Waspada 7 Tanda Kekerasan Emosional dalam Hubungan

7 Desember 2017 12:39 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tidak perlu berusaha membaca pikiran pasangan (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Tidak perlu berusaha membaca pikiran pasangan (Foto: Thinkstock)
ADVERTISEMENT
Kekerasan emosional bisa terjadi pada siapa saja. Anak-anak, remaja, hingga orang dewasa. Karena bentuknya yang tidak terlihat mata, kekerasan emosional justru banyak dianggap sepele. Padahal, dampak  yang ditimbulkan bisa sangat buruk bagi pengembangan diri seseorang. 
ADVERTISEMENT
Salah satu hubungan yang rentan menjadi sasaran kekerasan emosional adalah hubungan pacaran, khusunya kalangan muda. Jiwa muda, emosi yang tidak stabil, belum lagi rasa insecure yang sering melanda pikiran kalangan muda malah makin memperbesar kemungkinan terjadi kekerasan emosional dalam hubungan pacaran yang mereka jalani. 
Kekerasan emosional atau yang biasa dikenal dengan kekerasan verbal ini memiliki beberapa tanda. Biasanya, korban tidak menyadari ia telah mengalami kekerasan emosional karena bentuknya yang tidak terlihat. Soal dampak, selain mencoreng harga diri dan rasa percaya diri, kekerasan emosional juga bisa membuat stress, depresi, khawatir, hingga bunuh diri. 
Agar kamu bisa mendeteksi sedini mungkin tanda-tanda kekerasan emosional yang ada di hubungan yang kamu jalani, simak 7 tanda yang kumparan (kumparan.com) rangkum dari berbagai sumber berikut.
ADVERTISEMENT
1. Penggunaan kata-kata kasar
Ilustrasi Pasangan Bertengkar (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Pasangan Bertengkar (Foto: Thinkstock)
Dalam sebuah hubungan, tidak jarang kata-kata kasar terlontar saat sedang emosi. Beberapa makian pun tak segan keluar dari mulut pasangan tiap kalian bertengkar. Hal ini perlu kamu waspadai. Sebab kalau masih pacaran saja kamu sudah diperlakukan seperti itu, apalagi saat menikah nanti. Ada baiknya kamu mempertimbangkan kembali hubungan tersebut.
2. Penolakan
Lampiaskan rasa marah (Foto: Thibkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Lampiaskan rasa marah (Foto: Thibkstock)
Kamu adalah pasangannya, harusnya kalian berdua membicarakan hal-hal bersama. Si dia justru memilih untuk menolak apapun ide atau pembicaraan yang kamu lontarkan. Waspadalah, sebab hal ini bisa jadi membunuh  keberanian kamu dalam mengungkapkan pendapat. 
3. Menyerang titik kelemahan
Ilustrasi pasangan yang bertengkar (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pasangan yang bertengkar (Foto: Thinkstock)
Setiap orang pasti memiliki titik kelemahan, tetapi pasangan  kamu justru mencibir kelemahanmu secara terus-menerus. Hal ini tidak wajar dalam setiap hubungan. Kamu memang memberi tahunya semua kelemahan kamu, tetapi menjajdikannya senjata untuk mencibir kamu itu tidak etis.
ADVERTISEMENT
4. Mengatur keuanganmu
Pasangan harus tahu gaji masing-masing. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Pasangan harus tahu gaji masing-masing. (Foto: Thinkstock)
Kamu menjadi tergantung padanya dan ia mengambil alih semua perhitungan dompet kamu, atau bahkan melarangmu untuk bekerja. Hal ini menyebabkan kamu menjadi bergantung padanya. Ada baiknya jika urusan keuangan diatur oleh mamsing-masing pihak sebelum resmi terikat dalam hubungan pernikahan.
5. Menjatuhkan harga diri
Pria dan wanita. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Pria dan wanita. (Foto: Thinkstock)
Dia selau memanggil namamu dengan embel-embel buruk seperti "bodoh", memalukan dirimu di depan teman-teman kamu, bahkan menyalahkan kamu atas sesuatu yang terjadi di antara kalian. Ini salah satu sikapnya yang melecehkan kamu secara emosional, lho!
6. Mengungkit masa lalu
Tidak ada gunanya membicarakan masa lalu (Foto: thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Tidak ada gunanya membicarakan masa lalu (Foto: thinkstock)
Setiap individu punya masa lalu dalam  hubungan mereka bersama orang lain. Namun, bukan berarti ini dijadikan sebagai senjata untuk mengungkit masa lalu kamu.
ADVERTISEMENT
7. Mengisolasi
Terlalu mengekang. (Foto: Shutterstock)
zoom-in-whitePerbesar
Terlalu mengekang. (Foto: Shutterstock)
Ia membatasi dunia sosial kamu. Melarang kamu berpergian bersama teman-teman kampus, atau menyuruh kamu untuk berhenti menghubungi orang-orang terdekat seperti keluarga atau sahabat. Kamu tidak memiliki dunia lain selain dia. Ini juga merupakan salah satu bentuk pelecehan emosional yang biasa terjadi dalam sebuah hubungan.