Pura-pura Jadi Polisi, Wanita ini Teror Mantan Selama 2 Tahun

6 September 2017 18:30 WIB
comment
6
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Laura Adderley. (Foto: Twitter/Laura Adderley)
zoom-in-whitePerbesar
Laura Adderley. (Foto: Twitter/Laura Adderley)
ADVERTISEMENT
Seorang wanita bernama Lauren Adderley, asal Shrewsbury, Inggris ditahan setelah terbukti berpura-pura sebagai polisi dan meneror sang mantan. Tak tanggung-tanggung, ia sudah meneror mantannya itu selama 2 tahun.
ADVERTISEMENT
Dilansir BBC, Adderley ditahan karena sudah menipu dan membuat hidup mantannya, Mitchell Lloyd (22) menderita selama 2 tahun. Adderley menipu korban dengan berpura-pura sebagai polisi dan mengatur kehidupan Llyod dengan menggunakan pasal palsu yang bertujuan membuat takut Llyod.
Hal ini berawal saat Llyod berniat membantu Adderley untuk melaporkan kasus pelecehan seksual, yang ternyata di-setting oleh Adderley. Wanita ini bahkan membuat akun sosial media palsu dengan berpura-pura sebagai polisi dan saksi.
Jaksa Jason Corden-Bowen yang menangani kasus ini mengatakan, Adderley membuat karakter fiksi yang cukup kompleks dengan membuat banyak akun palsu. Akun yang ia buat seolah saling berinteraksi sehingga membuat Llyod dengan mudahnya percaya.
Adderley dikabarkan menggunakan perilaku 'catfish-style behaviour' atau istilah untuk seseorang yang membuat identitas palsu yang bertujuan untuk menggaet pasangan lewat situs online.
ADVERTISEMENT
"Ia menggunakan metode 'catfish behaviour' untuk memanipulasi kehidupan korban, mengatur kapan, ke mana, dengan siapa ia boleh pergi, mengatur kehidupan sosialnya dengan teman-teman korban selama 2 tahun," ujar Bowen.
Baik Llyod dan Adderley sendiri memang pernah menjalin asmara namun sudah lama berakhir. Untuk menarik perhatian Llyod, Adderley beralasan menjadi korban pelecehan seksual dan meminta bantuan pada Llyod untuk melaporkan kasus itu.
"Wanita ini menipu korban dengan mengirimkan e-mail seolah-olah itu datang dari kepolisian. Llyod diancam dengan denda uang dan sanksi sosial dari petugas polisi palsu," ujar Bowen.
Dikutip dari odditycentral.com, ancaman pada Llyod bermula saat ia mengantar seorang teman wanita usai pesta Natal dan membuat Adderley marah. Ia kemudian menerima e-mail dari polisi fiksi bernama Robert Hay, yang ternyata dibuat Adderley.
ADVERTISEMENT
E-mail tersebut mengatakan Llyod sudah menyakiti Adderley dan bisa mendapat denda. Tidak hanya satu kali, e-mail ancaman ini datang berkali-kali hingga nominal 'denda' senilai 15.000 poundsterling, atau setara dengan Rp 260 juta. Selain itu Adderley sedemikian rupa mengatur dan membuat larangan Llyod untuk pergi ke bar setiap hari Rabu, Jumat, Sabtu dan Minggu.
"Ia (Llyod) percaya ini, karena kata-kata yang digunakan sangat resmi," ujar jaksa lain, Dafydd Roberts.
Kegilaan ini akhirnya membuat Llyod menyerah dan menceritakan hal tersebut kepada temannya. Ia disarankan untuk membawa kasus ini ke kantor polisi. Dan benar saja, saat menceritakan hal tersebut, pihak polisi langsung mengambil tindakan. Mereka mengecek e-mail yang diterima Llyod yang berujung pada satu orang yang tak lain adalah si mantan, Lauren Adderley.
ADVERTISEMENT
Adderley pun ditangkap dan dijebloskan ke penjara selama 9 bulan.