Survei: Generasi Milenial Mudah Stres saat Bekerja

29 Agustus 2018 17:16 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
com-Ilustrasi Stres (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
com-Ilustrasi Stres (Foto: Thinkstock)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Milenial dikenal sebagai generasi dengan banyak stereotip, salah satunya adalah soal tingkat stres saat bekerja. Tak hanya dianggap sebagai generasi ‘kutu loncat’, nyatanya, milenial disebut lebih banyak memiliki masalah dengan stres dibandingkan dengan generasi lainnya.
ADVERTISEMENT
Hal tersebut diketahui berdasarkan sebuah survei dari Mental Health Foundation tahun 2018. dilansir The Ladders, survei yang melibatkan sebanyak 4.500 responden tersebut, menunjukkan bahwa 27 persen milenial mengaku merasa terganggu dengan stres yang dialaminya saat bekerja. Perbedaan tersebut terlihat cukup signifikan dengan generasi dua generasi sebelumnya, baby boomers, yang notabene hanya mencapai 12 persen saja.
Secara lebih spesifik, survei tersebut juga menunjukkan bahwa 34 persen milenial merasa mengalami penurunan dalam tingkat produktivitas saat berada dalam kondisi stres. Sementara, pengalaman yang sama hanya dialami sekitar setengah dari persentase tersebut (19 persen) oleh mereka yang tergolong di luar dari generasi milenial.
Sayangnya, meski merasa demikian, hanya terdapat 14 persen dari keseluruhan responden yang berani berbicara langsung kepada atasannya atas keluhan tersebut.
ADVERTISEMENT
Dengan hasil yang diperolehnya, survei tersebut berkesimpulan bahwa terdapat setidaknya dua hal yang menyebabkan milenial memiliki tendensi untuk merasakan stres yang berlebih saat bekerja, yakni karena prospek kerja yang belum jelas dan beban kerja yang berlebihan.
"Milenial lebih banyak mendapat kontrak kerja yang tidak aman, bayaran yang rendah dan beban pekerjaan yang tinggi. Tekanan yang mereka hadapi di dunia kerja saat ini sangat berbeda dengan apa yang ada di masa lalu," tutur Richard Grange selaku Juru Bicara dari Mental Health Foundation.