Siapa yang Diuntungkan dari Merchandise Band, Penggemar atau Musisi?

4 Mei 2018 18:47 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Band T-Shirt Day: Acara Penggila Kaos Band (Foto: Iqbal Dwiharianto/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Band T-Shirt Day: Acara Penggila Kaos Band (Foto: Iqbal Dwiharianto/kumparan)
ADVERTISEMENT
Meski rilisan album kerap diketahui sebagai 'produk' utama dari para musisi, hal lain yang sebenarnya hampir tak bisa luput dari sepak terjang sebuah nama band di jagat industri musik adalah keberadaan merchandisenya.
ADVERTISEMENT
Tak hanya menjadi sebuah bentuk pengukuh bagi keberadaan band tersebut, namun, merchandise juga bisa dipandang sebagai wujud simbiosis mutualisme antara sang idola dan para penggemarnya.
Meski begitu, apa sebenarnya pendapat para pelaku utama industri musik terhadap pengaruh merchandise dalam karier mereka? kumparan (kumparan.com) berbicara kepada beberapa musisi mengenai hal tersebut.
Dochi Sadega (32) adalah salah satunya. Frontman unit pop punk asal Jakarta, Pee Wee Gaskins, mengakui bahwa hingga saat ini merchandise merupakan salah satu aspek yang cukup penting untuk mendongkrak eksistensi sebuah band.
Sebab, merchandise yang dapat dibuat ke dalam berbagai macam bentuk itu, bisa menjadi alat pemasaran yang efektif untuk mempromosikan bandnya.
"Karena ke mana pun merchandise itu dipakai, otomatis dia ikut mengiklankan band tersebut," tutur Dochi saat dihubungi kumparan pada Jumat (4/5) sore.
ADVERTISEMENT
Lebih dari itu, menurut Dochi, keberadaan merchandise tidaklah hanya menguntungkan pihak band saja, namun juga para penggemar. Sebab, ada proses yang saling ‘menguntungkan’ pada hal tersebut.
The Who 1973 staff shirt (Foto: Dok. eBay)
zoom-in-whitePerbesar
The Who 1973 staff shirt (Foto: Dok. eBay)
"Band bisa tetap melakukan apa yang mereka lakukan. Karena uangnya (bisa) kembali digunakan untuk membuat musik dan membuat kami tetap bermain musik," lanjut Dochi.
"Fans juga happy (karena) bisa koleksi dan mengekspresikan diri. Tambahannya, itu juga bisa digunakan untuk investasi," tambahnya.
Hampir senada dengan Dochi, Sammy Bramantyo dari Seringai, menganggap kehadiran merchandise sebagai hal yang sangat penting. Terutama bagi bandnya yang notabene berasal dari genre musik dengan kultur penggemar yang 'gila' akan merchandise.
"Kebetulan genre musik di mana Seringai berada, yakni rock dan metal, kulturnya seperti itu," tutur Sammy.
Arian, vokalis Seringai (Foto: Instagram @aparatmati)
zoom-in-whitePerbesar
Arian, vokalis Seringai (Foto: Instagram @aparatmati)
Begitu juga soal keuntungan dari merchandise. Bagi Sammy, mengambil keuntungan untuk band dari penjualan merchandise itu harus. Sebab, hal tersebut juga bisa menjadi sesuatu yang mendukung kelanggengan bandnya.
ADVERTISEMENT
"(Memberikan) sesuatu untuk fans juga pasti. Karena gue pun senang membeli dan memakai merchandise band kesukaan gue sendiri. Selain gue pastinya merasa keren, gue juga sekalian mendukung band itu untuk terus berkarya," lanjut Sammy.
Hal yang sama pun diakui Dimas Anggara (25), vokalis M R T. Saat berbicara tentang siapa yang sebenarnya diuntungkan dari keberadaan merchandise, menurutnya, secara finansial band sudah pasti mendapat keuntungan tersebut. Namun, bagi para fans yang memang menggemari sebuah band, keberadaan merchandise juga bisa memenuhi kebutuhan mereka untuk hobi koleksinya.
"Untuk fans, kalau memang sangat menyukai bandnya atau memang kolektor merchandise eksklusif, membeli merchandise dari band yang mereka suka itu kepuasan tersendiri, sih, karena gue pribadi suka beli baju band juga," ujar Dimas.
ADVERTISEMENT
Selain itu, ia tak menafikan bahwa keberadaan merchandise, selain sebagai bisa dijadikan sebagai medium promosi, hal tersebut juga bisa dilihat sebagai sebuah pelengkap bagi karya musik yang telah diciptakan sebuah band.
"Rasanya kurang aja kalau sebagai sebuah band, kami udah buat sesuatu yang bisa didengar, kenapa enggak sekalian buat yang bisa digunakan juga?" tutup Dimas.