news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Teruntuk Milenial, Berikut 5 Cara Mengatasi FOMO

8 November 2022 12:44 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ilustrasi wanita cemas, stres atau depresi Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
ilustrasi wanita cemas, stres atau depresi Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Fear Of Missing Out (FOMO) atau “takut ketinggalan” menjadi fenomena nyata yang semakin umum, hal ini terjadi karena beberapa orang takut merasa tertinggal jika tidak update sesuatu seperti berita, tren, dan aktivitas lain.
ADVERTISEMENT
Perasaan ini mencakup merasa cemas dan takut yang timbul dari pikirannya sendiri. Mengutip Trust Pulse, 69 persen generasi milenial pernah atau sering mengalami FOMO.
Fenomena ini tentu dapat berbahaya, karena keinginan untuk terus menggunakan media sosial dapat meningkatkan rasa tidak bahagia dan ketidakpuasan dalam hidup. Oleh karena itu perlu melakukan cara untuk mengatasinya.
Lantas kira-kira bagaimana cara untuk mengatasinya? Berikut cara yang bisa kamu lakukan.

Ubah fokusmu

Ilustrasi Instagram. Foto: Shutterstock
Daripada berfokus pada kekuranganmu, cobalah perhatikan apa yang kamu sudah miliki. Ini lebih mudah diucapkan daripada dilakukan di media sosial, di mana kita mungkin dibombardir dengan foto hal-hal yang tidak kita miliki, tetapi itu bisa dilakukan.
Kamu bisa lebih memfilter orang-orang yang lebih positif ke feed Instagrammu dan sembunyikan orang-orang yang cenderung terlalu menyombongkan diri atau yang tidak mendukungmu. Berusahalah untuk mengidentifikasi apa yang mungkin melemahkan kesenanganmu secara online.
ADVERTISEMENT

Coba detoks digital

Ilustrasi Instagram. Foto: Nugroho Sejati/kumparan
Menghabiskan terlalu banyak waktu di ponsel atau aplikasi media sosial dapat meningkatkan FOMO. Mengurangi penggunaanmu atau bahkan melakukan detoks digital di mana kamu beristirahat dari perangkat digital, dapat membantumu lebih fokus pada hidup nyata tanpa membuat perbandingan terus-menerus.
Jika kamu tidak bisa melakukan detoks digital karena harus berurusan dengan pekerjaan di media sosial, kamu bisa pertimbangkan untuk membatasi penggunaan aplikasi media sosial tertentu yang sering membuatmu merasa kehilangan.

Journaling

Ilustrasi menulis surat. Foto: plo/shutterstock
Membuat jurnal ternyata dapat membantumu mengalihkan fokus dari persetujuan publik ke apresiasi pribadi atas hal-hal yang membuat hidupmu senang. Pergeseran ini terkadang dapat membantumu keluar dari siklus media sosial dan FOMO.

Carilah Koneksi Nyata

Ilustrasi kemping bersama teman Foto: Shutter Stock
Cara ini bisa kamu terapkan dengan membuat rencana dengan sahabatmu, pergi tamasya, atau melakukan kegiatan sosial apa pun yang membuatmu keluar dengan teman-teman dapat menjadi perubahan kecepatan yang menyenangkan, dan ini dapat membantumu menghilangkan perasaan yang kamu lewatkan.
ADVERTISEMENT

Lebih banyak bersyukur

Ilustrasi wanita bahagia. Foto: Look Studio/Shutterstock
Studi menunjukkan bahwa terlibat dalam kegiatan yang meningkatkan rasa syukur seperti membuat jurnal rasa syukur atau sekadar memberi tahu orang lain apa yang kamu hargai tentang mereka dapat mengangkat semangatmu serta semua orang di sekitarmu, lho.
Meningkatkan suasana hati menjadi hal yang kamu butuhkan untuk menghilangkan depresi dan kecemasan. Kamu mungkin tidak ingin masuk ke media sosial atau lubang kelinci FOMO-nya. engan lebih banyak bersyukur, kamu akan mulai merasa bahwa ternyata kamu memiliki apa yang dibutuhkan dalam hidup. Hal ini juga bagus untuk kesehatan mental maupun emosional.
Laporan Mutiara Oktaviana