Pandangan Psikolog Mengenai Jatuh Cinta pada Pandangan Pertama

13 Desember 2017 12:09 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tanda Jatuh Cinta (Foto: thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Tanda Jatuh Cinta (Foto: thinkstock)
ADVERTISEMENT
Jatuh cinta pada pandangan pertama adalah hal yang dapat terjadi pada semua orang. Namun, pada remaja terdapat perbedaan dalam cara mereka mengalaminya.
ADVERTISEMENT
Seperti yang dilansir dari the National, dalam kasus ini, otak akan mengeluarkan hormon mulai dari dophamine, oxytocin, adrenaline dan vasopressin secara bersamaan yang memungkinkan hal ini dapat terjadi.
Jatuh cinta adalah pergolakan emosional bagi remaja dan hal ini sangat sulit untuk dihadapi di usia mereka. Hal ini terjadi karena ada perubahan fisik maupun emosional yang sangat pesat di fase ini.
Pendapat ini dibenarkan oleh psikolog klinis Sanatorium Dharmawangsa, Liza Marielly.
“Jatuh cinta pada pandangan pertama bisa terjadi pada siapa aja. Kenapa pada remaja lebih terlihat? Karena respon mereka lebih meluap-luap dan belum bisa mengontrol emosinya dengan baik,” ujarnya.
Liza juga menambahkan kalau meluap-luapnya emosi remaja pada lawan jenis bisa ditunjukkan dengan cara yang agresif, salah satunya adalah mengirim pesan yang berulang secara terus-menerus.
ADVERTISEMENT
Nah, menurut the Psychologist, hubungan percintaan remaja hanyalah wujud pengembangan jati diri daripada cinta yang sebenarnya. Remaja yang sedang berkembang secara fisik maupun emosional mencoba untuk menemukan identitas mereka dengan berpasangan lewat orang yang disukainya.
Namun terkadang, enggak sedikit dari kita yang merasa galau saat cinta pada pandangan pertamanya bertepuk sebelah tangan. Kalau sudah begitu, apa yang harus dilakukan?
“Beberapa remaja yang susah menerima hal itu jadinya sedih berkepanjangan. Harus diingatkan dengan lingkungannya, didampingi orang tuanya, diberi tahu. Diatur manajemen stresnya supaya legowo aja,” tutup Liza menegaskan.