Riset: 23% Karyawan Keluar dari Pekerjaannya karena Jauhnya Perjalanan

30 November 2018 16:12 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Macet. (Foto: Antara/Risky Andrianto)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Macet. (Foto: Antara/Risky Andrianto)
ADVERTISEMENT
Apa yang biasanya mendasari alasan seseorang untuk berhenti dari pekerjaannya? Lingkungan kerja yang enggak lagi kondusif? Tawaran di tempat lain yang lebih baik? Atau merasa kurang dihargai usahanya?
ADVERTISEMENT
Ternyata ada alasan yang lebih spesifik dari semua itu. Sebuah studi baru menunjukkan bahwa perjalanan yang terlalu jauh dan melelahkan juga jadi alasan utama orang-orang terutama pekerja muda menyerah dengan pekerjaannya.
Dilansir Study Finds, sebanyak 23 persen dari 2.800 responden pekerja usia 18-34 tahun memutuskan untuk keluar dari pekerjaannya karena frustasi dengan kemacetan jalan raya. 22 persen pekerja bahkan melaporkan bahwa perjalanan mereka menuju tempat kerja memburuk dalam lima tahun terakhir.
Lebih dari itu, 60 persen responden mengatakan bahwa atasan mereka bahkan enggak membuat keadaan jadi lebih mudah. Kebayang kan, kamu harus menempuh perjalanan pergi dan pulang kantor dengan berat dan menghadapi bos yang hanya akan menambah stres?
“Perjalanan ke kantor dapat berdampak besar pada semangat kerja, pada akhirnya, itu akan memengaruhi keputusan karyawan untuk bertahan atau meninggalkan pekerjaan,” kata Paul McDonald, seorang direktur eksekutif senior Robert Half, dalam sebuah rilis.
ADVERTISEMENT
Untuk itu, dia menyebut banyak profesional lebih memilih untuk bekerja secara remote agar menghindari perjalanan panjang ke kantor.