Saat Gen Z Ramai-ramai Tinggalkan Facebook dan Beralih ke TikTok

Ilustrasi Facebook dan Whatsapp Foto: Reuters/Dado Ruvic

Media sosial Facebook baru-baru ini diketahui jumlah penggunanya di kalangan remaja menurun cukup drastis dalam beberapa tahun terakhir. Terutama saat ada platform-platform baru bermunculan, salah satunya adalah TikTok.

Mengutip The Hill, analisis ini berdasarkan pada survei yang dilakukan Pew Research Center yang dilakukan pada 14 April hingga 4 Mei 2022. Survei ini mengambil sampel responden sebanyak 1.316 orang dengan masing-masing terdiri dari remaja Amerika Serikat berusia 13 hingga 17 tahun serta orang dewasa.

Hasil survei ini menemukan bahwa sebanyak 67 persen remaja mengatakan bahwa saat ini mereka lebih banyak menggunakan TikTok, dengan 16 persennya melaporkan bahwa mereka menggunakan aplikasi tersebut terus-menerus. Sementara itu, para remaja yang menggunakan media sosial Facebook saat ini hanya sebanyak 32 persen. Ini adalah penurunan jumlah angka yang cukup tajam.

Survei sebelumnya yang diadakan pada 2014 hingga 2015 meraih hasil sebanyak 71 persen remaja menggunakan Facebook. Dari hasil survei terbaru ini menemukan bahwa Facebook tetap popular di kalangan orang dewasa.

Ilustrasi TikTok. Foto: Shutterstock

Dari laporan hasil survei ini, platform YouTube menduduki peringkat pertama sebagai platform pilihan terpopuler dengan 97 persen responden menggunakan aplikasi ini. Kemudian disusul dengan Instagram, Snapchat, dan Tiktok sebesar 60 persen.

Tapi, penggunaan Facebook di kalangan remaja ini masih lebih tinggi jumlahnya dibandingkan dengan Twitter, Whatsapp, Reddit, dan Tumblr.

Pew juga mencatat adanya perbedaan demografis di antara pengguna media sosial di kalangan remaja. Untuk remaja laki-laki lebih cenderung menggunakan YouTube, Twitch, dan Reddit. Sedangkan remaja perempuan lebih cenderung menggunakan TikTok, Instagram, dan Snapchat daripada remaja laki-laki.

Selain itu, Pew juga menyebut bahwa gadis remaja akan lebih sulit meninggalkan media sosial dibandingkan dengan anak laki-laki. Sedangkan sebanyak 25 persen anak laki-laki mengatakan akan sangat mudah untuk menghentikan kebiasaan itu.

Laporan Afifa Inak