QnA Bernard Dinata: Rela Audisi ke London dan Nervous di Depan Gebetan

11 Januari 2019 19:55 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bernard Dinata. (Foto: Matheus Marsely/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Bernard Dinata. (Foto: Matheus Marsely/kumparan)
ADVERTISEMENT
Seorang penyanyi baru dari Indonesia, Bernard Dinata, nyatanya enggak cuma serius menekuni musik sebagai jalan karier yang dipilihnya, namun juga memperdalam musik lewat jurusan kuliah yang dia ambil.
ADVERTISEMENT
Satu hal lain yang membanggakan, dia juga jadi cowok pertama dari Indonesia yang berhasil magang di salah satu agensi hiburan terbesar di Korea Selatan, YG Entertainment.
Tapi enggak cuma itu prestasi dari seorang Bernard Dinata. Cowok 22 tahun ini juga punya sejumlah lagu yang baru ia rilis. Bahkan Bernard akan segera menggelar konser mini perdananya, di tengah kesibukannya berkuliah di Berklee College of Music, Boston, Amerika Serikat.
Yuk, simak obrolan lengkap kumparan dengan Bernard soal musiknya, kuliahnya, sampai kisah cintanya.
Selamat untuk single barunya! Ceritain, dong, proses di balik lagu tersebut?
Jadi single aku yang judulnya 'Nervous' sebenarnya prekuel dari single 'Breeze'. Aku menulis 'Nervous' dulu, baru 'Breeze'.
Tapi aku rilis 'Breeze' dulu karena sesuai sama apa yang aku rasakan pada saat itu. Lalu aku pikir orang-orang perlu tahu bagaimana bisa ada lagu 'Breeze'. Makanya aku rilis 'Nervous'.
ADVERTISEMENT
'Nervous' sendiri, kan, tentang cinta pada pandangan pertama. Jadi aku punya gebetan yang membuat aku merasa gugup. Jadi lagu ini sebenarnya aku tulis karena merasa takut untuk melakukan langkah pertama.
Biasanya kalau menulis lagu inspirasinya memang dari pengalaman pribadi?
Seringnya memang dari pengalaman pribadi. Ada lagu yang terinspirasi dari ceritanya temanku. Menurutku semua orang punya cerita yang menarik.
Selain itu juga tiap kota yang aku pernah tinggal memberikan inspirasi tersendiri. Seperti Seoul yang banyak mengajarkanku tentang mimpi dan cita-cita, Boston yang mengajarkanku bagaimana menjadi musisi yang lebih baik, dan Jakarta yang menginspirasiku untuk enggak pernah menyerah dan terus membuat musik. Aku butuh ketiganya untuk membuat musik.
Terus produksi sendiri?
Iya. Sekarang aku sudah belajar membuat musik sendiri. Aku bisa memilih untuk lebih spesifik dan lebih bebas saja. Apapun yang aku pikirkan bisa aku wujudkan. Aku senang bisa memproduksi musik sendiri.
ADVERTISEMENT
Seperti 'Breeze' itu aku produksi sendiri. Kalau 'Nervous' aku produksi beat-nya dan lain-lain, dan menyelesaikannya dengan salah satu temanku.
Enggak terpikir untuk kerja sama dengan label besar?
Well, sekarang memang aku sedang bekerja sama dengan Warner Music Indonesia. 'Nervous' menjadi lagu yang dirilis bareng mereka.
Aku juga dapat banyak saran dari mereka, dan mereka juga membantu dalam distribusi musikku. Aku bersyukur banget mereka suka musikku, dan memastikan sebanyak mungkin orang bisa mendengarnya.
Bernard Dinata. (Foto: Matheus Marsely/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Bernard Dinata. (Foto: Matheus Marsely/kumparan)
Sudah rilis video klip juga, ya?
Iya, sudah rilis video klip 'Nervous'. Aku bekerja sama dengan seorang ilustrator Indonesia. Dia memang sering membuat video lirik, dan saat aku lihat karyanya, aku pengin banget kerja sama dia.
Jadi saat aku di Amerika, dan dia di Indonesia, kami mendiskusikan konsep videonya. Aku bilang ke dia kalau aku pengin memberikan perasaan yang tenang dan menyenangkan, tapi agak cute. Aku senang banget dengan hasilnya.
ADVERTISEMENT
Sebenarnya kami sudah memikirkan untuk menggarap video klip 'Nervous'. Tapi video lirik dulu yang dikerjakan, supaya orang-orang bisa mengerti liriknya dan hafal lagunya.
Wah, jadi akan ada video klip 'Nervous' yang baru?
Mungkin bakal ada video klipnya. Hahaha...
Tiap bikin lagu, ada orang yang selalu kamu minta pendapatnya enggak, sih?
Aku punya lebih dari satu orang yang bisa aku minta pendapatnya. Di sekelilingku itu ada banyak musisi hebat, terutama di Boston. Kalau kamu berada di sekitar orang-orang yang sangat hebat di bidangnya masing-masing, itu selalu bisa memberikan inspirasi.
Aku juga punya satu dosen yang mengajar mata kuliah Penulisan Lagu, dan selalu aku tanyakan pendapatnya soal musikku, karena dia pernah bekerja di Los Angeles dan New York. Aku ingat pernah bertanya kepadanya, apakah aku harus merilis 'Nervous' atau enggak? Apa yang harus aku lakukan dengan lagu ini?
ADVERTISEMENT
Lalu menurutnya aku harus merilis 'Nervous'. Dan aku ingat ketika Warner Music mau bekerja sama denganku, aku memberitahu dosen itu dan dia tersenyum lebar. Dia bangga banget.
Tapi biasanya aku mengerjakan lagu-laguku dulu baru meminta pendapat. Jadi memang karyaku, bukan dari ide orang lain.
Kalau bisa dikategorikan, genre musik kamu ini apa?
Genre musikku itu Pop, RnB, dengan nuansa akustik. Aku pengin orang yang mendengar merasa tenang.
Pernah kepikiran untuk eksperimen dengan genre lain, enggak?
Di Berklee College of Music, aku belajar banyak soal jazz. Sekarang aku sudah mulai memasukkan unsur jazz ke dalam musikku. Aku rasa jazz dan rnb memberikan nuansa baru dalam musik.
Aku juga tumbuh dewasa mendengarkan rock. Jadi aku mengkombinasikan empat genre berbeda, rock, rnb, pop, dan jazz.
Bernard Dinata. (Foto: Matheus Marsely/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Bernard Dinata. (Foto: Matheus Marsely/kumparan)
Ceritain, dong, bagaimana rasanya kuliah di Berklee?
ADVERTISEMENT
Jadi aku pernah bertanya-tanya apa yang seharusnya aku lakukan dengan hidupku. Aku sempat pengin masuk ke sekolah biasa, dan sudah diterima di salah satu universitas di Amerika. Di situ aku berpikir mungkin musik cuma selingan. Ada yang membuat aku enggak percaya diri. Tapi di sisi lain aku merasa harus mengejar cita-citaku ini.
Susah, enggak, masuknya?
Karena aku galau, kan, jadi aku ketinggalan audisi masuk Berklee yang digelar di Singapura. Lalu aku sadar kalau aku memang ingin belajar di Berklee. Jadi aku kejar di audisi berikutnya, yaitu di London.
Aku sudah menyiapkan, nih, dua lagu orisinal untuk audisi. Tapi aku mulai dengan membawakan lagu 'The Blower's Daughter' yang dinyanyikan Damien Rice. Lalu pas aku selesai menyanyikan lagu itu, mereka langsung bilang oke. Aku sempat khawatir karena mereka menghentikanku begitu saja. Tapi akhirnya aku diterima.
ADVERTISEMENT
Kamu ambil jurusan kuliah apa di Berklee?
Sekarang aku di jurusan Produksi dan Teknik Musik. Tapi aku ganti ke Profesional Musik. Aku pengin belajar semuanya, bisa produksi musik, menulis lagu, performing, dan belajar soal industri serta bisnis musik.
Katanya kamu mau semakin aktif juga di YouTube?
Aku rasa banyak orang yang pengin tahu tentang aku, dan begitu pula sebaliknya. Jadi kanal YouTube cara yang sangat bagus untuk menunjukkan orang siapa aku sebenarnya, melakukan hal-hal seru, dan kolaborasi dengan YouTuber lain.
Aku juga ingin kerja sama dengan Rahmania Astrini. Dia selain YouTuber juga di Warner Music, dan bakal jadi tamu spesial di konser aku.
Ah, right, about your show! Akan ada apa saja nanti di sana?
ADVERTISEMENT
Jadi ini adalah konser mini perdana aku yang akan digelar di America, Pacific Place pada Sabtu (12/1). Aku bakal tampil lengkap dengan live band, dan ada meet and greet. Enggak cuma musik, aku juga akan berbagi cerita supaya penggemar bisa lebih mengenalku.
Acaranya akan berlangsung sekitar 1,5 jam, dan aku akan membawakan sekitar 9 sampai 10 lagu. Ada yang orisinal, ada juga cover berbahasa Inggris, Indonesia, dan Korea. Mungkin aku akan menari. Hahaha...
I feel like you're so ready for 2019! Are you?
Bernard Dinata. (Foto: Matheus Marsely/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Bernard Dinata. (Foto: Matheus Marsely/kumparan)
Yes! Aku bersemangat banget, nih! Aku sudah punya lagu yang cukup untuk membuat album. Mungkin akan dirilis beberapa single dalam waktu dekat. Lalu nanti bakal meluncurkan EP dulu. Mungkin di 2019 ini. Tentunya juga aku pengin punya full album. Tapi masih belum tahu kapan.
ADVERTISEMENT
Di samping itu, aku merasa 2018 menjadi tahun yang benar-benar mengubah hidupku. Sekarang tujuanku sudah semakin jelas. Di 2019 ini aku siap untuk terus berkarya, dan mengenal para penggemarku.
Aku enggak tahu, sih, apa yang akan terjadi. Aku hanya ingin terus melakukan yang terbaik.