Selain Hemat, Ini Manfaat Thrifting untuk Lingkungan

23 Oktober 2020 11:07 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Thrifting atau belanja pakaian bekas dok Unsplash/becca mchaffie
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Thrifting atau belanja pakaian bekas dok Unsplash/becca mchaffie
ADVERTISEMENT
Thrifting atau atau belanja baju bekas di thrift shop saat ini semakin populer di masyarakat. Pakaian bekas banyak diminati karena modelnya beragam dan harganya yang ramah di kantong.
ADVERTISEMENT
Tidak hanya itu, thrifting juga punya dampak positif buat lingkungan, lho. Kok, bisa, ya? Dikutip dari Student Environmental Resource Center University of California Berkeley, berikut tiga alasannya.

Pakaian di Tempat Pembuangan Jadi Lebih Sedikit

Industri fast fashion mengeluarkan banyak desain baru dalam periode singkat. Hal ini juga membuat masyarakat cenderung lebih konsumtif dan membeli baju baru hanya supaya enggak ketinggalan zaman.
Alhasil, pakaian lama dibuang begitu saja dan kian menumpuk. Sementara, penelitian menunjukkan bahwa 60 persen pakaian di seluruh dunia terbuat dari bahan sintetis yang sulit terurai.
So, dengan belanja pakaian bekas, kamu sama saja telah berpartisipasi mengurangi pencemaran dan membantu menjaga lingkungan, gaes.

Sumber Daya yang Digunakan Lebih Sedikit

Ternyata untuk membuat satu celana jeans membutuhkan sekitar 1.800 galon air, lho. Proses produksinya juga menghasilkan gas rumah kaca yang setara sama berkendara lebih dari 80 mil atau sekitar 128 kilometer.
ADVERTISEMENT
Hal ini juga berlaku buat kaus, rok, dan sebagian besar pakaian lainnya. Pembuatan pakaian baru jauh lebih boros energi dan air. Makanya, dengan thrifting kamu bisa mengurangi sumber daya yang digunakan untuk membuat pakaian, jadi enggak terbuang percuma.

Polusi Berkurang

Sekitar 90 persen kapas yang ditanam untuk tekstil adalah rekayasa genetika, artinya prosesnya sangat bergantung sama pestisida. Faktanya, hampir 20 persen penggunaan pestisida di seluruh dunia itu untuk tanaman kapas. Bahan kimia ini bisa mencemari persediaan air dan mengasamkan tanah.
Selain itu, pewarna yang digunakan dalam proses pembuatan tekstil bisa mencemari air. Di beberapa daerah, ada perusahaan yang masih membuang limbahnya langsung ke sungai atau danau.
Enggak hanya itu, produksi kain sintetis melepaskan gas rumah kaca bernama dinitrogen oksida yang 310 kali lipat lebih kuat daripada karbon dioksida. Gas ini bisa berbahaya dan merusak lapisan ozon.
ADVERTISEMENT
Meskipun thrifting enggak sepenuhnya menyelesaikan masalah-masalah di atas, seenggaknya kamu sudah membantu menjaga lingkungan. Selain itu, langkah-langkah kecil ini diharapkan bisa berujung pada masa depan yang lebih baik. Setuju enggak?
Laporan: Alexa Birgitta