Pemenang UMKM Kuliner Terbaik Local Brand Editor's Choice 2021: Pipiltin Cocoa

Pemenang Local Brand Editor's Choice 2021 Festival UMKM kumparan kategori Brand Kuliner Terbaik. Foto: kumparan

Pipiltin Cocoa terpilih menjadi pemenang di kategori UMKM Kuliner Terbaik Local Brand Editor's Choice Festival UMKM kumparan 2021.

Pipiltin Cocoa didirikan kakak-beradik Tissa Aunilla (43) dan Irvan Helmi (39). Produknya mengedepankan keragaman cokelat di Indonesia. Kini mereka telah memiliki produk cokelat khas Aceh, Bali, Papua, dan ke depan berencana menghadirkan dari Kalimantan.

Bisnis ini berawal saat Tissa mencicipi cokelat Felchlin dari Swiss, yang ternyata mengambil cokelat di Jember, Jawa Timur.

Sebagai bentuk keseriusannya menggeluti bidang cokelat, perempuan yang dulunya bekerja sebagai pengacara itu pun banting setir. Dia mengubah ruangan di rumahnya menjadi ruang khusus cokelat, melakukan riset, hingga mengambil sertifikasi Master Chocolatier Certification di Swiss.

Pemenang Local Brand Editor's Choice 2021 Festival UMKM kumparan kategori Brand Kuliner Terbaik. Foto: kumparan

Selain itu, Tissa mengaku sebenarnya cokelat hanya kendaraan bagi Pipiltin Cocoa untuk meningkatkan kesejahteraan petani.

“Cokelat itu sebagai vehicle aja. Cara untuk dapat apa yang mau kami dapatkan. Yang mau kami dapatkan itu memajukan komunitas Indonesia supaya petani dianggap keren. Sebab selama ini dianggap kayak pekerjaan yang lusuh, jelek, gitu, ‘kan. Gimana caranya naikin derajatnya petani dengan cara yang keren,” pungkasnya.

Kini produk Pipiltin Cocoa tidak hanya dijual di Indonesia, tapi juga diekspor ke Singapura, Rusia, Swiss, sampai punya distributor Pipiltin Japan di Jepang sejak empat tahun lalu.

Pemenang UMKM Kuliner Terbaik Local Brand Editor's Choice 2021: Pipiltin Cocoa dok kumparan

Penilaian Local Brand Editor's Choice Festival UMKM kumparan 2021

Keseluruhan finalis di Local Brand Editor’s Choice 2021 dinilai oleh para juri dengan parameter penilaian sebagai berikut:

Local Brand Value

Melihat positioning dari masing-masing finalis, aspek yang dinilai:

a. Local value: menggunakan bahan baku lokal, produksi di dalam negeri. Makin besar penggunaan produk lokal maka semakin tinggi skornya.

b. Community: Seberapa jauh memberikan dampak positif terhadap komunitas dalam proses produksi. Semakin banyak yang terlibat maka semakin baik. Atau, apabila usahanya bukan padat karya, perlu dipertimbangkan apakah pelaku UMKM ini memiliki program pemberdayaan kelompok masyarakat.

c. Brand Story: Cerita di balik di balik berdirinya usaha. Semakin inspiratif (bukan sekadar untuk usaha, tapi tergerak untuk menyelesaikan persoalan sosial ekonomi) skornya semakin bagus.

Commercial Value

a. Sales (omzet, jumlah penjualan).

b. Inovasi dan diferensiasi produk.

c. Strategi marketing (produk kolaborasi, kampanye iklan).

Social Value

Social media presence, fans, UGC, endorsement sebagai bagian dari upaya membangun engagement dengan market milenial.

Hasil penilaian dari ketiga parameter tersebut diolah menjadi Brand Index Score (BIS), dengan menghitung rata-rata terbobot masing-masing parameter.