Riset: Bosan dengan Pekerjaan Bisa Jadi Tanda Positif

23 Agustus 2018 16:49 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Penyebab Milenial Gemar Berpindah Tempat Kerja (Foto: Dok. Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Penyebab Milenial Gemar Berpindah Tempat Kerja (Foto: Dok. Pixabay)
ADVERTISEMENT
Rasa bosan di tempat kerja, nyatanya bisa menimbulkan stres yang sama ‘mengganggunya’ dengan beban pekerjaan yang terlalu banyak.
ADVERTISEMENT
Tenang, kamu enggak sendiri kok. Curt W. Coffman, pemimpin praktik global di Gallup Organization, menegaskan bahwa sebagian banyak pekerja milenial juga merasa bosan dengan perusahaan mereka dan tidak merasa aktif di tempat kerja.
"Sekitar 55 persen karyawan milenial tidak merasa terlibat aktif di tempat kerja. Mereka merasa kemampuannya tidak dimanfaatkan dengan baik, oleh karena itu, mereka benar-benar tidak memiliki ikatan secara psikologis yang baik dengan perusahaan," katanya.
Demikian pula dengan riset yang dilakukan Corporate Leadership Council (CLC), mereka melakukan survei 50.000 pekerja milenial di seluruh dunia dan menanyakan kepada mereka pertanyaan seperti: "Apakah kamu mencintai pekerjaanmu?’, ‘Apakah kamu mencintai tim kerjamu?’, ‘Apakah kamu senang dengan pekerjaan yang dilakukan setiap hari?’ dan lain sebagainya.
ADVERTISEMENT
Hasilnya, 13 persen mengatakan ‘tidak’ dan sisanya ‘sangat tidak’.
com-Lelah Bekerja (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
com-Lelah Bekerja (Foto: Thinkstock)
Survei lain yang dilakukan oleh Sirota Consulting LLC, melibatkan lebih dari 800.000 karyawan di 61 perusahaan seluruh dunia menemukan bahwa mereka yang "terlalu sedikit bekerja" justru memberikan peringkat kepuasan kerja keseluruhan sebesar 49/100, sementara mereka yang “aktif bekerja" memiliki rating 57/100.
"Ketika kamu memiliki banyak pekerjaan yang harus dilakukan, ada perasaan seperti ‘dihargai’ oleh perusahaan karena kamu diberi tanggung jawab. Ternyata itu jauh lebih baik daripada kamu tidak dilibatkan dalam sebuah projek di tempat kerja,” ujar Jeffrey M. Saltzman, Chief Executive Sirota.
Ilustrasi pekerja perempuan. (Foto: Pexels.)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pekerja perempuan. (Foto: Pexels.)
Dilansir Forbes, rasa bosan nyatanya menunjukkan tanda positif bahwa kita mungkin telah kehilangan tujuan kita dan siap untuk menciptakan perubahan.
ADVERTISEMENT
“Dengan tidak adanya kebosanan, seseorang akan tetap terjebak dalam situasi yang tidak memuaskan, dan kehilangan banyak pengalaman emosional, kognitif, dan sosial yang bermanfaat. Kebosanan merupakan peringatan bahwa kita tidak melakukan apa yang ingin kita lakukan dan 'dorongan' yang memotivasi kita untuk mengubah tujuan dan proyek, ” kata Prof. Andreas Elpidorou, peneliti dari Universitas Louisville.