Di tengah situasi yang terus berubah-ubah kita juga mulai terbiasa dengan perubahan yang serba cepat. Awalnya sih mungkin terasa mengagetkan dan bingung harus berbuat apa, tapi lama-lama kita jadi makin siap dan sigap.
Para pelaku seni dan pertunjukan musik terus memutar otak agar industri ini bisa terus berlanjut. Akhirnya, format-format baru pun bermunculan. Masa ini menjadi masa eksperimental format seni dan musik. Dari berbagai eksperimen yang dicoba, pelan-pelan para pelaku seni dan musik belajar hal baru, menemukan format yang paling ideal untuk mereka saat ini. Salah satunya adalah virtual exhibition atau pameran virtual.
Sebenarnya format ini bukan hal baru tapi belum banyak yang menggunakannya, khususnya di Indonesia. Kebanyakan virtual exhibition datang dari perhelatan seni luar negeri, dan belum banyak bentuk eksplorasinya. Setelah format ini diadaptasi selama dua tahun terakhir oleh banyak pelaku seni dan musik, sekarang virtual exhibition sudah makin berkembang. Nggak hanya dipakai sekadar memajangkan karya atau penampilan musik, virtual exhibition terasa semakin interaktif dan imersif dengan penggunaan yang lebih luas.
Sejauh ini, apa aja sih pengalaman yang bisa dinikmati di dalam pameran virtual? Yuk, kita lihat!
Visual art & fotografi
Instalasi seni di depan Piramida Agung Giza. Foto: Mohamed Abd El Ghany/REUTERS
Ini jadi salah satu format awal yang bisa kita nikmati di virtual exhibition. Mungkin beberapa virtual exhibition pada awalnya hanya sekadar memajangkan gambar dua dimensi secara virtual, tapi sekarang udah jauh lebih seru! Banyak visual artist yang akhirnya membuat karya dengan versi yang berbeda dari yang biasa mereka buat. Dari 2D bisa dibuat jadi 3D, dari karya yang statis bisa dibuat jadi dinamis, dan banyak yang dibuat lebih interaktif.
Fashion
Fashion show saat perhelatan Jogja Fashion Week (JFW) 2021. Foto: Andreas Fitri Atmoko/ANTARA FOTO
Nah, ini cocok buat kamu yang suka nonton fashion show. Sekarang, kamu bisa nonton fashion show dari front row dengan mudah. Nggak perlu nunggu dapat undangan khusus! Nggak jarang format fashion show-nya pun jadi lebih imajinatif dibandingkan dengan fashion show pada umumnya. Dari segi eksplorasi koleksi pakaiannya pun bisa lebih bermacam-macam.
Art market
Ilustrasi pameran lukisan. Foto: Akbar Nugroho Gumay/ANTARA FOTO
Selain dipakai buat pameran, nggak jarang virtual exhibition yang dimanfaatin jadi tempat jual beli karya secara virtual. Jadi, bisa sekaligus menikmati dan memiliki karya yang kamu suka!
Konser virtual
ilustrasi nonton konser virtual. Foto: Song_about_summer/Shutterstock
Ini jadi pengobat rasa kangen buat yang udah lama nggak lihat musisi dan band favoritnya manggung. Apalagi di konser virtual biasanya kita bisa berinteraksi lebih dekat dengan musisinya. Konsep-konsep yang ditawarkan pun nggak kalah menarik dari konser biasa, bikin pengalaman nonton konser jadi lebih unik.
Hybrid event
Ilustrasi hybrid event. Foto: red mango/Shutterstock
Udah pernah dengar format ini? Buat kamu yang belum tahu, hybrid event biasanya dijadikan istilah untuk acara yang hadir dalam dua format sekaligus, online dan offline. Jadi kamu bisa menikmati sebagian dari rangkaian acara secara online dan sebagian lainnya secara offline dengan dua pengalaman yang bener-bener beda. Biasanya di format offline-nya pun tetap punya sentuhan digital, seperti menggunakan teknologi virtual atau augmented reality.