Semua Hal yang Perlu Kamu Tahu tentang Data Scientist

3 Agustus 2018 18:54 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi data scientist (Foto: rawpixel)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi data scientist (Foto: rawpixel)
ADVERTISEMENT
Meski terbilang sebagai pekerjaan yang relatif baru, data scientist ternyata menjadi salah satu profesi yang banyak dicari dan dibutuhkan oleh industri. Menurut Data Scientist Report 2017 oleh Smith Hanley, hampir 90 persen data scientist dihubungi oleh perusahaan setidaknya sebulan sekali untuk penawaran kerja dan lebih dari 50 persennya bahkan dihubungi setiap minggu.
ADVERTISEMENT
Wajar saja, profesi data scientist memang salah satu profesi yang punya peran penting untuk mengolah dan memanfaatkan data sebuah perusahaan. Selain itu, ada beberapa hal lain yang harus kamu ketahui jika tertarik untuk menjadi seorang data scientist. Apa saja?
1. Latar belakang pendidikan
Ilustrasi Bidang IT (Foto: thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Bidang IT (Foto: thinkstock)
Jika kamu ingin menjadi seorang data scientist, kamu memang disarankan untuk ‘lebih baik’ menempuh pendidikan sarjana dengan jurusan kuliah yang bersifat teknikal seperti IT, ilmu komputer, matematika, fisika atau sejenisnya.
Dikutip dari Get Educated, tercatat 73 persen orang yang bekerja sebagai data scientist memiliki gelar sarjana yang berkenaan dengan profesinya dan 38 persennya bahkan telah memiliki gelar doktor. Namun sebenarnya, untuk menjadi seorang data scientist tidak perlu memiliki gelar akademis yang tinggi kecuali jika kamu ingin mencapai karier yang lebih mapan lagi di bidang tersebut seperti data scientist manager, misalnya.
ADVERTISEMENT
2. Gaji
Ilustrasi Gaji (Foto: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Gaji (Foto: Pixabay)
Untuk masalah gaji, data scientist memang disebut-sebut sebagai salah satu profesi yang punya penghasilan tinggi. Besarnya kisaran gaji data scientist, memang tergantung dari banyak hal.
Setiap negara, perusahaan, pengalaman dan kemampuan data scientistnya sendiri jadi faktor yang mempengaruhi. Hal ini juga dibenarkan oleh Yosua, data scientist dari kumparan.
“Gaji data scientist (umumnya) punya range yang sangat besar, dari Rp 5 juta per bulan sampai Rp 150 juta per bulan jika di perusahaan besar di Amerika,” ungkapnya.
Dilansir Glassdoor, LinkedIn menjadi perusahaan yang memberi gaji paling tinggi untuk seorang principal data scientist yaitu berkisar 228 ribu USD hingga 252 ribu USD atau setara Rp 3,3-3,6 miliar per tahun. Sedangkan untuk level entry-nya, Netflix menjadi perusahaan dengan bayaran tertinggi untuk staff data scientist yaitu berkisar 198 ribu USD hingga 213 ribu USD atau setara Rp 2,8-3 miliar per tahunnya.
ADVERTISEMENT
Di Indonesia sendiri, untuk level entry, data scientist bisa mendapat bayaran Rp 5-9 juta per bulan. Tergantung pada perusahaan dan pengalaman.
3. Karakter yang harus dimiliki
Ilustrasi data scientist (Foto: StartupStockPhotos)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi data scientist (Foto: StartupStockPhotos)
Selain gelar akademik yang berhubungan dengan IT atau matematika, seorang data scientist juga harus punya karakter yang ulet dan sifat ‘penasaran’ untuk bisa memecahkan masalah.
Selain itu, kamu juga harus punya kemampuan intrapersonal yang baik. Kamu tentu memerlukan data dari setiap divisi atau bidang dari setiap pekerjaan di satu perusahaan, agar kamu bisa mengolah informasi supaya bermanfaat dan punya nilai lebih. Kemampuan intrapersonal yang baik akan membantu seorang data scientist mencapai kesimpulan yang tepat.
4. Pekerjaan yang membahagiakan
Ilustrasi pekerja kantoran. (Foto: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pekerja kantoran. (Foto: Pixabay)
Meski seorang data scientist punya tanggung jawab dan peran yang besar dalam sebuah perusahaan, mereka dituntut untuk tetap fokus dan mampu memberi perhatian yang detail pada setiap data.
ADVERTISEMENT
Masih dari Data Scientist Report 2017 oleh Smith Hanley, tercatat, 51 persen para data scientist menghabiskan waktunya setiap hari untuk mengumpulkan, memberi label, membersihkan, dan mengatur data.
Sekitar 60 persennya mengatakan membersihkan dan mengatur data sebagai tugas yang paling mereka tidak sukai. Sisanya mengatakan tidak suka mengerjakan 'label data' dan 'pengumpulan dataset'. Itu adalah tiga teratas tugas yang paling tidak disukai data scientist karena banyak menghabiskan waktu.
Namun, tidak menyukai tugas bukan berarti mereka tidak bahagia dengan pekerjaannya, dalam survei yang sama, pada 2015, sekitar 67 persen data scientist mengaku sangat bahagia dengan pekerjaan mereka. Tingkat kebahagiaan ini nyatanya meningkat pada 2017 yang mencapai angka 88 persen.
ADVERTISEMENT
Jadi, apa kamu tertarik untuk menjadi seorang data scientist?